NovelToon NovelToon
Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Wanita Di Atas Ranjang Suamiku

Status: tamat
Genre:Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Tamat
Popularitas:49.6k
Nilai: 5
Nama Author: Shinta Aryanti

Suaminya tidur dengan mantan istrinya, di ranjang mereka. Dan Rania membalas dengan perbuatan yang sama bersama seorang pria bernama Askara, yang membuat gairah, harga diri, dan kepercayaan dirinya kembali. Saat tangan Askara menyentuh kulitnya, Rania tahu ini bukan tentang cinta.
Ini tentang rasa. Tentang luka yang minta dibayar dengan kenikmatan. Dan balas dendam yang Rania rencanakan membuatnya terseret ke dalam permainan yang lebih gelap dari yang pernah ia bayangkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shinta Aryanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Lagi Mampu Berdiri...

     "Selamat malam, Bu Rania," sapa si perempuan

     "Saya Clara dari tim legal. Kami akan menjelaskan duduk perkaranya agar Ibu bisa memahami situasinya secara menyeluruh."

Rania menegakkan punggung, bersiap. Tapi dalam hatinya masih berharap pria itu, si pemilik ruangan, akan menyela, akan bicara langsung padanya, agar semuanya cepat selesai, sungguh Rania sudah lelah. Tapi tidak. Dia tetap diam. Hanya duduk, membuka laptop, seolah Rania tak lebih dari urusan administratif yang tertunda.

Clara membuka dokumen pertama, dan seperti palu godam, mulailah penjabaran panjang yang menusuk harga diri Rania.

     "Pada tanggal 3 Mei, proyek kerja sama antara perusahaan kami dengan PT. Abadi Sentosa mengalami pelanggaran kontraktual. Dokumen yang diterima tidak sesuai dengan template legal awal. Terjadi inkonsistensi klausul pembayaran dan hak distribusi yang beresiko melanggar eksklusivitas dalam perjanjian sebelumnya."

Satu - satu kesalahan diurai. Kalimat demi kalimat membuktikan bahwa kantor tempat Rania bekerja, sekaligus milik keluarga suaminya, melakukan blunder besar. Dan semuanya... semua itu... mengarah ke Rania, meski perannya sangat terbatas.

Rania menahan napas, ingin menyela, tapi tim legal itu seperti mesin.. Terlatih, profesional, tak memberi celah.

     "Kami tidak melihat itikad buruk dari Ibu," ujar Clara pada akhirnya, "namun dari perspektif klien, semua ini terjadi di bawah pengawasan Ibu sebagai pihak yang menandatangani dokumen final".

Rania hanya bisa mematung. Ingin sekali melirik ke pria itu. Tapi apa gunanya? Dia bahkan tak memandangnya lagi. Sibuk dengan laptopnya. Seolah Rania tak ada di ruangan itu.

Tim legal belum berhenti berbicara. Kata demi kata, kalimat demi kalimat, semuanya seperti hujan batu yang menghantam kepala Rania. Tangannya bergetar di atas lutut, keringat dingin mulai membasahi pelipis. Ia sudah tak lagi bisa membedakan mana suara yang dibacakan dan mana yang hanya bergema di kepalanya.

Pandangan matanya kabur. Ruangan terasa mengecil, suara - suara terdengar bergema jauh dan asing. Ia mencoba menelah ludah, tapi tenggorokannya terasa kering seperti gurun. Napasnya pendek dan terburu - buru, dada seperti dicekik sesuatu yang tak kasatmata.

    "Dan berdasarkan pasal 4.3 serta lampiran B... "

Suara itu terdengar makin menjauh, makin menggema. Dunia perlahan memudar. Rania sempat menggenggam lengan kursi dengan erat, mencoba bertahan, mencoba terlihat kuat.. tapi tubuhnya tak sanggup lagi.

Kepalanya menunduk sejenak, lalu... gelap.

Tubuh Rania ambruk ke samping. Kursi tempatnya duduk bergeser sedikit, menimbulkan bunyi berderit kecil yang terdengar nyaring dalam hening yang tiba - tiba melanda ruangan itu.

Semua orang sontak berdiri. Beberapa anggota tim legal panik. Asisten si pria tampan itu melangkah cepat, tapi hanya pria itu yang tetap tenang, meski keningnya berkerut tajam.

...****************...

Cahaya lampu putih menyilaukan. Suara samar - samar terdengar seperti gumaman dari kejauhan.

     "Bu... ibu Rania..."

Kelopak mata Rania perlahan terbuka, pandangannya buram. Satu wajah samar melayang di atasnya, lalu berganti dengan wajah lain.. seorang perempuan muda mengenakan jas kantor dan earset di telinganya.

     "Kepalanya terbentur?" terdengar suara pria dewasa yang lebih tenang tapi berjarak.

Rania berusaha bangkit, tapi tubuhnya terasa berat. Seseorang membantunya duduk perlahan. Ketika pandangannya mulai jernih, ia menyadari dirinya masih berada di ruangan tadi... ruang meeting yang kini hanya diisi enam orang. Si pria tampan... bos besar perusahaan, berdiri di ujung meja dengan kedua tangan menyilang di dada. Dua orang lainnya... tiga orang staf legal dan si asisten pribadi, berdiri di dekat pintu, memberi jarak.

    "Terima kasih, saya tidak apa - apa," ucap Rania pelan meski suaranya terdengar gemetar.

    "Tidak apa - apa?" suara pria itu terdengar dingin. Ia akhirnya melangkah maju. "Anda datang untuk bertanggung jawab atas kesalahan yang perusahaan Anda buat, lalu tumbang di tengah pembacaan kontrak. Apa Anda sedang main - main, Bu Rania?"

Rania terdiam, menunduk. Suara laki - laki itu dalam dan tegas. Menghantam harga diri Rania.

    "Kalau Anda tahu kondisi Anda tidak prima, Anda seharusnya bilang dari awal. Atau lebih baik, kirim wakil. Jangan setengah - setengah."

Rania hanya bisa terpaku di tempatnya, napasnya tercekat, keringat dingin kembali mengalir di pelipisnya. Ia hendak membela diri, menjelaskan bahwa kesalahan itu bukan sepenuhnya tanggung jawabnya.. ia bahkan hanya mengurus kontrak, bukan pelaksana proyek. Tapi belum sempat bibirnya mengucap sepatah kata pun, suara dingin pria itu kembali terdengar.

     "Dalam beberapa hari ke depan, pengacara kami akan membawa ini ke jalur hukum. Perusahaan Anda dianggap tidak memiliki itikad baik."

Nada suara itu begitu tegas dan tak bisa digugat. Tidak ada ruang untuk negosiasi. Tidak ada niat untuk mendengar. Rania hanya bisa menatapnya dengan mata membulat kaget, hampir tak percaya. Ingin memelas, ingin memohon, ingin menjelaskan, ingin berteriak... tapi tubuhnya terlalu lelah, pikirannya terlalu penuh, dan mulutnya seperti terkunci.

Tanpa sedikit pun menoleh lagi, pria itu berbalik dan melangkah pergi. Jas mahalnya mengepak ringan saat ia berjalan cepat, diikuti oleh para anggota tim legal yang sibuk dengan berkas - berkas mereka. Pintu ruang utama kantor itu terbuka, lalu tertutup kembali dengan dentuman halus... namun cukup keras untuk menggetarkan hati Rania.

Yang tertinggal hanyalah sang asisten. Pria muda berkacamata dengan senyum tipis profesional.

     "Silakan pulang, Bu Rania," ucapnya sopan namun datar, seolah kejadian barusan hanyalah pertemuan biasa di jam kerja.

Rania masih duduk diam di kursinya selama beberapa detik. Jantungnya berdebar keras. Dunia seperti berputar. Ia belum tahu harus bagaimana. Lututnya lemas saat berdiri, langkahnya gontai. Ia hampir tak sadar ketika tangan mungilnya menyentuh gagang pintu ruang rapat itu.

Namun, sebelum keluar, matanya menangkap sebuah benda kecil di sudut meja kerja pria itu. Sebuah papan nama berbahan logam gelap dengan ukiran huruf - huruf keperakan yang mencolok.

Askara Julian Atmadja

Chief Executive Officer

Nama itu kini tertancap jelas dalam ingatannya.. seperti goresan pertama pada kisah panjang yang entah akan membawanya ke mana.

(Bersambung)....

1
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
makasih banyak 🙏🙏❤️👍❤️❤️
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Verry good 👍👍👍👍❤️❤️❤️❤️
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾: sama2 kak...karya yg bagus sekali...ada yg baru dari Kaka juga... masih baca di awal🙏🙏
total 2 replies
Heny
Penasaran sm cewrk yg ditabrak Naren
Lily and Rose: Kakak… makasih ya selalu ngikutin kisah Rania dan Askara 🥰🥰🥰
total 1 replies
chiara azmi fauziah
mantap thor gak kebayang thor kirain mereka tidak bersatu tp akhirnya ada kejutan dr penulis kita ini semangat ya thor buat karya karyanya😍
Lily and Rose: Makasih Kak udah setia baca novel Rania sama Askara 🥰🥰🥰
total 1 replies
Cookies
cerita naren donk thor
Lily and Rose: Siaaaap Kakak, next author bikin novel khusus tentang Narendra 🥰🥰
total 1 replies
Novita Sr
sakit banget jadii dokter byan
Sara Famay
lanjut tor 🥰
yeni kusmiyati
Alhamdulillah semoga bahagia,aku padamu thor
Jumiah
naren akan mendapat kan jodoh x yg sali mencintai ,sma sma baik seperti rania...
cantik dan pintar x jua
Lily and Rose: Siap Kak /Kiss/
total 1 replies
Jumiah
jangan 2 jenny sdh biasa meobral dri ..
jd barang diskonan ...
Heny
Lanjut thor
Lily and Rose: Siap, Kak... semoga Kakak suka episode selanjutnya yaaaa /Heart/
total 1 replies
Heny
Coba ada yg denger biar Askara tau paman nya pura-pura baik
nurulmz
akhirnya Rania sama askara bersatu.. terimakasih narenn jodoh emang ga kemana.
Lily and Rose: Bener, kalau jodoh gak ada yang tahu ya Kak... padahal dalam hitungan menit Rania harusnya jadi istri Byan, eh di tikung Askara duluan /Grin/
total 1 replies
Popo Hanipo
nareeenn aku padamu ,,kakak author tolong siapkan jodoh buat naren ya tanpa dia rania dan askara gk bakal bersatu,,sekalian pak tua kalo belum punya istri carikan jgn lupa yg crewet wkkkkk
Lily and Rose: Hahaha... keren kan Naren?... jodoh emang gak kemana yaaa /Grin/
total 1 replies
chiara azmi fauziah
duh thor hampir deg2 kan kirain gak Ada lanjutanya sedih raniah bersatu bahagia selalu
Lily and Rose: Hehehe... ada lanjutannya dong Kak, kasihan kalau Rania dan Askara gak jadi bersatu setelah penderitaan mereka selama ini /Grin/
total 1 replies
chiara azmi fauziah
pamany jahat dong ternyata hanya pura2 peduli mungkin ada udang di balik bakwan wkwkwk
Tini Uje
duuhhh...gmna ya nasip sijeni jeni itu klo tau cintanya brtepuk sebelah kaki 😅kasiaann kasiaann kasiaaann
Lily and Rose: Jenni jadinya gigit jari kayaknya Kak... hehehe
total 1 replies
Sara Famay
mantap tor lanjut 🥰🥰🥰🥰
Lily and Rose: Siaaaap Kak /Heart/
total 1 replies
Heny
Lanjut thor
yeni kusmiyati
yahhh..kecewa Thor kalau nggak sama askara
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!