Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 32 - Setiap Jam
Dean menghela nafasnya kasar setelah semua orang meninggalkan kantornya, dia menatap susu milik sang nona muda yang tidak tersentuh. Juga kembali bertanya-tanya kenapa tiba-tiba Anne bisa ikut dengan Jackson dalam pertemuan bisnis seperti ini.
Deon kemudian memanggil asistennya untuk menyelidiki semua ini, untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi di Wu Corporation. Tak butuh waktu lama informasi tersebut Deon dapatkan.
"Nona Anne masih bekerja sebagai OG di Wu Corporation, Tuan. Tapi sekarang dia bukan OG seperti biasanya, nona Anne menjadi OG pribadi tuan Jackson."
"Apa? OG pribadi?" tanya Deon, tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Benar, Tuan."
"Sejak kapan ada OG pribadi?"
Sang asisten tak tahu harus menjawab apa, namun kemudian Deon berpikir bahwa Anne pasti mengalami kesulitan karena posisi tersebut.
Terbesit di dalam benak Deon untuk menyelamatkan sang nona muda, namun kemudian niat itu dia urungkan. Jika Deon membantu maka Anne tak akan mampu mengatasi permasalahannya sendiri.
Deon menghela nafas kasar, dia menatap ponselnya menunggu sang nona untuk menghubungi. Jika Anne masih belum meminta bantuan, Deon akan berpikir semuanya baik-baik saja.
Sementara itu di dalam mobil yang melaju menuju Wu Corporation, Anne merasa tidak melakukan kesalahan apa-apa, tapi Jackson terus menatapnya dengan sorot mata dingin.
"Jawab dengan jujur, apa sebelumnya kamu mengenal Deon Grayson?" tanya Jackson.
Anne menggelengkan kepalanya dengan cepat, meski sebenarnya begitu sulit untuk membuat sebuah kebohongan.
"Kamu tidak sedang berbohong?" tanya Jackson lagi, sebab pikirannya pun bercabang kemana-mana. Bagaimana pun Anne adalah janda dari seorang Arga Dewangga, kemungkinan ada saja hal yang menghubungkan Anne dengan Deon.
"Ma-maaf Tuan, tapi, tapi bukankah kita tidak akan mencampuri kehidupan pribadi masing-masing. Lalu kenapa? Lalu kenapa anda menuntut penjelasan tentang hal ini?" tanya Anne, kembali ketakutan gara-gara sorot mata Jackson. Namun karena sedang belajar untuk berani, maka dia memberanikan diri menuntut apa yang ada di dalam surat perjanjian pernikahan mereka.
Tertulis jelas bahwa keduanya tak akan mencampuri kehidupan pribadi masing-masing.
Jackson terdiam, salah satu tangannya terkepal kuat. Merasa terkekang oleh aturan yang dia buat sendiri, sekarang disaat mulai membuka hati untuk Anne, dia justru tak mampu membawa wanita itu masuk.
Jackson masih terus menatap wajah Anne yang terlihat ketakutan, bahkan hatinya terasa mencelos ketika melihat Anne yang takut saat berhadapan dengannya.
"Maafkan aku," ucap Jackson tiba-tiba.
Willy sampai nyaris tersedak ludahnya sendiri gara-gara mendengar hal tersebut, bagaimana bisa sang tuan begitu tunduk pada istri kontraknya. Bahkan sampai bersedia meminta maaf lebih dulu, untuk kesalahan yang tak seberapa.
Dan Anne yang mendengar permintaan maaf itu sontak luluh hatinya, malah jadi merasa bersalah sendiri. "Tidak Tuan, jangan meminta maaf seperti itu. Anda tidak melakukan kesalahan, saya hanya, saya hanya mengingatkan tentang perjanjian kita, bukan menyalahkan Anda," jelas Anne.
Jackson mengangguk kecil, setelah dipikir-pikir sikapnya memang terlalu berlebihan. Padahal Anne tidak melakukan apapun, Jackson yang mengajaknya pergi tapi Jackson pula yang merasa gerah saat Anne berinteraksi dengan orang lain.
Sampai tanpa sadar kembali membuat Anne takut. "Kamu benar, Anne. Tidak seharusnya aku mencampuri kehidupan pribadimu. Apalagi sampai menuntut penjelasan seperti ini."
Anne terdiam.
"Maaf karena sudah membuatmu merasa tidak nyaman," ucap Jackson lagi dan Anne mengangguk.
Meski kini Anne bingung, kapan dia harus bersikap professional sebagai karyawan biasa, kapan dia harus bersandiwara jadi istri Jackson, kapan dia harus bersikap seperti teman.
Hubungan mereka semakin lama terasa semakin abu-abu.
"Apa kamu suka susu hangat?" tanya Jackson kemudian, bicara dengan suara yang kembali terdengar hangat. Cemburu hanya akan membuat hubungan mereka semakin renggang, jadi Jackson putuskan untuk menepis semua kecemburuan tersebut.
Pilih untuk memanfaatkan peluang susu hangat agar bisa semakin dekat dengan Anne.
Dilihat oleh Jackson, Anne yang menganggukkan kepalanya kecil.
"Iya Tuan, saya memang suka minuman susu hangat."
"Harusnya kamu katakan padaku, setiap jam aku bisa menyiapkan susu hangat untukmu."
'Astaga,' batin Willy.
wkwkwk