NovelToon NovelToon
ADARA Warna Hidupku

ADARA Warna Hidupku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:146
Nilai: 5
Nama Author: Red sage

Kevin Xander AdiJaya adalah cowok yang sangat susah mendapatkan kebahagiaan yang tulus dalam hidupnya. Kevin selalu di setir oleh papah angkatnya sehingga membuatnya menjadi sangat muak dan memutuskan untuk pergi dari rumah.
Namun Kevin masih bertahan sejauh ini karena ada satu wanita di hidupnya, yaitu Adara Syila Alterina. Namun Kevin selalu gengsi menunjukan perasaannya kepada Dara, jadi ia selalu mencari cara agar bisa ribut dengan Dara.
Sampai suatu hari ada sepasang suami istri yang mengaku sebagai orang tua kandung Kevin, siapakah mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Red sage, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tempatku Pulang

Dara menoleh, menatap wajah Kevin yang terlihat pucat dengan mata sedikit sembab. Ia masih bisa merasakan hawa tubuh Kevin yang hangat—bukan karena cinta semata, tapi karena demam yang belum sepenuhnya turun.

"Kamu kenapa bisa sampai demam tinggi gitu sih, Kev?" tanya Dara pelan, nada suaranya penuh khawatir. "Kemarin kamu masih sehat-sehat aja, kan?"

Kevin menunduk sebentar, lalu mendesah panjang seperti anak kecil yang sedang bersiap mengadu. Suaranya terdengar sedikit manja saat ia menjawab, "Kemarin aku dijemput sama anak buah Papa... Disuruh pulang ke rumah."

Dara mengerutkan dahi. "Yang kemaren 3 laki-laki seram bawa kamu?"

Kevin mengangguk pelan. "Iya... Mereka bawa aku ke kantor Papa. Terus, Papa bilang kalau Mama lagi sakit. Katanya Mama stres mikirin aku yang nggak pulang-pulang."

Dara langsung memelankan genggamannya, perasaannya ikut tercekat. "Terus kamu... pulang?"

"Aku nolak awalnya," jawab Kevin pelan, matanya menatap rerumputan di depan mereka. "Tapi aku jadi kepikiran Mama. Aku takut sesuatu terjadi. Jadi aku langsung naik taksi ke rumah Mama."

Dara membisu sejenak, menyimak dengan tatapan prihatin. Kevin melanjutkan.

"Pas aku mau pulang lagi ke rumah Vellos, uangku udah habis. Nggak bisa naik taksi. Nggak ada ojek juga. Jadi ya... aku lari."

Dara membelalakkan mata. "Kamu lari?"

Kevin mengangguk lagi, sedikit malu-malu. "Iya. Sampai akhirnya nyampe rumah, badan aku sedikit anget,tapi gak terlalu aku hiraukan."

Dara langsung memukul pelan bahu Kevin, wajahnya terlihat kesal namun khawatir. "Kenapa kamu nggak jalan santai aja sih? Kenapa harus lari? Tuh badan kamu jadi tumbang kan sekarang?"

Kevin menelan ludah, tampak ragu. “Karena... sekarang aku udah kerja.”

Dara mengerutkan kening. “Kerja? Di mana?”

Kevin menoleh, menatap Dara sebentar, lalu dengan suara pelan berkata, “Di restoran tempat Vellos kerja.”

Dara langsung membulatkan mata. “Apa?! Serius?!”

Kevin buru-buru menimpali, “Tapi cuma part time kok! aku kerjanya pas udah pulang sekolah sekitar jam 3 an. Cuma bantu-bantu di dapur dan bersih-bersih.”

Dara masih melongo. “Tapi kenapa kamu nggak bilang, Kev?”

Aku emang baru sempet ngomong sama kamu sekarang, karena aku kerja juga baru satu mingguan.

Dara menatapnya lama, lalu tanpa banyak kata, ia kembali memeluk Kevin erat-erat. Kevin terkejut, dengan Dara yang tiba-tiba.

"Lo pasti capek banget,kev...." ucap Dara,suaranya lirih sperti ingin menangis ketika mendengar masalah Kevin.

Air mata Kevin menetes, ia memang merasa sangat lelah menjalani hidupnya, tapi percayalah, ini jauh lebih baik dari kemarin.

Kevin menatap Dara dengan senyum tipis dan mata yang masih berkaca, ia juga mengusap pipi Dara yang ternyata sudah basah karena air matanya.

"Makanya, Dar aku bisa curahin semua isi hati aku, cuman sama kamu. Aku juga nggak tau kenapa, tapi belakangan ini rasanya gengsi aku ke kamu mulai luntur." Ujar Kevin dengan tulus.

Dara merasa salah tingkah mendengar ucapan Kevin,di tambah lagi senyum nya yang terasa seperti menampar mata Dara, ia berusaha mengalihkan "Dih..gue baru nyadar,kok kita tiba-tiba manggilnya aku-kamu. Awkward banget hahah."

"Iya juga yaa, tapi gak papa kan? Aku lebih nyaman begitu" ucap Kevin

"I-iya gakpapa siihh." jawab Dara sambil terbata-bata.

Sementara itu, di sebuah rumah besar bercat krem di pinggir kota, pagi terasa sedikit berbeda. Aroma roti panggang dan kopi hitam menyelimuti ruang makan keluarga Pak Tomo. Untuk pertama kalinya setelah sekian hari, meja makan itu terasa sedikit hidup kembali.

Bu Amira duduk dengan tenang di kursinya, mengenakan daster biru muda dan menyendokkan nasi goreng ke piringnya dengan lahap.

Berbeda dari hari-hari sebelumnya, di mana ia hanya menatap makanan tanpa menyentuhnya, pagi ini senyum tipis tak henti tergambar di wajahnya.

Pak Tomo memperhatikan istrinya sambil memotong telur dadar di piringnya. Ia sempat memiringkan kepala, heran namun senang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!