Di Nikahi Majikan Ku

" mulai sekarang kamu boleh menempati kamar ini " ucap Adrian.

" baik tuan "

***

Saat menunggu Adrian, Naura tidak bisa tenang dia mulai membayangkan bagaimana dia bisa melewati malam ini bersama majikannya. dengan gelisah Naura terus menatap pintu kamar mandi.

Dia juga tak berani duduk lama-lama di ranjang majikannya, Naura memilih untuk berdiri saja dan menatap kosong ranjang tersebut.

" bagaimana ini " gumam Naura, ada rasa takut yang menjalar, Naura meremas ujung kaus nya.

cek lek

terdengar suara pintu terbuka mengalihkan perhatian gadis cantik itu, Naura terkejut saat mendapati Adrian hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawahnya saja. Naura segera memalingkan wajahnya ke arah lain.

" kamu belum tidur " tanya Adrian, melihat Naura yang gugup dan wajahnya yang terlihat ketakutan, Adrian tersenyum tipis.

setelah memakai piyama nya, dia naik ke atas ranjang, lalu menepuk-nepuk ranjang di sebelahnya.

" kemarilah " ujar Adrian, dengan suara berat namun lembut. Naura menurut dan akhirnya duduk di samping Adrian.

" apa kamu takut " tanya Adrian. namun tidak ada jawaban dari Naura.

" aku tidak akan melakukan apa-apa malam ini, jadi tidurlah di sini " ucap Adrian.

setelah mendengar itu Naura merasa dirinya aman untuk sekarang. tangannya dengan cepat menarik selimut menutupi bagian tubuhnya, memejamkan matanya dengan paksa.

Adrian tersenyum melihat tingkah Naura yang lucu, dia pun ikut menyusul, membaringkan tubuhnya. tak berselang lama terdengar dengkuran halus dari Adrian menandakan bahwa dia sudah ada di alam mimpi.

Ya Tuhan aku tidak pernah bermimpi menikah dengan majikan ku sendiri, pria yang begitu tegas dan berwibawa ini, memilih ku untuk di jadikan istrinya, sebenarnya apa yang tuan pikirkan tentang ku. gumam Naura dalam hati.

Barulah Naura bisa bernafas lega, dia sangat gugup dan takut. tapi entah kenapa ada sesuatu yang membuatnya kecewa, Naura pun membelakangi Adrian dan mulai tertidur lelap.

***

puku 04:45 Naura terbangun dari tidurnya dia merasa ada sensi hangat dan berat di pinggang nya, Aroma maskulin yang khas tercium oleh Naura, saat membuka matanya perlahan dia terkejut ada tangan yang melingkar di pinggangnya, dia berteriak dalam hati lalu dengan cepat turun dari ranjang, seakan lupa bahwa dirinya sudah menikah dengan majikannya.

" astaga aku kaget " gumam Naura, dia mengelus dadanya. Adrian yang terganggu pun membuka matanya dan melihat naura yang berdiri menatapnya.

" ada apa " tanya Adrian, pria itu melihat alarm yang ada di meja nakas samping tempat tidur, jam menunjukkan 04:46 , masih subuh tapi Naura sudah bangun.

" kemari, tidur lagi apa kata orang-orang nanti, jika kamu keluar sekarang " ucap Adrian dengan suara serak khas bangun tidur.

Naura menurut dan kembali naik ke atas ranjang, dia tidur membelakangi Adrian,rasa canggung tidur seranjang dengan majikannya sendiri, saat Naura memejamkan matanya kembali. sebuah tangan kembali memeluk nya, membuat Naura berdebar-debar dan pipinya memanas.

" diam, jangan banyak bergerak " bisik Adrian, sambil memeluk Naura yang kini menjadi istrinya.

bagaimana aku bisa bergerak tuan saja memeluk ku seerat ini

matahari pagi menyelinap masuk ke sela-sela gorden, membangunkan wanita cantik yang tertidur pulas. Naura menggeliat pelan, merasakan kelembutan seprai sutra.

perlu waktu untuk Naura mengenali dia ada di mana, Naura duduk lalu pandangannya teralihkan ke arah balkon yang terbuka, dia pun melebarkan matanya terkejut karena Naura merasa dirinya kesiangan, karena matahari pagi mulai menghangat.

cepat-cepat Naura turun dari ranjang merapikan nya, baru hendak keluar dari kamar terdengar suara ketukan pintu dari luar.

" bibi " gumam Naura, dia menjadi gugup, malu, dan salah tingkah.

" pagi nyonya apa tuan ada " tanya bibi May, dengan sopan, sambil tersenyum ramah.

Naura terkejut bibi May menyebutnya nyonya dengan ramah, dia merasa canggung dan tidak terbiasa, yang tadinya memanggilnya rara kini bibi May memanggilnya dengan sebutan nyonya. Naura merasa ada jarak yang bibi May buat untuknya.

" tuan..."

cek lek

pintu kamar mandi terbuka terlihat Adrian keluar dengan rambut basah yang belum dia keringkan, aroma sabun dan wangi tubuhnya yang khas memenuhi seisi kamar, Adrian melihat Naura dan bibi May di ambang pintu.

" ada apa bi " tanya Adrian, dengan handuk putih yang melilit di pinggangnya, Adrian mendekati mereka, dia memamerkan dada bidangnya dan otot-otot perutnya, Naura cepat-cepat mengalihkan pandangan nya.

" ini kopi yang tuan minta tadi " ujar bibi May.

" ah.. iya taruh saja di sana " kata Adrian, menujukan meja kecil yang ada di balkon, bibi May pun menuruti sesuai perintah menaruh kopinya di sana.

" terimakasih bi " ucap Adrian.

" sama-sama tuan, kalau begitu saya permisi " ucap bibi May.

" iya "

" Ra tolong siapkan bajuku " pinta Adrian, dia berdiri di depan cermin menata rambutnya dengan minyak rambut, dia juga menyemprotkan parfum pada tubuhnya.

" tuan saya taruh di sini " ucap Naura, dia menatap punggung Adrian untuk beberapa saat.

" ada apa " tanya Adrian.

" saya mau ke bawah, tuan mau sarapan apa " tanya Naura dengan canggung.

" seperti biasa " ucap Adrian, saat Naura hendak pergi tiba-tiba saja Adrian menarik tangan Naura kepelukannya, masih dengan posisi bertelanjang dada dan hanya mengenakan handuk saja, untuk pertama kalinya Naura bersentuhan kulit yang sangat intim dengan mantan majikannya.

jantungnya berdebar-debar tidak bisa dia kontrol, Naura seketika menjadi tegang dan gugup, pandangan mereka bertemu satu sama lain untuk pertama kalinya, Naura menatap manik mata Adrian yang coklat pekat.

Adrian tersenyum tipis saat Naura akhirnya menatapnya, kemarin dan malam tadi Naura sama sekali tidak memandangnya.

" apa aku tampan " celetuk Adrian, sambil tersenyum tipis di bibir pria itu.Naura terdiam sejenak tidak bisa berkata-kata.

" ya...ah tuan sangat ta.. tampan " jawab Naura dengan terbata-bata, dengan Naura yang masih ada dalam pelukan Adrian.

Adrian menyunggingkan senyum tipis, perlahan Adrian mendekatkan wajahnya ke wajah Naura, pandangannya ter fokuskan pada bibir ranum Naura yang tebal, seakan menggoda dirinya untuk segera melahap habis bibir itu.

Naura seakan tau apa yang akan Adrian lakukan padanya, cepat-cepat Naura memejamkan matanya tubuhnya menegang, hembusan nafas Adrian menyentuh kulit wajahnya, jantung Naura semakin berdegup kencang.

bibir Adrian menyentuh bibir Naura dengan lembut, ciuman itu tidak terburu-buru, hanya sentuhan manis yang hangat. Naura menahan nafasnya dia tak berani untuk membuka kedua matanya.

setelah beberapa saat Adrian melepas ciumannya, melihat Naura yang terdiam kaku membuat Adrian menyunggingkan senyuman di bibirnya. ' lucu ' itu kesan Adrian pada istrinya.

Adrian tahun ciuman ini adalah pertama kalinya untuk Naura. jadi dia tidak ingin terburu-buru, Adrian ingin mendekatinya dengan kehati-hati.

manis, aku yang pertama mendapatkan ciuman nya. kata Adrian dalam hatinya, sambil tersenyum, ibu jari nya mengusap lembut bibir Naura.

duh malu, bagaimana ini aku bahkan belum mandi dan sikat gigi, apa gak bau ya. ' gerutu Naura dalam hati.