NovelToon NovelToon
Jatuh Cinta Saat Pernikahan Kontrak

Jatuh Cinta Saat Pernikahan Kontrak

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Fantasi Wanita / Putri asli/palsu
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Ummu Umar

Helena Berasal keluarga Kaya Raya, kehidupan Mewahnya dan semua yang dia miliki seakan membuatnya tercekik, kehadiran ibu sambung dan juga anaknya membuatnya Terselengser dari Apa yang dia Nikmati bahkan kini dia sangat menderita, untuk Membalaskan Rasa sakit hati, dia menikah dengan lelaki Kaya yang saat itu di desak keluarganya menikah dan diancam dibatalkan jadi pewaris keluarga.

Mereka Bersepakat untuk melakukan pernikahan kontrak agar mereka mendapatkan tujuan mereka masing-masing

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Semua yang ada disana memandang Helena tanpa berkedip, perempuan pendiam yang biasa tak melawan kini bak Singa yang siap memangsa mangsanya .

"Dan kau Sintia, harusnya kau berkaca, kau selama ini hidup enak berkat peninggalan warisan ibuku yang kau nikmati dengan ibu dialami itu, kau mengatai aku jalang, terus kau dan ibumu itu apa??, katakan padaku apa namanya orang yang merebut suami orang lain dan sengaja membuat istri sahnya mati dan menikmati hartanya, disebut apa itu?? ". Helena mendekati Sintia dengan tatapan penuh emosi.

Teman-teman Sintia kini memandang Helena dengan ketakutan, ini pertama kalinya mereka melihat Helena seperti ini.

"Lebih baik kau tutup mulutmu, jika tidak akan ku robek mulutmu sampai kau tidak bisa menggunakannya, dasar anak jalang!! ". Helena langsung menampar wajah Sintia dengan keras.

" Pulang sana melapor pada ibumu yang jalang itu jalang kok teriak jalang pada orang". Helena pergi meninggalkan mereka semua yang terpaku dengan aksi Helena yang menyeramkan itu.

Helena memasuki kelasnya karena sebentar lagi mereka akan masuk kelas, menjadi mahasiswa tingkat akhir menjadi kan dirinya sangat sibuk apalagi dia juga akan mulai magang, waktunya akan terkuras habis oleh kuliahnya.

Saat makan siang tiba Helena tidak keluar dari kelasnya, dia hanya berada didalam kelas untuk makan siang karena dia membawa bekal sama seperti Suaminya, dia sedang membalas pesan dari suaminya yang juga lagi makan siang.

Sedangkan Dirumah kediaman Kanaya, Kanaya hanya bisa merenung segala yang terjadi dalam hidupnya.

"Lepaskan cinta dan perasaanmu pada Rendra nak, dia sudah memiliki istri dan sebentar lagi kamu juga akan menikah, jangan hancurkan hidupmu untuk kedua kalinya, cukup kamu hamil diluar nikah saja". Sang ibu mengelus kepala sang anak yang hanya duduk dengan tatapan kosong.

"Aku sungguh mencintainya bu, tapi aku tahu kisah kami tak akan pernah bersatu setelah semua ini, aku yang salah karena mau saja berselingkuh dari Rendra". Kanaya meneteskan air matanya karena merasa bersalah.

"Sudah nak, Rendra sudah memaafkanmu, kamu sambut kehidupan barumu dan belajarlah mencintai Aldo, biar bagaimanapun dia adalah calon suamimu". Sang ibu hanya bisa menghela nafasnya dalam-dalam melihat keadaan sang anak.

"Aku takut dia tidak berubah bu, dia suka mempermainkan dan bersenang-senang dengan perempuan lain, aku takut dia tidak bisa menjadi suami yang baik". Kanaya memeluk sang ibu karena Dilema.

"Dia sudah berjanji nak, berikan saja dia kesempatan, kamu sudah punya surat perjanjian hukum jadi kamu tenang saja, dia akan menderita jika dia melakukannya".

Helena hanya bisa mengangguk pasrah dan berusaha mengikhlaskan semuanya, ini adalah kesalahannya jadi dia harus bertanggungjawab atas semuanya.

Dikantor Rendra, dia menjadi bahan ledekan sang ayah karena melihat anaknya makan didalam ruangannya dengan bekal dari istrinya.

"Kelihatannya menantu papa orang yang sangat rajin, sampai kamu makan di ruangan seperti ini?? ". Hendra meledek sang anak karena ini pertama kalinya dia makan di ruangannya.

"Papa benar, walau usianya muda dan juga sangat sibuk, dia sangat telaten mengurus keperluan ku terutama dalam hal makanan, entah bangun jam berapa dia karena menyiapkan bekal ku dan pakaianku".

Penampilan Rendra lebih baik dari sebelumnya, di tampak sangat tampan apalagi Helena mengambilkannya barang yang sangat pas dan sesuai

"Baguslah jika seperti itu nak, kamu terurus dengan baik, oh iya jangan sakiti dia, kau akan berhadapan dengan papa kalau kau melakukannya".

"Tenang saja Pah, aku tidak akan berani, aku akan dibanting jika berani macam-macam dengan menantu kesayangan papa itu". Rendra terkekeh pelan setelah mengucapkannya.

"Baguslah kalau kau takut pada istrimu, sini papah coba masakan istrimu seperti nya enak". Hendra mengambil sendok kemudian mencobanya.

Matanya berbinar merasakan masakan menantunya itu rasanya sangat enak, sama seperti masakan istrinya dirumah.

"Enak sekali, masakannya tidak kalah dari mama kamu, selera mu boleh juga dalam memilih istri". Puji Hendra kepada anaknya.

Rendra hanya tersenyum tipis mendengar perkataan sang ayah, hatinya tiba-tiba terasa gamang karena pernikahan yang mereka jalani hanya pernikahan kontrak.

Berita perkelahian antara Helena dan Sintia sampai ke telinga dekan kampusnya, setelah jam makan siang dia dipanggil oleh dekan kampus begitu juga dengan Sintia.

"Sekarang bisa kalian jelaskan apa yang terjadi, mengapa mahasiswi seperti kalian bersikap seperti itu?? ". Kini sang Dekan menginterogasi mereka berdua.

"Maaf pak sebelumnya saat tadi saya sampai di kampus, Sintia dan teman-temannya menghampiri saya dan mengatai saya jalang dan perkataan yang tidak menyenangkan lainnya, awalnya saya diam tapi dia semakin menjadi dengan menghalangi jalan saya dan mencengkram tangan saya dengan keras hingga memerah, bapak bisa melihat ini". Helena memperlihatkan tangannya yang berbekas kepada sang dekan.

"Saya hanya manusia pak, selama ini saya diam ketika dia memperlakukan saya seenaknya tapi ketika dia menghina ku seperti itu saya tidak akan tinggal diam, saya akui saya salah karena menamparnya dengan keras tapi itu sebagian bentuk pertahanan diri saya yang bisa saja dia kereyok dengan teman-temannya, bapak bisa bertanya pada orang-orang sekitar tadi bagaimana kejadiannya". Ucap Helena dengan tenang.

Sang Dekan mengangguk membenarkan perkataan Helena, karena itu sama persis dengan apa yang dikatakan mahasiswa lain yang menyaksikan perdebatan itu.

"Ada yang ingin kamu sampaikan Sintia?? ". Kini perhatian sang dekan beralih pada Sintia yang menunduk.

"Maaf pak, saya memang bersalah, saya hanya marah karena Helena mengusir saya dan kedua orangtua saya dari rumah jadi saya melakukannya tadi". Sintia menatap sang dekan meminta pengertian.

"Ini peringatan untuk kalian, jika kalian mengulangi lagi, kalian akan saya skors, harusnya sebagai mahasiswa kedokteran kalian bisa menjaga sikap, apapun masalah kalian diluar kampus jangan dibawah di ranah kampus, kalian mengerti". Tegasnya lagi menatap tajam keduanya.

"Baik pak". Kompak keduanya

"kalian bisa kembali, karena jadwal kalian sebentar lagi". Ucap sang dekan mempersilahkan keduanya untuk keluar.

Helena hanya melenggang pergi tanpa memperdulikan Sintia yang menatapnya penuh kebencian, dia tidak peduli dengan tingkah dan perbuatan Sintia, baginya selama dia tidak bersalah maka dia akan melawan, tidak seperti dulu.

Sore hari Rendra yang baru pulang dari kantor menyempatkan diri untuk menjemput Helena, dia sudah menghubungi istrinya jika dia berada di kampusnya dan menunggunya. Dia yang masih memakai pakaian kerjanya menjadi pusat perhatian mahasiswa kedokteran yang berlalu lalang.

"Hay boleh kenalan?? ". Ucap Seorang gadis cantik dengan tubuh proporsional.

Rendra hanya menatapnya sekilas setelah itu membuang pandangannya kemudian sibuk pada handphone nya tanpa memperdulikan perempuan dihadapannya ini.

"Hay sayang, kamu sudah lama menunggu yah?? ".

Perhatian keduanya langsung teralihkan pada suara manis dari perempuan yang baru datang itu, senyum Rendra mengambang karena melihat Helena datang.

"Lumayan, yuk kita pulang". Rendra mengambil tas ransel istrinya dan memakainya dipundak.

"Kamu ngapain disini?? ". Tanya Helena memandang perempuan yang dia kenal itu.

1
evidwi Fatmayanti
kinara apa kanaya thorr
ChikoRamadani
Saling memaafkan dan ikhlas itu kuncinya agar kalian sama" bahagia dengan pasangan masing".... Teruntuk Rendra dan helena mungkinkah kalian buka hati untuk menjalani pernikahan ini tanpa mengingat bahwa yang kalian jalani demi kesepakatan/kontrak...
ChikoRamadani
Sepertinya ada kesalahan di Bab 16 dan 17 ceritanya diulang.... tolong di revisi kakk othor❤️
Ummu Umar: terima kasih aku sudha merevisinya☺☺
total 1 replies
ChikoRamadani
ceritanya menarik
konfliknya tidak terlalu bertele"....
penyampaian kata" sangat baik dan cukup oke sejauh ini ceritanya gak buat bosan 👍

Semoga sukses kakk othor❤️
Ummu Umar: terima kasi😀
total 1 replies
ChikoRamadani
bukannya "Helena Berlian Bramasta".
Ummu Umar: salah ketik terima kasih nanti saya perbaiki
total 1 replies
sudarti darti
bagus ceritanya
drama kehidupan sehari-hari
sudarti darti
parasit itu pantas di singkirkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!