Camelia mengulurkan tangannya untuk Raisa, ketika mereka masih kecil. Camelia meminta orang tuanya mengadopsi Raisa, menjadi kakaknya, karena Raisa sudah menjadi yatim piatu akibat kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan.
Sayangnya setelah dewasa, keduanya jatuh cinta pada pria yang sama. Raisa yang merasa iri dengki pada Camelia yang mendapatkan segalanya. Bahkan tega meracuni kedua orang tua Camelia, juga Camelia. Bahkan membakar rumahnya.
Setelah itu, Raisa melakukan operasi plastik persis seperti wajah Camelia. Rayyan yang baru kembali dari luar negeri, membawa Camelia palsu ke rumahnya, menikahinya.
Tanpa dia tahu, Camelia yang asli tengah berjuang antara hidup dan mati.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon noerazzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9. Cari Gara-gara Lagi
Masalah masakan yang rasanya seperti lautan garam itu pun selesai malam itu juga. Karena pelayan itu sudah minta maaf, dia sebenarnya tidak tahu kenapa bisa seperti itu. Tapi masakan itu adalah masakannya. Jadi dia meminta maaf pada Vivian dan semuanya. Dan Vania bukanlah orang yang suka memperhitungkan sesuatu secara berlebihan. Kali itu adalah kesalahan pertama yang pernah di lakukan pelayan bagian dapur itu setelah bekerja tiga tahun di rumahnya. Pada akhirnya Vania memaafkannya, tentunya setelah mendapatkan ijin dari sang ibu mertua.
Namun, Vivian semakin merasa ada yang tidak beres. Pelayan yang bekerja di dapur itu sudah bertahun-tahun memasak sup kepiting untuknya. Dan biasanya tidak pernah ada kesalahan. Baru kali ini saja, setelah Raisa masuk ke rumah mereka itu. Tapi, Vivian juga merasa kalau dia semakin menunjukkan rasa tidak sukanya. Maka mungkin saja anak dan menantunya akan semakin serba salah.
Malam itu, Vivian menginap di rumah Vania dan Keanu. Dan mengajak Camelia kecil, cucu kesayangannya untuk tidur bersamanya.
Namun ketika semua orang sedang tidur dengan tenang. Sesosok gadis kecil masuk ke dalam kamar Camelia secara diam-diam. Dia membawa sesuatu yang dia dapatkan dari selokan belakang rumah ke dalam lemari Camelia kecil.
Hal seperti itu tidak membuatnya jijik, binatang pengerat itu bahkan dia pegang dengan tangannya.
Setelah menutup pintu lemari, gadis itu bahkan menepuk-nepuk kedua telapak tangannya dan dia terlihat tersenyum bangga dengan apa yang sudah dia lakukan itu.
'Heh, kenapa memangnya kalau kamu punya gaun yang bagus dan cantik dari nenekmu uty Caca. Kalau sudah di gigitt tikus got, dan iyuhhh di kencingii, kan jadi bau juga!' batinnya yang segera terkekeh pelan lalu keluar dari kamar Camelia itu.
Dengan tanpa bersalah, bahkan setelah melakukan sesuatu yang pastinya akan membuat Camelia menangis itu. Raisa kembali tidur di katanya dengan sangat santai.
**
Keesokan harinya, Vivian minta bibi Uni mengambilkan gaun yang dia belikan untuk Camelia. Seperti biasanya, kalau Vivian menginap di rumah ini. Maka Vivian lah yang akan mengurus Camelia.
Bibi Uni juga segera mengangguk patuh. Dia berjalan dengan sangat bersemangat menaiki anak tangga. Lalu menuju kemar nona kecilnya itu.
Bibi Uni membuka lemari, dan...
Cit cit
"Agkhh!" pekik bibi Uni terkejut.
Sangking terkejutnya, wanita 35 tahun itu sampai melompat ke atas tempat tidur Camelia. Tikus dengan lari yang sangat cepat itu keluar dari lemari begitu bibi Uni membuka pintu lemari. Membuat bibi Uni yang memang sudah bekerja selama 5 tahun di sini belum pernah bertemu yang namanya hewan pengerat jenis itu.
Rumah ini sangat bersih di dalamnya. Jangankan hewan pengerat besar hitam berbuluu seperti itu. Kecoakpun hanya akan terlihat di halaman belakang. Kenapa bisa hewan itu berada di dalam lemarinya Caca.
"Tikuss! tikuss!" pekik bibi Uni yang memang merasa geli bercampur takut juga.
Sementara hewan pengerat itu sebenarnya juga sedang mencari celah untuk keluar. Tapi memang di kamar Camelia ini tidak ada lubang sedikitpun. Jadi, hewan itu malah hanya bisa lari kesana kemari tak tentu arah. Meninggalkan jejaknya yang memiliki aroma tidak sedap di seluruh kamar Camelia.
Sementara Raisa yang mendengar suara bibi Uni berteriak dari kamar Camelia terlihat sangat puas. Dia bahkan berpura-pura tidak mendengar, malah santai menuruni anak tangga dan bergegas ke ruang makan. Dia sudah sangat lapar.
Sementara itu, ada pelayan lain yang memang sedang membersihkan lantai dua mendengar suara bibi Uni berteriak 'tikuss'
"Hah, tikus? apa aku tidak salah dengar? selama ini tidak ada tikus di dalam rumah!" ujarnya yang segera menuju ke pintu kamar Camelia dengan kemoceng yang ada di tangannya.
Pelayan yang bertugas membersihkan rumah itu membuka pintu kamar Camelia.
Cekrekk
Cit cit
"Astaga!"
Pelayan itu sampai mematung di tempatnya. Dengan kedua tangan terangkat dan mulut terbuka bersandar di pintu yang baru terbuka.
Bibi Uni yang sudah melihat tikuss itu berlari keluar dari kamar, segera turun dari tempat tidur. Sambil bergidik dia mendekati Sari, pelayan yang membuka pintu tadi.
"Hihh, darimana datangnya tikus itu ya?" tanya bibi Uni.
Pelayan bernama Sari itu segera menggelengkan kepalanya.
"Gak tahu bi, ayo lapor nyonya. Nanti dia bikin sarang, dan merajalela di rumah ini kan berbahaya!" ujar Sari.
Bibi Uni mengangguk cepat. Dia benar-benar geli dan takut. Mungkin karena sudah lama tidak melihat hewan pengerat seperti itu.
"Aku mau ambil gaun non Caca dulu. Nanti aku lapor nyonya!" kata bibi Uni yang segera diangguki oleh Sari.
Sari pun keluar dari kamar itu, niatnya mau melanjutkan pekerjaan. Tapi dia kembali dikejutkan oleh teriakan bibi Uni.
"Ya ampun, gaun non Caca!"
"Kenapa bibi Uni?" tanya Sari.
Bibi Uni pun menunjukkan gaun-gaun baru nona kecilnya yang sudah di gerogotii tikus. Dan baunya sangat tidak sedap.
"Ya ampun" ucap Sari yang juga angkat terkejut.
Keduanya lantas melaporkan apa yang mereka temukan itu pada Vania. Vania masih berada di kamarnya, sedang membantu suaminya bersikap bekerja.
Melihat gaun Caca yang jadi seperti itu. Vania sangat terkejut.
"Kok bisa ada tikus di rumah?" tanya Vania bingung.
Selama ini dia selalu minta para pelayannya untuk membersihkan rumah dengan baik. Dan selama ini dia juga belum mendengar hal seperti ini terjadi di rumahnya.
"Tidak tahu nyonya, sebelumnya kemarin saat saya meletakkan gaun itu di dalam lemari. Lemarinya bersih nyonya, wangi. Dan tidak ada tikusnya. Tadi pagi saat nyonya besar suruh saya ambil gaun nona Caca. Pas saya buka pintu lemarinya, tiba-tiba saja tikusnya muncul nyonya. Besar sekali, bau! langsung lari kesana kemari. Hihh, ngeri nyonya!" terang bibi Uni yang menceritakan secara detail tentang apa yang membuatnya sangat ketakutan tadi.
Bukan saja ceritanya yang sangat detail. Bibi Uni bahkan juga mengekspresikan semua itu secara detail. .
Vania menghela nafas panjang. Gaun anaknya jadi tidak seperti itu.
"Bibi Sari, minta pak Parjo panggil petugas pengusir hama ya. Pokoknya tangkap tikus itu..."
"Ada apa ini?" tanya Vivian yang mendengar keributan di pagi hari yang seharusnya tenang. Dan biasanya memang tenang di rumah ini.
***
Bersambung...
m...
sulit berpaling dari pesona Camelia 🤭
hatinya Raisa kotor sekali ya, minta di Rinso sepertinya biar bersih tanpa noda 🤣🤣🤭🤭
kok jadi kayak gitu anaknya 🤭