NovelToon NovelToon
Kau Dan Aku Selamanya

Kau Dan Aku Selamanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Crazy Rich/Konglomerat / Pelakor / Cinta Seiring Waktu / Suami Tak Berguna
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Seraphine E

Hidup Audy runtuh ketika pengkhianatan dalam rumah tangganya terbongkar. Di tengah luka yang menganga, kariernya justru menuntutnya berdiri tegak memimpin proyek terbesar perusahaan. Saat semua terasa mustahil, hadir Dion—direktur dingin yang perlahan menaruh hati padanya, menjadi sandaran di balik badai. Dari reruntuhan hati dan tekanan ambisi, Audy menemukan dirinya kembali—bukan sekadar perempuan yang dikhianati, melainkan sosok yang tahu bagaimana melawan, dan berhak dicintai lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seraphine E, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Lampu kota berpendar samar di balik kaca mobil. Chandra memarkirkan kendaraannya di basement sebuah apartemen mewah,dirinya tampak gugup, kepalanya menoleh ke kanan-kiri, memastikan tidak ada mata yang mengikuti langkahnya, lalu menekan lift menuju lantai sepuluh.

Di depan pintu, Jenny sudah menunggu. Gaun satin berwarna lembut nyaris transparan, membalut tubuhnya, senyumnya hangat, matanya menyala penuh selamat datang. Begitu pintu terbuka, Jenny langsung meraih tangan Chandra, menariknya masuk ke dalam apartemen.

“Mas Chandra…” bisiknya manja, seolah-olah dunia di luar tak lagi ada. “Aku kangen banget loh sama kamu. Duduk sini yuk, aku bikinin teh anget.”

Chandra hanya mengangguk. Tubuhnya jatuh di sofa empuk, tapi hatinya masih penuh badai. Saat Jenny kembali dengan secangkir teh, dia menaruhnya di meja dan duduk persis di samping Chandra, jarak mereka begitu dekat hingga aroma parfumnya membelai hidung Chandra. "Betul kata mama, cuma Jenny yang pengertian sama aku, beda sama Audy" batin Chandra.

“Kamu kenapa? Mukamu murung banget. Ada masalah?” suara Jenny lirih, penuh kepura-puraan prihatin.

Chandra menghela napas panjang, menutup wajahnya dengan telapak tangan. “Aku nggak ngerti ada apa sama Audy, tapi dia belakangan ini aneh banget. Dia jadi dingin, kasar, dan seenaknya. Dia bahkan nggak mau lagi masak dan cuci baju aku”

Jenny menaruh tangannya di lengan Chandra, jemarinya lembut menekan. “Mas, dari dulu aku udah mikir… Kayaknya ya Mbak Audy itu sebenarnya nggak pernah benar-benar cinta sama kamu. Kamu tahu nggak? Waktu ada acara keluarga besar kami bulan lalu, aku dengar sendiri loh dia ngomong sama Tante Rini… katanya kamu itu ‘kebanyakan gaya, bisnisnya masih naik-turun tapi belagu’. Dia ketawa lagi setelah ngomong itu.”

Chandra menoleh cepat, keningnya berkerut. “Audy ngomong gitu? Serius?”

Jenny menatapnya dalam-dalam, wajahnya penuh simpati, tapi sorot matanya licin. “Beneran mas, kapan sih aku pernah bohong sama kamu. Aku ngomong begini sama kamu, soalnya aku nggak mau kamu terus-terusan diremehin sama mbak Audy. Aku denger dia ngomong aja sakit hati loh mas, padahal kamu udah baik banget sama dia”

Kata-kata itu menancap seperti duri di dada Chandra.

Jenny lalu meraih tangan Chandra, menggenggam erat. “Kok aku jadi mikir gini ya mas… mungkin nggak sih kalau ada pria lain sekarang?”

Chandra tersentak, wajahnya menegang. “Pria lain? Apa mungkin? Selama ini kan Audy sibuk kerja”

Jenny mendesah, suaranya lirih, penuh insinuasi. “Jelas mungkin lah Mas. Coba kamu pikir… kenapa juga dia tiba-tiba jadi dingin, kenapa sekarang dia nggak peduli lagi soal rumah, nggak peduli sama kamu, padahal kamu suaminya. Perempuan kalau udah punya pria lain, sikapnya pasti berubah. Aku adiknya mas, aku tahu banget mbak Audy kayak gimana. Dari dulu dia emang terkenal punya banyak pacar.”

Chandra tercekat, menatap kosong ke arah lantai. Kata-kata Jenny merayap masuk, meracuni pikirannya.

Jenny mendekatkan wajahnya, begitu dekat hingga napas hangatnya menyapu pipi Chandra. “Tapi kamu tahu kan kalau akuyang bener-bener peduli sama kamu. Aku yang ngerti rasa sakit kamu. Cuma aku yang paham gimana perasaan kamu, dan gimana kamu udah kerja keras selama ini bangun usaha kamu.”

Chandra menutup mata, kepalanya semakin berat. Tangannya masih berada dalam genggaman Jenny, yang terasa hangat, manis, dan… penuh jebakan.

Jenny tersenyum samar, puas melihat retakan yang semakin lebar di hati Chandra. Apa yang dia katakan apda Chandra akan semakin menjauhkan Chandra dari Audy—dan semakin mendekatkan Chandra kedalam pelukannya.

...***...

Tatapan Jenny yang halus mengusap punggung tangan Chandra, sementara suara lirihnya menetes ke telinga bagai racun yang manis.

“Mas… kamu nggak capek kan terus-terusan berjuang sendirian? Kamu juga butuh seseorang yang bikin kamu tenang, dihargai, diperlakukan seperti seorang raja. Bukan seseorang yang hanya bisa meremehkan dan mengecilkan kamu” bisik Jenny, matanya berkilat penuh bujuk rayu.

Chandra hanya menunduk, bahunya merosot lemas. Dalam kepalanya berputar bayangan Audy yang dingin, kata-kata sinisnya yang menusuk, wajahnya yang kini tak lagi lembut seperti dulu. Dan bersamaan dengan itu, suara Jenny hadir sebagai pelipur—manis, menghiburnya disaat hatinya sedang bergejolak marah.

Jenny menyenderkan kepalanya di pundak Chandra, tersenyum samar. “Aku bisa kok gantiin mbak Audy, kamu tahu kan kalau aku sayang banget sama kamu mas.”

Chandra mengangkat wajahnya perlahan. Ada kegamangan di sana, tanpa sadar, dia membiarkan Jenny mendekatkan tubuhnya, membiarkan bibir perempuan itu menyentuh pipinya, lalu turun ke bibirnya.

Ciuman itu lembut, penuh jebakan. Chandra sempat menutup mata, tidak menolak, detik berikutnya tangan kekarnya meraih pinggang Jenny, menariknya lebih dekat. Nafas mereka beradu, ruang apartemen itu mendadak terasa terlalu panas untuk menampung gelora asmara mereka berdua.

Waktu lewat begitu saja. Jenny terus berbisik di sela-sela kedekatan mereka.

“Nggak usah mikirin mbak Audy lagi, kamu udah punya aku disini. Kita senang-senang malam ini”

Dan semakin Jenny berbicara, semakin pikiran Chandra tergelincir jauh.

Malam itu, Chandra larut dalam pelukan Jenny. Bukan hanya tubuhnya yang tenggelam, tapi juga akalnya, juga sisa-sisa kesetiaannya.

Keesokan paginya, saat cahaya matahari menembus tirai apartemen, Chandra masih terbaring di ranjang Jenny. Pakaian mereka berserakan asal di lantai, sisa gelora semalam.

Jenny yang setengah terbangun melingkarkan lengannya ke dada Chandra, senyum tipis mengembang di wajahnya. “Kamu mikirin apa mas, wajah kamu serius amat…”

Chandra menatap kosong ke langit-langit, hatinya terasa lebih lega karena tak harus melihat wajah Audy di rumah, dan ada Jenny yang selalu siap melayaninya.

Hari itu, dia merasa telah membuat keputusan yang tepat. Dia yakin, dengan semakin dirinya menjauh dari istrinya sendiri, akan membuat Audy menyesal dan memohon padanya

Dia memutuskan untuk tinggal di apartemen Jenny selama beberapa hari, mungkin lebih lama. Apa pun… asalkan dia tak harus berhadapan dengan tatapan dingin Audy yang menyesakkannya.

Jenny tersenyum puas, menatap Chandra yang sudah terjerat lebih dalam, tahu jika rencananya perlahan mulai berhasil.

...***...

Jam di dinding sudah menunjuk angka sepuluh malam. Rumah itu senyap, hanya suara detik jarum jam yang terdengar. Audy masih berada di kamarnya, membaca novel favoritnya sebelum tidur. Dia lalu berjalan menuju balkon kamarnya, dari kejauhan, gemerlap lampu kota Jakarta berpendar lembut. Dia menyadari sang suami tidak sedang berada dirumah, "Kayaknya dia pergi ketemu sama Jenny" ucapnya sendiri

Audy menghela napas panjang, lalu tersenyum kecil pada dirinya sendiri. "Padahal sepi begini nggak ada jeleknya, tapi kenapa dulu aku selalu aja gelisah kalau si Chandra nggak pulang-pulang. Beneran bego banget"

Alih-alih menunggu, dia melangkah ke ruang kerjanya. Di sana, dia membuka laptop, memainkan musik lembut yang membuat atmosfer menjadi hangat. Jemarinya menari di atas keyboard, menyusun rencana bisnis barunya. Ide-ide mengalir deras—konsep proyek baru yang sejak lama dia pendam kini mulai dia tuangkan.

Tak lama, Yunita menelepon.

“Dy, kamu ngapain?” suara sahabatnya terdengar riang.

Audy tersenyum. “Nggak ngapa-ngapain, cuma lagi mikirin project baru aja" jawab Audy.

"Gila ya, pekerja keras banget sih besti akuu. Kamu nggak lagi sama suami bangsat kamu kan?" tanya Yunita.

"Nggak, nggak tahu deh dia kemana. Aku sendirian dirumah, and surprisingly, aku nggak ngerasa kesepian sama sekali.” Jawab Audy sambil tertawa lepas.

“Bagus dong. Eh, weekend ini gimana kalau kita spa bareng? Anggap aja hadiah buat diri kita sendiri setelah kerja gila-gilaan. Udah lama juga kam kita nggak spa”

Audy terkekeh, suaranya ringan. “Deal. Kayaknya aku butuh healing deh. Sekarang aku mau mulai kasih hadiah ke diriku sendiri, bukan cuma mikirin orang lain.”

Setelah telepon ditutup, Audy menyalakan lilin aromaterapi di sudut ruangan. Cahaya temaramnya membuat suasana semakin damai. Dia bersandar sejenak di sandaran ranjang, menikmati ambience di kamarnya, membiarkan hangatnya mengalir ke seluruh tubuh, sambil memutar playlist favorit yang sudah lama tak dia dengarkan.

Di dalam hati kecilnya, dia berbisik pada diri sendiri,

Kalau Chandra saja bisa memilih menghabiskan waktunya di luar.

Aku juga bisa.

"Aku bisa menyenangkan diriku sendiri, membahagiakan diriku sendiri. Dia pikir aku nggak bisa bahagia tanpa dia? Picik sekali" gumamnya.

Audy menutup mata, membiarkan musik, wangi aroma therapy, dan rasa lega menyelimutinya, dan untuk pertama kalinya dia bisa tidur dengan lelap.

...****************...

1
Widya Herida
lanjutkan thor ceritannya bagus
Widya Herida
lanjutkan thor
Sumarni Ukkas
bagus ceritanya
Endang Supriati
mantap
Endang Supriati
engga bisa rumah atas nama mamanya audi.
Endang Supriati
masa org penting tdk dpt mobil bodoh banget audy,hrsnya waktu dipanggil lagi nego mau byr berapa gajinya. nah buka deh hrg. kebanyakan profesional ya begitu perusahaan butuh banget. td nya di gaji 15 juta minta 50 juta,bonus tshunanan 3 x gaji,mobil dst. ini goblog amat. naik taxi kwkwkwkwkkk
Endang Supriati
audy termasuk staff ahli,dikantor saya bisa bergaji 50 juta dpt inventaris mobil,bbm,tol,supir,by perbaikan mobil di tanggung perusahaan.bisa ngeclaim entertaiment,
Endang Supriati
nah itu perempuan cerdas,sy pun begitu proyek2 sy yg kerjakan laporan 60 % sy laporkan sisanya disimpan utk finslnya.jd kpu ada yg ngaku2 kerjja dia,msmpus lah.
Syiffa Fadhilah
good job audy
Syiffa Fadhilah
sukur emang enak,, menghasilkan uang kaga foya2 iya selingkuh lagi dasar kadal
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!