NovelToon NovelToon
TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

TERPERANGKAP CINTA CEO DINGIN

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cerai / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Penyelamat
Popularitas:883
Nilai: 5
Nama Author:

Alea, seorang wanita muda dan cantik, terpaksa menikahi Rian melalui perjodohan. Namun, kebahagiaan yang diharapkan pupus ketika Rian mengkhianatinya dengan berselingkuh dengan Gina. Patah hati, Alea memutuskan untuk bercerai dan meninggalkan Rian. Takdir berkata lain, bis yang ditumpangi Alea mengalami kecelakaan tragis. Di tengah kekacauan, Alea diselamatkan oleh Ben, seorang pria berkarisma dan berstatus sebagai bos besar yang dikenal dingin dan misterius. Setelah sadar, Alea mendapati dirinya berada di rumah mewah Ben. Ia memutuskan untuk berpura-pura hilang ingatan, sebuah kesempatan untuk memulai hidup baru. Ben, yang ternyata diam-diam mencintai Alea sejak lama, memanfaatkan situasi ini. Ia memanipulasi keadaan, meyakinkan Alea bahwa ia adalah kekasihnya. Alea, yang berpura-pura hilang ingatan tentang masa lalunya, mengikuti alur permainan Ben. Ia berusaha menjadi wanita yang diinginkan Ben, tanpa menyadari bahwa ia sedang terperangkap dalam jaring-jaring cinta dan kebohongan. Lalu, apa yang akan terjadi ketika ingatan Alea kembali? Apakah ia akan menerima cinta Ben, atau justru membenci pria yang telah memanipulasinya? Dan bagaimana dengan Rian, apakah ia akan menyesali perbuatannya dan berusaha merebut Alea kembali?

KALUNG BERMATA BIRU BERUKIRAN BUNGA ROSE

Hari pelelangan pun tiba. Ben, dengan ide yang sudah matang di kepala, melangkah pasti menuju tempat pelelangan. Ia tidak sendiri, David, asistennya yang setia, mendampingi di sisi. Ben sengaja tidak memberitahu Alea tentang rencananya. Ia ingin memberikan kejutan jika berhasil mendapatkan kalung peninggalan ibunya kembali, sekaligus membuat Rian, mantan suami Alea, gigit jari.

Sesampainya di sana, Ben disambut dengan hangat. Rupanya, namanya sudah tercatat sebagai tamu VIP. Ia diantar ke tempat duduk khusus yang strategis, dari sana ia bisa melihat jelas seluruh proses pelelangan. David berdiri di belakangnya, siap membantu segala keperluan Ben.

"Anda yakin dengan rencana ini, Ben?" bisik David, khawatir. "Bagaimana jika Rian tidak menawar?"

Ben menyeringai tipis. "Dia pasti menawar, David. Kalung itu adalah peninggalan berharga bagi keluarga Alea. Rian pasti ingin memilikinya kembali, entah untuk alasan apa."

Acara pelelangan segera dimulai. Seorang pembawa acara dengan suara lantang membuka acara dan memperkenalkan barang-barang yang akan dilelang. Jantung Ben berdebar kencang. Ia mengamati setiap orang yang hadir, mencari sosok Rian.

Tiba-tiba, matanya menangkap sosok pria yang familiar. Rian, mantan suami Alea, duduk di barisan depan dengan ekspresi dingin. Ben semakin bersemangat. Rencananya akan segera dimulai.

Beberapa perhiasan mewah dipamerkan, mulai dari cincin berlian, gelang emas, hingga kalung permata. Para kolektor ternama mulai bersaing, menaikkan harga barang-barang itu dengan cepat. Ben tetap tenang, menunggu saat yang tepat.

Tiba-tiba, seorang asisten membawa sebuah kotak beludru kecil ke atas panggung. Pembawa acara membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah kalung perak tipis dengan liontin berbentuk lingkaran kecil. Liontin itu tampak seperti mata biru yang berkilauan, dan jika diperhatikan lebih dekat, di dalamnya terdapat ukiran bunga mawar yang sangat halus.

"Selanjutnya, kita memiliki kalung perak antik dengan liontin bermata biru yang unik. Di dalamnya terdapat ukiran bunga mawar yang sangat indah. Kalung ini adalah peninggalan keluarga yang memiliki nilai sejarah tinggi," kata pembawa acara.

Ben melihat Rian sedikit mengubah posisi duduknya, matanya terpaku pada kalung itu. Ben yakin, inilah saatnya.

Penawaran dimulai dari harga yang cukup rendah. Beberapa orang mulai menawar, tetapi Ben tahu Rian belum akan bergerak.

Saat harga kalung itu mencapai angka tertentu, Rian mengangkat tangannya. "Saya tawarkan Lima Ratus Juta," ucapnya dengan suara datar.

Ben tersenyum sinis. Inilah yang ia tunggu. Tanpa ragu, Ben mengangkat tangannya. "Saya tawarkan Satu Miliyar," ucapnya dengan suara lantang.

Rian menoleh ke arah Ben dengan tatapan tajam. Ia tidak menyangka Ben akan ikut menawar. Rian menaikkan tawarannya lagi, dan Ben dengan cepat membalasnya dengan tawaran yang lebih tinggi.

Persaingan sengit terjadi antara Ben dan Rian. Mereka terus menaikkan harga kalung itu, membuat para kolektor lain terdiam. Ben tidak peduli dengan harga yang semakin melambung tinggi. Ia hanya ingin membuat Rian kalah.

Setelah beberapa saat, Rian terlihat mulai ragu. Ia berpikir sejenak, lalu menaikkan tawarannya sekali lagi. Ben tersenyum. Ia tahu, Rian sudah hampir menyerah.

Tanpa ragu, Ben mengangkat tangannya. "Saya tawarkan Sepuluh Miliyar yang jauh lebih tinggi]," ucapnya dengan suara lantang dan penuh kemenangan.

Rian terdiam. Ia menatap Ben dengan tatapan marah dan frustrasi. Ia tahu, ia tidak bisa mengalahkan Ben.

Pembawa acara mengulang tawarannya beberapa kali, memastikan tidak ada lagi yang ingin menawar. "Apakah ada yang ingin menawar lebih tinggi? Tidak ada? Baik, kalung ini resmi menjadi milik Tuan Ben!"

Ben menghela napas lega. Ia berhasil mengalahkan Rian dan mendapatkan kalung itu. Ia tersenyum penuh kemenangan pada David, yang juga terlihat lega dan bangga padanya.

Setelah acara pelelangan selesai, Ben menghampiri Rian yang terlihat sangat kesal. "Nikmati kekalahanmu, Rian," bisik Ben dengan nada mengejek. "Kalung bermata biru ini akan kembali ke pemiliknya yang sebenarnya."

Rian hanya bisa mengepalkan tangannya, menahan amarah. Ia tahu, melawan Ben sama saja mencari masalah. Siapa yang tidak mengenal Ben? Pengusaha muda sukses yang dikenal dingin dan tanpa ampun. Rian memilih untuk berbalik dan pergi, meninggalkan Ben dengan senyum kemenangan di bibirnya.

Ben segera mengurus administrasi dan pembayaran kalung itu. Setelah selesai, ia dan David bergegas pulang. Ben sudah tidak sabar ingin melihat reaksi Alea saat menerima kalung itu.

Sesampainya di rumah, Ben mendapati Alea sedang duduk termenung di ruang tamu. Wajahnya terlihat sedih dan lelah. Ben merasa iba melihat istrinya seperti itu.

"Alea," panggil Ben lembut.

Alea menoleh, terkejut melihat Ben sudah pulang. "Ben? Sudah pulang?" tanyanya dengan suara lirih.

Ben mengangguk. Ia mendekati Alea dan duduk di sampingnya. "Aku punya sesuatu untukmu," ucapnya sambil tersenyum. Ia mengeluarkan kotak beludru berisi kalung itu dan membukanya di hadapan Alea.

Alea terkejut. Matanya membulat saat melihat kalung perak dengan liontin bermata biru yang berkilauan. Ia mengenal kalung itu. Itu adalah kalung peninggalan ibunya.

"Ini... ini kalung ibu," ucap Alea dengan suara bergetar. Air mata mulai membasahi pipinya.

Ben mengangguk. "Aku tahu. Aku mendapatkannya kembali untukmu," ucap Ben lembut.

Alea tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menatap Ben dengan tatapan penuh terima kasih. Ia meraih kalung itu dengan tangan gemetar dan memeluknya erat.

"Terima kasih, Ben. Terima kasih banyak," ucap Alea sambil terisak.

Ben mengusap lembut rambut Alea. Ia tahu, Alea masih belum bisa menerima pernikahan mereka. Ia tahu, Alea terpaksa menikah dengannya karena keadaan. Tapi, Ben tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta Alea. Ia akan melakukan apa saja untuk membuat Alea bahagia.

"Sudah seharusnya aku melakukan ini untukmu, Alea," bisik Ben. "Aku tahu kalung ini sangat berarti bagimu."

Alea melepaskan pelukannya dan menatap Ben dengan tatapan sedih. "Ben, aku..."

"Ben," panggil Alea lembut, menyodorkan kalung perak bermata biru itu. "Bantu aku memakainya."

Ben tersenyum, menerima kalung itu dengan hati-hati. Ia berdiri di belakang Alea, aroma lembut rambutnya menggelitik hidungnya. Dengan gerakan pelan, ia membuka kait kalung dan melingkarkannya di leher Alea.

"Biar kubantu," bisik Ben, suaranya lembut dan menenangkan. Jari-jarinya dengan hati-hati memasangkan kait kalung, memastikan tidak ada rambut Alea yang tersangkut. Sentuhan lembutnya membuat Alea merinding, bukan karena tidak nyaman, tapi karena sensasi aneh.

Alea memejamkan mata, menikmati momen itu. Ia merasakan kehadiran Ben di belakangnya, kehangatan tubuhnya, dan aroma maskulin yang memabukkan. Ia merasa aman dan terlindungi.

"Sudah selesai," kata Ben, suaranya berbisik di telinga Alea. "Cantik sekali."

Alea membuka mata dan menatap pantulan dirinya di cermin. Kalung itu tampak berkilauan di lehernya, batu birunya memancarkan cahaya yang menenangkan. Ia menyentuh liontin itu dengan lembut, merasakan ukiran bunga mawar di baliknya.

"Terima kasih," ucap Alea tulus, menoleh ke arah Ben. "Kau benar, kalung ini sangat berarti bagiku."

Ben tersenyum, meraih kedua bahu Alea dan memutar tubuhnya menghadapnya. Ia menatap Alea dengan tatapan penuh kasih sayang.

"Aku tahu, sayang. Aku tahu betapa berartinya ibumu bagimu. Aku akan selalu menghormati kenanganmu bersamanya."

Alea terdiam, terpukau oleh ketulusan yang terpancar dari mata Ben. Ia merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Ia tidak lagi melihat Ben sebagai orang asing, sebagai suami yang terpaksa dinikahinya. Ia mulai melihatnya sebagai seorang pria yang peduli, yang sabar, dan yang tulus mencintainya. Walau Ben selau bersikap posesif.

1
Vash the Stampede
Aku sudah jatuh cinta dengan karakter-karaktermu, thor.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
Ichigo Kurosaki
Ceritanya menghibur sekali.
AyaShiyaa: Terimakasih atas dukungannya ❤️❤️❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!