NovelToon NovelToon
Cerita Horor (Nyata/Fiksi)

Cerita Horor (Nyata/Fiksi)

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Kutukan / Tumbal
Popularitas:863
Nilai: 5
Nama Author: kriicers

Villa megah itu berdiri di tepi jurang, tersembunyi di balik hutan pinus. Konon, setiap malam Jumat, lampu-lampunya menyala sendiri, dan terdengar lantunan piano dari dalam ruang tamu yang terkunci rapat. Penduduk sekitar menyebutnya "Villa Tak Bertuan" karena siapa pun yang berani menginap semalam di sana, tidak akan pernah kembali dalam keadaan waras—jika kembali sama sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kriicers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8•

...Di Balik Cermin Kamar Mandi:...

Malam itu, rembulan pucat menyinari Kota Pekanbaru, memantulkan cahayanya yang dingin ke jendela kamar tidur baruku. Rumah tua ini, dengan cat dindingnya yang mengelupas di beberapa bagian dan lantai kayu yang berderit setiap kali diinjak, memang memiliki pesonanya tersendiri. Namun, sejak hari pertama menjejakkan kaki di sini, ada perasaan aneh yang terus mengikutiku, seperti bisikan samar yang tak bisa kujelaskan asalnya.

Kamar mandi, khususnya, terasa dingin dan pengap, seolah udara enggan beredar di dalamnya. Cermin besar di atas wastafel selalu menarik perhatianku. Bingkainya yang terbuat dari kayu jati tua dengan ukiran-ukiran yang rumit tampak menyimpan cerita masa lalu. Setiap kali bercermin, entah mengapa aku merasa ada sesuatu yang mengamatiku dari balik permukaannya yang memantulkan bayangan.

Awalnya, kejadian-kejadian aneh itu sangat halus, hampir bisa diabaikan sebagai imajinasiku semata. Ketika aku sedang mandi, samar-samar terdengar suara gesekan di luar pintu, padahal aku yakin sudah menguncinya. Atau ketika aku sedang menggosok gigi, bayanganku di cermin seolah bergerak sedikit lebih lambat dariku. Aku mencoba menepisnya, mengatakan pada diriku sendiri bahwa ini hanya efek kelelahan setelah seharian membereskan barang-barang pindahan.

Namun, kejadian-kejadian itu semakin sering dan semakin nyata. Suatu malam, saat aku sedang mencuci muka sebelum tidur, aku melihat sosok samar di balik bayanganku di cermin. Sosok itu hanya terlihat sekilas, seperti kabut tipis yang membentuk siluet seorang wanita dengan rambut panjang terurai. Aku langsung menoleh ke belakang, tetapi tidak ada siapa pun di sana. Jantungku berdebar kencang, dan bulu kudukku berdiri.

Keesokan harinya, aku menceritakan kejadian itu kepada Sari, sahabatku yang tinggal tidak jauh dari rumahku yang baru. Sari adalah orang yang rasional dan cenderung skeptis terhadap hal-hal yang berbau mistis. Dia mendengarkanku dengan seksama, lalu tersenyum tipis.

"Mungkin kamu hanya terlalu lelah, Risa. Rumah tua memang seringkali menimbulkan kesan angker. Coba istirahat yang cukup, jangan terlalu dipikirkan," ujarnya sambil menepuk pundakku.

Meskipun berusaha menerima penjelasannya, aku tetap merasa ada sesuatu yang tidak beres dengan cermin di kamar mandiku. Malam berikutnya, aku memutuskan untuk menguji keberanianku. Aku berdiri di depan cermin, menatap bayanganku lekat-lekat. Suasana kamar mandi terasa lebih dingin dari biasanya. Aku mencoba berbicara, memecah kesunyian yang mencekam.

"Siapa pun kamu di sana, tunjukkan dirimu," kataku dengan suara sedikit bergetar.

Beberapa saat berlalu, dan tidak ada apa pun terjadi. Aku hampir menghela napas lega ketika tiba-tiba, bayanganku di cermin tersenyum sinis. Bukan senyumku, melainkan senyum dingin dan mengejek yang membuat darahku terasa membeku. Aku terperanjat mundur, hampir tersandung ember di sudut kamar mandi. Ketika aku melihat kembali ke cermin, bayanganku sudah kembali normal, dengan ekspresi ketakutan yang sama seperti diriku.

Sejak malam itu, aku tidak berani lagi menatap cermin kamar mandi terlalu lama. Aku selalu melakukannya secepat mungkin, menghindari kontak mata dengan bayanganku sendiri. Namun, kehadiran aneh di balik cermin semakin terasa. Aku sering mendengar bisikan-bisikan halus saat berada di kamar mandi, suara tangisan lirih, bahkan pernah merasakan sentuhan dingin di bahuku padahal tidak ada siapa pun di dekatku.

Aku mulai mencari tahu tentang sejarah rumah ini. Aku bertanya kepada tetangga-tetangga sekitar, berharap ada yang tahu sesuatu tentang kejadian aneh di masa lalu. Seorang ibu tua bercerita bahwa dulu, rumah ini pernah ditinggali oleh seorang wanita muda yang meninggal secara tragis di kamar mandi. Konon, arwahnya masih bergentayangan, terperangkap di antara dunia nyata dan dunia gaib.

Mendengar cerita itu, aku semakin yakin bahwa ada sesuatu yang tidak beres dengan cermin di kamar mandiku. Aku memutuskan untuk meminta bantuan seorang paranormal. Setelah mencari informasi dari berbagai sumber, aku menemukan seorang paranormal yang cukup terkenal di Pekanbaru, bernama Pak Herman.

Setelah menceritakan semua pengalamanku, Pak Herman tampak serius. Ia mengatakan bahwa ada energi negatif yang kuat terikat pada cermin tersebut, kemungkinan besar adalah arwah wanita yang meninggal di rumah ini. Ia menawarkan diri untuk melakukan ritual pembersihan energi di kamar mandiku.

Malam ritual tiba. Pak Herman datang bersama dua orang asistennya. Mereka membawa berbagai macam peralatan ritual, seperti dupa, bunga-bungaan, dan air suci. Suasana kamar mandi terasa semakin tegang. Bau dupa yang menyengat bercampur dengan hawa dingin yang menusuk tulang.

Pak Herman mulai membaca mantra-mantra dengan suara yang khusyuk. Asistennya menaburkan bunga dan memercikkan air suci ke sekeliling kamar mandi, termasuk ke cermin. Aku berdiri di sudut ruangan, merasa takut sekaligus berharap ritual ini akan berhasil.

Saat Pak Herman memfokuskan energinya ke cermin, tiba-tiba cermin itu bergetar hebat. Bayangan di dalamnya tampak berputar-putar tidak jelas. Suara teriakan wanita yang memilukan terdengar menggema di seluruh ruangan. Aku menutup mataku rapat-rapat, tidak berani melihat apa yang sedang terjadi.

Setelah beberapa saat, suara-suara itu mereda. Pak Herman menghela napas panjang, tampak kelelahan. Ia mengatakan bahwa energi negatif di cermin sudah berhasil diredam, meskipun belum sepenuhnya hilang. Ia menyarankan agar aku tetap berhati-hati dan melakukan pembersihan energi secara berkala.

Merasa sedikit lega, aku mengucapkan terima kasih kepada Pak Herman dan asistennya. Setelah mereka pergi, aku memberanikan diri untuk melihat cermin kamar mandi. Bayanganku tampak jernih dan tenang, tidak ada lagi aura menakutkan yang menyelimutinya.

Beberapa minggu berlalu, dan tidak ada lagi kejadian aneh yang aku alami di kamar mandi. Aku mulai merasa lebih nyaman tinggal di rumah ini. Aku pikir semuanya sudah berakhir, bahwa arwah wanita itu sudah tenang dan tidak lagi menggangguku.

Namun, suatu malam, saat aku sedang bersiap-siap untuk tidur, aku kembali merasakan hawa dingin yang familiar di kamar mandi. Aku menatap cermin dengan waspada. Bayanganku tampak normal, tetapi ada sesuatu yang berbeda. Di belakang bayanganku, samar-samar terlihat bayangan lain, bukan siluet wanita berambut panjang seperti dulu, melainkan siluet seorang pria dengan tubuh tegap.

Aku terdiam membeku, jantungku berdegup kencang. Siapa pria ini? Mengapa dia tiba-tiba muncul di balik cermin kamar mandiku? Rasa takut kembali menyelimutiku, bahkan lebih besar dari sebelumnya.

Tiba-tiba, bayangan pria itu bergerak. Ia mengulurkan tangan ke arah bayanganku, seolah ingin meraihku. Aku refleks mundur, menjauhi cermin. Saat itulah aku melihatnya. Di pantulan cermin, di belakang bayangan pria itu, terlihat bayangan diriku yang sebenarnya, sedang tersenyum sinis, persis seperti senyum yang pernah kulihat sebelumnya.

Aku tersentak. Itu bukan bayangan arwah wanita. Selama ini, yang menghantuiku bukanlah arwah orang lain, melainkan bagian gelap dari diriku sendiri, yang selama ini terperangkap di balik cermin kamar mandi. Pria itu… pria itu adalah manifestasi dari sisi agresif dan terpendam yang selama ini aku tekan.

Ketakutan yang selama ini kurasakan ternyata bersumber dari dalam diriku sendiri. Cermin itu hanyalah sebuah medium, sebuah pintu gerbang menuju sisi lain dari kesadaranku. Dan kini, pintu itu mulai terbuka lebar. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi satu hal yang pasti: aku harus menghadapi diriku sendiri, sisi gelap yang selama ini bersembunyi di balik cermin kamar mandi. Pertarungan sesungguhnya baru saja dimulai.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

1
Kriicers
terimakasih bagi yangg sudahh membaca ya gaes ,apakah enak di gantung?😭🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!