NovelToon NovelToon
Dua Raga Satu Jiwa

Dua Raga Satu Jiwa

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Romansa Fantasi / Time Travel / Transmigrasi / Cinta Istana/Kuno / Ruang Ajaib
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Datu Zahra

👍 Like
⭐️ Rate
🔔 Subscribe
👑 Vote

Bagaimana jika seorang putri calon ratu masa depan dari era moderen, berpindah keraga bayi merah yang baru lahir dizaman kuno...?

Apakah ia akan bisa menyesuailan diri..? karena keluarga barunya dizaman kuno ini hanya orangtua yang sederhana...?

Apakah ia bisa memenuhi tanggung jawab dalam membawa perubahan untuk zaman ini...?

Akankah kehidupannya akan jauh lebih menyenangkan atau malah sebaliknya...?

Jadilah orang yang menjadi skasi kisah perjalanan calon ratu masa depan yang kembali kemasa lalu, dalam novel ini....!!!



TERIMA KASIH.....!!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal perubahan

Musim dingin mulai tiba, membuat sebagian aktifitas penduduk diempat benua terhenti. Tak ada yang bertani, tak ada yang berburu, tak ada nelayan yang mencari ikan dilautan. Semuanya lebih banyak menghabiskan waktu dirumah.

Hanya aktifitas perdagangan dan pemerintahan yang tetap aktif berjalan.

Gudang makanan para penduduk sudah penuh dengan berbagai macam bahan pangan. Dari beras, gandum, tepung, jagung, kentang dan berbagai macam sayuran.

Ada juga yang menyimpan stok daging atau ikan dari membeli atau hasil buruan, yang ditaruh digentong tanah liat lalu diletakkan dibelakang rumah agar tertimbun oleh salju. Sehingga daging dan ikan itu tidak cepat busuk karena membeku.

Tapi semua itu hanya berlaku untuk para orang kaya atau yang ekonominya sedikit lebih baik. Sedangkan untuk rakyat yang dibilang miskin, mereka hanya memiliki sedikit beras, gandum, jagung dan kentang. Mereka juga akan lebih banyak menghemat sampai harus rela menahan lapar.

"Uh, setiap musim dingin pasti selalu begini." keluh Yu Shu mengeratkan jubah yang ia pakai.

"Harusnya dirumah ada perapian." gumam bocah itu lagi, sembari merebahkan tubuhnya keranjang.

Matanya menelisik atap rumah, kemudian turun kedinding kayu. Otak pintarnya berputar, mencari ide dan akal untuk mengatasi masalah yang selalu dihadapi jika musim dingin tiba.

"Aha, aku tau harus apa." ucap bocah itu sembari menjentikkan jari jempol dan telunjuk hingga menghasilkan bunyi khas.

Dan dari sini lah awal mula perubahan terjadi didesa Zi-tong.

Yu Shu yang sedang bermain dilereng gunung Lushan, tanpa sengaja menemukan tanah liat saat menggali. Muncullah niat untuk membuat batu bata dan genteng, terlebih didesanya banyak sekali jerami yang terbuang sia-sia atau berakhir dengan dibakar.

Dan untuk pertama kalinya, Yu Shu diperbolehkan pergi kegunung. Yu Shu memilih Gunung Gora untuk dijelajahi. Dan benar saja digunung itu ia mendapat hasil yang amat sangat memuaskan.

Yu Shu melihat pasir hitam halus dan juga kasar, kerikil, batu-batu dengan berbagai macam ukuran, serta bubuk hitam yang menyerupai semen.

Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Yu Shu. Setiap harinya ia akan pergi kegunung Gora, mengambil pasir, kerikil, batu dan bubuk hitam ( sebut saja semen ya) dan dikumpulkan dibelakang rumah.

Setelah dirasa cukup, Yu Shu menggali tanah liat, mencampurnya dengan jerami yang dicincang halus, kemudian dicetak menjadi batu bata dan genteng.

Sesuai dengan ingatan pengetahuan yang ada dikepalanya, Yu Shu membuat cetakan batu bata dan genteng dengan kayu. Untuk ukuran dan beratnya ia sesuaikan dengan tepat.

Sudah pasti apa yang ia lakukan itu mendapat pertanyaan dari orangtua, teman-temannya juga para penduduk desa. Yu Shu hanya menjawab lihat saja nanti hasilnya.

Batu bata dan genteng yang sudah dicetak, lalu dijemur hingga kering.

Setelah banyak, Yu Shu meminta bantuan ayahnya untuk menyusun kedua benda itu dengan rapi. Kemudian barulah dibakar dengan kayu yang sudah dikumpulkan dari hutan.

Tiga bulan waktu yang Yu Shu habiskan untuk membuat batu bata dan genteng itu. Dirasa sudah cukup untuk membuat rumah, ia pun menyarankan pada orangtuanya untuk merenovasi tempat tinggal mereka.

Duan Lei patuh mengikuti aturan dari sang putri. Rumah mereka dibangun ulang sesuai dengan keinginan anaknya.

Pondasi dibuat dengan bahan batu-batu besar, yang dicor dengan pasir halus, kasar dan semen. Setelahnya batu bata disusun dengan direkatkan menggunakan adonan semen dan pasir.

Kusen kokoh dari balok-balok kayu pohon waru, dipasang rapi.

Setelah tinggi dinding mencapai enam meter, kayu penyangga untuk atap dipasang diatas susunan batu bata, disusul dengan bilah bambu.

Pada zaman itu tidak ada paku, jadi Yu Shu menggunakan bambu yang dibuat bulat runcing sebesar sumpit. Kayu dan bambu yang dipasang berjejer rapi, dilubangi dulu dengan logam runcing bergerigi seperti mata bor jika dizaman moderen, barulah paku bambu itu disatukan.

Genteng dan plafon yang dibuat dari anyaman bambu dipasang.

Dibagian lantai, Yu Shu mencampur tanah liat dan pasir juga semen, lalu diratakan kemudian dipadatkan dan diperhalus menggunakan papan.

Bilah kayu yang tadinya dijadikan dinding, sekarang dimanfaatkan untuk pintu dan jendela.

Agar menambah kesan estetik dan lebih apik, daun pintu serta jendela, dilapisi dengan anyaman bambu yang dibuat seperti tikar, kemudian dipelitur. Begitu juga dengan kusen-kusennya.

Selain untuk pewarnaan, pelitur juga berfungsi agar kayu-kayu itu tidak mudah lapuk dan tahan akan segala kondisi cuaca.

Pelitur dihasilkan dari getah pohon damar dan pohon pinus, yang diolah terlebih dahulu sehingga menghasilkan warna mengkilap jika dioleskan pada media kayu atau bambu.

Kalau ingin warnanya alami merah kecoklatan, kedua getah itu tidak diberi campuran. Tapi jika ingin menghasilkan warna hitam, saat diproses ada tambahan arang pada getah itu.

Yu Shu juga membuat perapian dengan cerobong asap yang menembus atap rumah. Ia juga membuat oven didapur. Kedua benda itu terbuat dari batu bata, batu kali, dan juga pasir yang dicampur tanah liat, disusun dan dibentuk sesuai dengan yang ia mau.

Rumah berdinding dari kayu, bambu dan beratap jerami, sekarang sudah tidak ada lagi. Rumah yang dulu terkesan ringkih dan ada bocor jika turun hujan lebat, sekarang sudah tak terlihat.

"Hah, sekarang kita tidak akan kedinginan lagi kalau musim salju tiba." kata Yu Shu berkancah pinggang, tersenyum lebar melihat rumahnya yang sudah selesai dibangun.

Duan Lei, Huang Ling dan Duan Yei, menatap takjub rumah mereka sekarang. Lebih bagus, kokoh dan juga lebih besar.

Tiga kamar tidur, ruang tamu dengan perapian, dapur yang lebih besar menyatu dengan ruang makan, gudang penyimpanan lengkap dengan tong-tong besar yang terbuat dari tanah liat, serta ruang mandi dan sumur yang juga sudah dibuat lebih layak dan aman.

Jalan setapak dihalaman rumah yang terbuat batu lalu dicor dengan adonan pasir semen. Terlihat estetik dan lebih moderen.

Pagar pekarang yang semula dari kayu, sekarang diganti dengan tembok batu.

"Putri ayah memang hebat, ini sangat bagus Shu'er." puji tulus Duan Lei.

"Iya, ini sangat bagus. Rumah kita lain dari pada yang lain." sahut Duan Yei yang sekarang berusia empat tahun.

Untuk kursi, meja, tempat tidur dan lemari pakaian, Yu Shu bersama ayahnya membuat dari bambu dan batang kayu, serta papan pohon waru yang kokoh.

Setelah jadi semuannya, perabotan itu dipernis dengan warna hitam. Yu Shu juga membuat rak untuk bumbu, piring dan sepatu.

Pot bunga, cobek juga lumpang tumbuk serta penggilingan putar dari semen, pasir dan batu, tak luput dari eksperimen Yu Shu. Balai belajar juga direnovasi. Atap dan lantainya diperbaharui.

1
Putri Mayang Sari
semangat thor
Enah Siti
💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿😍😍😍😍😍😍
Lia raga Lomi
lanjut Thor💪💪💪 semangat😍🥰🥰😘
Lia raga Lomi
sedikit skali Thor upnya😭😭
Lia raga Lomi
lanjut Thor🤭🤭
Enah Siti
mantap💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿💪🏿😍😍😍😍😍
Nana Nana
numpang baca kakak cantik😄
Datu Zahra: itu yang daku mau kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!