NovelToon NovelToon
MANAGER LOVE STORY

MANAGER LOVE STORY

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / BTS / Blackpink / Angst
Popularitas:324
Nilai: 5
Nama Author: timio

Dunia hiburan jadi tempatnya bermain, ia lah pekerja di belakang layar suksesnya penampilan para artisnya. Orang yang mengorganisir segala sesuatu agar tertata dengan indah dan rapi, orang yang di tuntut untuk sempurna agar menyempurnakan artisnya. Artisnya yang salah, ia yang bertanggung jawab.

Helena Cady, wanita ceria 28 tahun yang sejak awal usia 20an sudah bergabung dengan Huge Ent, sebuah agensi hiburan besar di Mithnite, dalam waktu lima tahun ia berhasil menjabat sebagai manager seorang artis besar yang dinaungi oleh Huge Ent.

Dan ia tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan menjadi pemecah hubungan baik, antara member kakak dan adik di sebuah boy grup terkenal NEMESIS, yang terdiri dari 5 orang pria tampan. Helena terjebak cinta segitiga diantara dua member Nemesis dan semua kerumitan di dalamnya.

🍁🍁

Yuk, kepoin yeorobun 💜

Borahae 💜💜

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon timio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Helena Berubah

Pov Helena :

Huge Ent yang gua masukin di awal usia 20an, masih agensi kecil yang belum se terkenal sekarang. Gua awali jadi anak magang yang disuruh-suruh, di kasih lembur ngga ngotak, gua terima dengan senang hati, kenapa? Karena emang cuma bisa begitu.

Gua sebatang kara. Papa, mama, atau ayah, ibu, atau apapun sebutannya itu gua ngga punya. Orang yang gua kenal satu-satunya sebagai orang tua cuma seorang tante. Dia bilang habis banyak waktu ngerawat gua dari bayi sampai primary, sejak saat itu gua kerja entah jadi tukang cuci piring, jagain bayi, nganterin susu, jasa titip belanja ke warung, semua gua angkut yang penting punya uang dan ngga mencuri.

Semuanya gua lakuin karena gua ngga punya sandaran sama sekali, gua bertahan di kaki gua sendiri, untuk anak kecil di bangku sekolah menengah yang bergelut untuk nyari uang, ngga papa kan ya?

Tuhan mungkin kasihan liat gua, gua dapet beasiswa, gua masuk senior high tanpa biaya sepeser pun, berikut sampai ke kuliah gua usahain beasiswa juga. Kalau kita ngga punya uang, setidaknya otak kita pintar kan? Gua harus pintar dan cepet lulus, supaya gua bisa kerja yang kayak, yang mapan, karena biaya yang dibebankan tante gua, makin kesini, makin ngga ngotak.

Dan disanalah, gua dapet keringanan paling indah, gua diterima kerja di Huge Ent. Biar agensi kecil tapi ini lapangan kerja pertama yang gua datengin. Siapa sangka di sela-sela sibuknya jadi pesuruh para senior dan ngumpulin uang untuk biaya hidup dan setoran ke tante gua, gua ngeliat seorang cowo dan untuk pertama kalinya, gua berdebar ngga karuan.

.

.

Cowo paling dingin di grup yang belum terlalu di gandrungi orang ini, Nemesis yang beranggotakan lima orang cowo yang gantengnya ngga ngotak. Gua sering perhatiin dia latihan diem-diem, dia kayak kucing yang males-malesan, lucu aja. Sebentar - sebentar dia diem di pojokan terus ketiduran, selalu aja begitu setiap gua liat dia.

Gemes.

Lalu di tahun ke lima gua kerja, gua diangkat secara eksklusif sama CEO buat jadi manajernya cowo paling badung di Nemesis, paling tengil, paling banyak tingkah, paling banyak protes, aohhh kayak neraka sumpah, tapi demi bayaran yang lima kali lipat dari gaji gua, gua angkut. Yaps, Theodore.

Mungkin karena terbiasa bersama, si tengil itu berubah jadi si hangat yang manjain gua, bucinin gua seolah gua lah pusatnya bumi, dan begitulah selama hampir dua tahun ini, sampai gua se percaya itu buat ngasih mahkota gadis yang gua punya ke dia.

Tapi, cowo pertama yang gua kagumi selama lima tahun terakhir tiba-tiba confess hari ini, disaat gua udah nyaman sama adek membernya. Tapinya lagi...

Kenapa gua berdebar lagi? Disaat gua udah yakin rasa yang gua punya dulunya cuma karena mengagumi dari jauh aja? Mana confessnya ugal-ugalan bener kayak ngorder pizza pinggiran di outletnya. Aohhh...

🌵

.

.

Helena segera bersiap-siap pergi, dan hendak meminta izin pada tuan rumah, mau bagaimana juga ia harus punya etika kan, setidaknya Yogie tahu kemana ia pergi.

Tok tok tok

"Kak Yogie... ", ia mengetuk dan membuka pintu itu perlahan.

Rapper Nemesis itu tertidur dengan pulasnya. Yogie yang ia kenal tidak berubah, cara tidurnya ekspresi wajahnya saat tidur, masih seperti delapan tahun lalu. Tanpa ia sadari senyumnya mengembang, entah ia berwisata ke masa lalu saat pria ini masih menjadi cinta diam-diamnya, yang jelas hatinya menghangat saat itu, sejenak ia lupa apa tujuannya masuk ke kamar itu. Ia menempelkan post it di meja rias Yogie, lalu pergi.

"Kak, aku pergi ke Huge, perlu ketemu Theo."

🌵

Ia keluar dari rumah mewah itu, komplek perumahan super elit yang memang rata-rata di huni artis papan atas, ataupun petinggi negara itu membuatnya agak ngeri akan tinggal disana sementara waktu ini. Meski ia belum memutuskan akan menerima tawaran Yogie, tapi untuk beberapa saat kedepan ia akan tetap disana, karena Yogie sudah membawa semua barang-barangnya dari apartemen sederhana itu, semuanya. Tidak tersisa satu pun.

Ia menaiki taksi online alih-alih meminjam salah satu dari beberapa mobil Yogie yang terparkir rapi di garasi. Tidak enak. Terlalu lancang. Apalagi tadi pria itu mengakui cintanya, apa rasanya tidak terlalu lancang dan aji mumpung. Lagi pula gedung Huge dari komplek perumahan ini tidak terlalu jauh, jika saja hari tidak terik, ia lebih memilih berjalan kaki saja meski butuh waktu 20 menit lamanya.

Akhirnya ia tiba di studio si kesayangannya. Tidak bisa Helena pungkiri bagaimana sempurnanya pahatan yang diterima kesayangannya itu di wajahnya. Ia mengunci pintu studio musik itu, dan langsung menimpa tubuh Theo yang berbaring di sofa. Ia tahu pria senyum kotak itu sedang pura-pura tidur.

Tapi...

Baunya aneh.

Ada aroma asing, seperti aroma mawar. Mood Helena langsung hilang dan bangkit dari tubuh kekasihnya itu.

"Kok turun?", Theo langsung bangun detik itu juga.

"Kamu ketemu siapa tadi?".

"Hah?".

"Ketemu siapa?".

"Ng-ngga ketemu siapa-siapa. Memangnya ada apa sayang? Kok nanya nya gitu?", Theo bingung.

"Aku ngga suka bau kamu." Theo mengendus baunya sendiri dari kiri ke kanan.

"Ya udah aku mandi dulu kalo kamu ngga suka bau mawar, aku tadi beli itu." Serunya sambil menunjuk ke sudut ruangan ada se buket mawar merah.

"Ohh... Tapi mandi aja deh sayang, baunya jelek."

"Ok princess."

Sesuai janjinya Theo hanya ingin tidur sambil dipeluk Helena, dan begitulah mereka menghabiskan hari itu. Theo benar-benar pulas, ada sesuatu yang mengganjal di hati Helena ditambah lagi soal Yogie. Apakah ia tidak salah langkah nanti?

Tangan lentiknya terulur mengikuti garis wajah pria tampan kesayangannya itu, bagaimana sempurnanya. Apalagi hidung yang mancung paripurna ini, semut akan langsung tergelincir jika main perosotan disana. Selama ini ia hanya tahu Theo, memahami Theo, mencintai Theo, sedangkan Yogie, hanya cinta pertama yang tidak tertuntaskan kala itu. Cinta pertama yang ia pandang-pandang dari kejauhan, tidak seperti Theo sekarang ini, bisa ia sentuh, peluk, bahkan ia kuasai. Tidak terasa sudah berjam-jam waktu berlalu.

"Udah puas mandangin muka aku yang cakep ini."

"Cakepan juga mas Juna." Timpakan Helena.

.

Mas Juna

.

"Sayang, kamu emang harus bareng Yogie? Aku ngga terima, aku ngga suka."

"Aku juga kaget, tapi mau gimana. Situasinya juga ngga baik, dan barang-barang aku bener dipindahin semua, di apart lama itu benar-benar ngga ada apa-apa lagi. Jadi untuk sementara ini, aku disana aja. Kak Yogie juga baik. Ngga banyak protes, jangankan protes, ngomong aja ngga."

"Bagian dia confess, aku cut dulu ya sayang, dia banyak ngomong tadi." Batin Helena.

"Aku bisa beliin kamu apart baru yang lebih baik, yang aman, atau rumah sekalian."

"Ngga, ngerepotin. "

"Siapa? Kamu? Kenapa kamu ngerepotin? Aku pacar kamu, apa salahnya? Kamu ngga pernah mau dikasih apa-apa, harta aku banyak sayang, kenapa kamu ngga ada niatan buat morotin aku, atau matrein aku?". Rengek Theo.

"Dih... Kenapa malah nawarin diri? Aneh. Aku balik dulu ya."

"Aku anterin."

"Ngga usah sayang. Aku bisa naik taksi." Serunya sambil naik ke pangkuan Theo, sementara pria itu langsung mengatur posisinya, dan kegirangan ketika Helena menaikinya seperti itu. Ia langsung melingkarkan tangannya di punggung Helena, membiarkan wanitanya berbuat sesukanya, bengkak bengkak lah sekalian.

"Theo, sepertinya aku mau berhenti." batin Helena terus mengimbangi permainan Theo.

🌵

Itulah terakhir kalinya mereka bersentuhan, hari berikutnya dan seterusnya Helena menanggapi Theo seadanya saja.

.

.

.

Inilah bulan kedua sejak mereka berc!um4n di studio Theo terakhir kali. Sehari saja Helena mendiamkannya ia sudah pusing berkali-kali, sedangkan kali ini hampir dua bulan, Helena menghindarinya sebisanya, dan bicara juga seperlunya. Ia harus menemui Helena bagaimana pun caranya.

Semesta mendukungnya, ia sudah bersiap menghidupkan mesin mobilnya tapi Yogie dan wanita yang membuatnya uring-uringan itu baru saja tiba di basement. Selama ini Helena seperti di jaga ketat oleh Yogie, seolah tidak membiarkan siapapun mendekati Helena, bahkan untuk Theo sekali pun, secukupnya saja.

Theo cukup kesulitan, ditambah pesan chat mereka yang ditanggapi Helena ogah-ogahan, dan ditambah jadwal Theo sekarang memang lebih banyak ditangani staff yang lain ketimbang Helena, ia lebih sering mengutamakan kerja sama kontrak ketimbang mengurusi fisik artisnya seperti biasanya.

Sapp,

Tangannya ditarik Theo dan langsung membawanya taman belakang gedung yang nota bene selalu sepi, apalagi sekarang sudah malam.

"Theo... ", kaget Helena sambil terus mengikuti tarikan Theo yang memaksanya terus bergerak cepat.

Tidak menjawab, kekasihnya itu terus menariknya ke area paling pojok gedung itu. Theo terlihat marah, persis seperti bagaimana biasanya ia berakting didepan orang banyak memperlakukan kasar Helena, tapi kali ini, ini jujur.

"Theo... ", Helena menarik paksa tangannya dari genggaman Theo yang erat, sehingga lengannya merah dan lecet.

"Kamu kenapa?! ", tanya Theo dengan nada meninggi. "Apa karena kamu lebih lama bareng Yogie makanya kamu jadi berubah gini? Aku pacar kamu Helena, aku. Bukan dia, aku Helena... ", wajah Theo sudah berantakan, bahkan air matanya berhamburan.

"Kamu sayang aku?". tanya Helena tenang.

"IYA! ".

"Seberapa sayang?", kini Helena yang berkaca-kaca.

"Kamu minta dinikahin sekarang, aku siap. Ayo, aku ngga mau kamu jauh dari aku."

"Hahahahahahahaha.... Hahahha... ", air matanya mengalir meski ia terbahak.

"Kenapa kamu ketawa? Kamu ngga percaya?! ", sergah Theo.

🌵

Sementara si mas kulkas sudah kecarian sejak beberapa menit yang lalu ketika menyadari Helena tidak lagi mengikutinya dibelakang. Terakhir ia lihat Helena masih dibelakangnya meski sibuk dengan ponselnya. Tapi ketika ia menoleh sekali lagi ia tidak lagi melihat manajer adik membernya itu.

Ia mundur lagi, mencoba mencari ke sekitar lorong. Ia malas teriak. Ponselnya aktif tapi tidak di angkat. Getaran ponsel itu kalah dengan tubuhnya yang juga gemetar menghadapi Theo saat ini.

"Mas Yogie, tumben malem-malem." sapa seorang cleaning service.

"Tadi ada yang mau dikerjain bu di studio, liat Helena ngga bu? Tadi saya bareng dia. "

"Oh.. Mba Helen tadi kayanya ke belakang mas, ada temennya, tapi saya ngga liat siapa."

"Oh, makasih ya bu, saya nyusul dulu."

Dengan langkah santai ia menyusuri koridor yang menuju taman belakang gedung Huge, ia melihat Helena berdiri dengan gesture tidak biasa, sepertinya dia menangis, tapi lawan bicaranya terhalang tembok, Yogie mendekat pelan-pelan untuk mendengarkan apa yang terjadi.

"Jelas aku ketawa, nikah nikah, nikah kamu bilang, Nemesis yang udah sebesar itu kamu mau korbanin gitu? Gila. Jangan di jawab, aku belum selesai ngomong. Aku cinta tapi aku ngga bodoh, logika ku tetap jalan, Nemesis ya Nemesis, aku ya aku, ngga perlu ada yang dikorbankan disini. Kamu yakin ngga bohong? Yakin banget ngga ada sesuatu yang kamu tutupi? Aku aja ngga yakin. Udah lah, kalau kamu ngga mau putus itu terserah kamu, tapi yang kamu harus tahu. Aku ngga bisa sama lagi, dua tahun ini rasanya sia-sia banget. Tolong jangan di kejar kalo aku pergi, ka Yogie pasti nyariin aku."

Yogie langsung mengatur posisinya agar tak terlihat ketika Helena lewat. Setelah wanita itu pergi, ia bergegas ke belakang untuk mencari tahu siapa itu, SIAPA PACAR HELENA? Ia cukup terkejut, siapa diantara mereka berlima yang memacari Helena? Dua tahun? Gila.

.

.

.

.

TBC... 🌵

1
Timio
Ok Amy 💜 ditunggu ya, borahae 💜💜
rey na' daniansyah
saya tunggu ampe tamat ya thor, awas jja klo ngegantung ya...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!