Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
penuh misteri
''Dara bagai mana, nyonya Nasita bilang apa,'' tanya Bu Rosmah begitu melihat Dara menghampiri nya, wanita itu sangat penasaran
''Tidak tau Bu, nyonya Nasita tidak bilang apa apa, rapi Bu Mega masih di sana,'' jawab Dara apa ada nya,
Dara sendiri tidak tau dia di terima kerja atau tidak, wanita cantik di atas tadi terlihat baik. baik saja tidak seperti yang di katakan bahwa dia lumpuh, ah memang wanita itu hanya duduk Dara tidak tau benar nya,
''bu Mega bagaimana,'' tanya Bu Rosmah sangat penasaran, wanita itu tidak sabar untuk tidak melempar tanya begitu Mega datang,
''nyonya meminta mu untuk mandi dan Menganti semua pakaian mu, jangan pakai baju yang kamu bawa dari kampung itu,'' ucap Mega menatap Dara Tampa menjawab rasa penasaran Bu Rosma, bagi Mega ucapan nya barusan sudah sama seperti jawaban
''itu arti nya Dara di terima kerja,'' tanya Bu Rosma sekali lagi memastikan
''iya,''
''Alhamdulillah Dara bibi mu pasti senang mendengar nya,'' tutur Bu Rosma senang dengan senyum di bibir nya
''Sekarang ikut aku, dan mandi bersih kan diri mu,''
''kalau saya tidak di perbolehkan kan memakai baju yang saya bawa dari kampung lalu saya mau pakai baju apa,'' tanya Dara bingung di suruh mengganti baju tapi bukan baju yang di bawa nya dari kampung,
''Kamu mandi saja, biar ku siap kan baju mu,'' Mega berlalu pergi dengan Dara mengekor di belakang nya memasuki sebuah kamar yang luas seluas ruang tamu Dara di kampung,
''ini sabun mandi sampo gosok gigi dan wangi-wangian ini semua milik mu,'' ucap Mega menunjuk kan semua keperluan untuk Dara
Dara hanya mengangguk patuh tanpa banyak tanya, meski di benak nya banyak sekali pertanyaan, memasuki kamar mandi Dara bingung hendak mulai dari mana, sabun nya saja terlihat berbeda Dara membuka tutup botol sabun dan mencium aroma nya, sangat wangi pasti mahal pikir nya,
Dara mulai mengguyur tubuh nya dengan air yang mengalir dari atas kepala nya, rasa nya hangat air saja terasa berbeda, yang kemudian mulai menuang sampo mengusap di seluruh rambut hitam nya, usai memakai sampo Dara kini menuang kan sabun dan menggosok seluruh tubuh nya, bau nya sangat wangi Dara menyukai nya,
Usai dengan ritual mandi nya, Dara melihat di depan cermin sudah memakai handuk tentu nya, di atas meja terdapat sikat gigi yang masih baru dan juga sabun untuk cuci muka dan perawatan kulit lain nya
dengan rasa penasaran Dara mencoba satu persatu perawatan kulit untuk wajah nya itu, seumur hidup baru kali ini Dara merasakan memakai yang nama nya skincare sebelum nya tidak pernah,
Usai dengan semua aktivitas nya dara keluar dari kamar mandi dengan wajah dan badan jauh lebih segar, dan wangi tentu saja
''Sudah,'' tanya Mega rupanya wanita itu masih berada di kamar menunggu sampai Dara selesai mandi membersih kan badan nya,
''Ini semua baju mu, dan keperluan mu,'' ucap Mega memberi tau membuka sebuah lemari dengan semua baju baru juga dalaman untuk Dara kenakan, tak banyak namun bagi Dara lebih dari cukup bah kan jika hanya tiga atau empat stel baju
''Ini semua untuk saya Bu,'' tanya Dara memastikan
''ya kamu bebas memakai nya,'' ucap Mega yang kemudian pergi meningal kan Dara sendiri di dalam kamar untuk memakai baju nya,
Usai bersiap Dara segera keluar dari kamar dan menuju mega yang tengah duduk di pantry sengaja menunggu Dara
wanita itu duduk dengan tegap menunjuk kan ketegasan nya,
''Sudah,'' mega melempar tanya tak kala melihat Dara berdiri tak jauh dari nya,
Penampilan Dara berubah delapan puluh derajat Persis anak majikan, siapa menyangka kalau Dara hanya seorang pembantu, dress panjang di bawah lutut lengan sampai siku rambut nya yang hitam di kuncir kuda berbeda sekali saat Dara datang tadi
''saya gak bisa mengikat rambut di sanggul seperti bu Mega, begini apa tidak masalah,'' cicit nya takut penampilan nya tidak sesuai melihat Mega memandang nya tak berkedip
''Tidak apa apa, asal rapi sudah cukup, sekarang kamu ikut aku kita temui nyonya Nasita,'' Dara patuh tak banyak tanya mengekor di belakang Mega yang kini sedang menaiki tangga
''Tuan,'' sapa Mega ramah dengan wajah menunduk dan sedikit membungkuk, sontak Dara yang ada di belakang Mega mengikuti gerakan tersebut
Emran yang tadi sama sekali tak tertarik dengan sosok Dara kini menatap nya lebih dari dua menit, namun bibir nya terlalu sombong untuk sekedar bertanya siapa dia, tanpa kata Emran berlalu dari hadapan Mega yang kemudian memasuki ruang kerja nya
''Bu Mega itu tadi siapa,'' tanya Dara ragu namun penasaran tanya itu terlontar begitu saja,
''Itu tuan Emran, suami nyonya Nasita,'' jelas Mega
''hah suami kupikir anak nya, wajah nya terlalu muda untuk ukuran suami nyonya Nasita, atau mungkin mereka beda usia,'' pikir Dara sedikit heran tapi itu kenyataan nya,
Mega mengetuk pintu, setelah mendapat sahutan dari dalam perlahan Mega membuka pintu, tampak Nasita sudah berpindah tempat dari duduk di sofa kini duduk di kursi roda, siapa yang memindah kan nya, tanya Dara dalam benak nya, ah mungkin saja suami nya,
Nasita memandang Dara yang sudah tampak berbeda tidak ada rupa kampungan dengan baju lusuh nya, bau nya juga wangi, Nasita menyungging kan senyum samar
''mendekat lah,'' ucap nya memanggil Dara
Patuh spontan Dara mendekat menghampiri kursi roda meski tidak tau apa yang akan di lakukan nya, hanya patuh pada perintah di minta nya untuk mendekat
''Aku mau mandi dorong kursi roda ku,'' titah nya pelan namun terdengar tegas,
Dara melakukan apa yang di pinta majikan nya, mendorong kursi roda Nasita menuju kamar mandi, hanya sampai kamar mandi,
''keluar lah aku bisa sendiri,'' ucap nya lagi, hanya itu Dara pikir dia di minta untuk membantu nya mandi paling tidak pindah dari kursi roda nya,
Dara keluar dari dalam kamar mandi dengan perasaan heran, hanya itu pikir nya siapa yang membantu nya untuk membuka baju dan celana nya,
''Bu Mega,''
''nyonya bisa sendiri, kamar mandi itu sudah di buat khusus untuk nya,'' jawab Mega mengerti dengan pikiran Dara, ''kamu tunggu saja di sini sampai nyonya selesai dan memanggil mu,'' tutur Mega menjelaskan
''siapa yang membantu nya pindah dari kursi roda,'' tanya Dara ingin tau
''Sudah ku bilang nyonya bisa sendiri,'' Dara diam mengatup kan bibir nya tak lagi melempar tanya,
tiga puluh menit kemudian terdengar suara dari kamar mandi, Mega memberi isyarat lewat gerakan kepala, Dara yang patuh segera membuka pintu tampak Nasita sudah kembali duduk di kursi roda nya dengan handuk melilit di tubuh nya,
Heran Dara hendak bertanya, sebenar nya Mega hanya bilang nyonya bisa sendiri, penuh misteri kata itu yang ada di benak Dara kini,
sedikit tau cerita tentang sosok Nasita, dari Bu Rosma, Nasita sebulan sekali Menganti perawat nya, semoga kali ini cocok dengan mu Dara,