NovelToon NovelToon
Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Gadis SMA Kesayangan CEO Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Romansa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Briany Feby

"Mulai sekarang, kamu adalah istri saya Feby Ayodhya Larasati. Apapun yang ada di dalam diri kamu, hanyalah milik saya!" Kalimat yang keluar dari mulut pria tampan di hadapannya ini membuat seluruh bulu kuduknya berdiri. Jantungnya berdebar kencang saat pria itu semakin menatapnya dengan tatapan intens.
.....

Feby Ayodhya Larasati gadis cantik dan periang yang duduk di bangku SMA.
Tak hanya parasnya yang cantik, dia juga memiliki prestasi yang sangat bagus di sekolah. Impian dalam hidupnya hanya satu, yaitu mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri.
Kehidupannya selama ini selalu berjalan lancar namun, tidak saat ia bertemu dengan pria bernama Arka William Megantara.

Pertemuan yang berawal dari mimpi, kini berubah menjadi nyata. Pertemuan yang berawal dari kesalahpahaman, kini berubah menjadi hubungan pernikahan.
.....

Arka William Megantara, seorang CEO muda yang memiliki paras tampan, tubuh tegap, tinggi, dan atletis. Dia adalah satu-satunya pewaris tunggal di perusahaan Mega

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Briany Feby, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8. Suamiku sungguh mengesankan!

Mobil mewah Lamborghini milik Arka melaju membelah jalanan malam menuju sebuah hotel bintang lima yang sangat terkenal.

Pria tampan itu memfokuskan pandangannya ke depan.

Berbeda dengan Feby yang sedari tadi terus saja menoleh kesana kemari.

Gadis itu tampak begitu gelisah. Seperti ada sesuatu yang ingin ia katakan pada Arka namun ia tidak berani mengatakannya.

"Ada apa?" Tanya Arka pada akhirnya karena ia menyadari tingkah aneh Feby.

Mendengar itu Feby langsung menatap Arka seraya menggigit bibir bawahnya.

"A-aku mau ngomong sesuatu..."

Ucap gadis itu dengan terbata-bata.

"Katakan" Titah Arka.

"Itu... anu... Tentang panggilan untuk Tuan Arka..." Lirih Feby.

Arka melirik gadis di sampingnya sesaat sebelum akhirnya ia memfokuskan pandangannya lagi ke depan. "Panggilan untuk saya?"

Feby mengangguk pelan.

"Iya... Kata Tuan Arka aku kan nggak boleh manggil Tuan lagi di depan semua orang. Boleh nggak kalau aku panggil tuan Arka Mas?"

Tanya Feby seraya menundukkan kepalanya. Ia sungguh tidak berani menatap wajah Arka karena ia merasa begitu malu.

"Mas?" Tanya Arka mengulangi.

"I-iya... Soalnya aku sering denger Ibu manggil Ayah Mas. T-tapi kalau Tuan Arka keberatan atau nggak setuju, nggak apa-apa"

Arka menatap Feby seraya menaikan satu alis tebalnya.

"Siapa bilang saya nggak setuju?"

"Jadi Tuan setuju? Aku boleh manggil Tuan Arka Mas?" Tanya Feby memastikan.

Arka menjawab pertanyaan Feby hanya dengan sebuah anggukan kepala saja. Akan tetapi, hal itu berhasil membuat kedua mata Feby berbinar dan sebuah senyuman muncul di wajah cantik Feby.

"Makasih, Mas Arka..." Ujar Feby dengan begitu lirih. Ia sengaja berkata lirih agar pria di sampingnya ini tidak bisa mendengarnya.

Akan tetapi, justru Arka mendengarnya dengan begitu jelas. Hingga tanpa sadar, sudut bibir Arka terangkat ke atas mendengar itu. Membentuk sebuah senyuman manis di wajah tampan Arka yang biasanya selalu terlihat dingin dan datar. Feby pun sontak membulatkan matanya melihat Arka yang diam-diam tengah tersenyum.

"Ini aku nggak salah liat? Es batu di samping aku ternyata bisa senyum?" Batin Feby.

Namun detik berikutnya, gadis itu langsung buru-buru mengalihkan pandangannya agar ia tidak terpesona dengan senyuman dari Arka.

Tak lama kemudian, mereka sampai di sebuah hotel bintang lima yang sangat terkenal. Arka langsung memarkirkan mobilnya.

Saat Feby hendak membuka pintu mobil, tiba-tiba saja pintu itu telah terbuka. Tak lain itu adalah Arka.

Pria tampan itu membukakan pintu mobil untuk Feby. Ia sempat bengong melihat Arka yang berdiri seraya membukakan pintu mobil dan mengulurkan tangannya pada Feby.

Arka menatap Feby seakan memberikan isyarat untuk segera keluar.

Dengan perasaan gugup Feby pun akhirnya meraih tangan Arka dan keluar dari dalam mobil.

Perasaan gugup Feby tak lagi bisa disembunyikan. Tangan gadis itu terasa begitu dingin. Ini baru pertama kalinya ia datang ke sebuah acara yang begitu penting bersama Arka. Apalagi banyak tamu penting dan para kolega Arka yang datang.

Begitu sampai di dalam hotel tempat acara berlangsung, wajah Feby terlihat semakin pucat pasi. Gadis itu memang tidak mengatakan apa-apa pada Arka. Akan tetapi, Arka tau apa yang dirasakan oleh Feby.

Arka tidak sedikitpun melepaskan genggaman tangan Feby. Ia justru menarik pinggang gadis itu agar semakin dekat dengannya.

Tangan pria tampan itu memegang pinggang ramping Feby dengan begitu posesif. Seakan memberi tau semua orang bahwa gadis ini adalah istrinya.

Begitu Arka dan Feby masuk, pandangan semua orang langsung tertuju pada mereka.

Bagaimana tidak? Dia adalah seorang Arka William Megantara! Seorang CEO muda yang terkenal bukan hanya karena ketampanannya saja akan tetapi, juga karena prestasi gemilangnya sebagai pewaris tunggal Megantara Group.

"Jangan gugup. Ingat kamu saat ini adalah istri saya, istri seorang direktur Megantara Group" Bisik Arka tepat di samping telinga Feby.

Jantung Feby langsung berdegup kencang.

"Mas aku takut..." Cicit Feby.

"Para tamu di sini tidak akan memakan kamu. Jadi kamu tidak perlu takut"

"Tapi..."

Kalimat Feby menggantung begitu saja karena tiba-tiba dua orang pria seumuran Arka yang juga mengenakan jas rapih menghampiri mereka. Mereka tersenyum lebar pada Arka. Feby pun berusaha untuk tetap tersenyum dan menyembunyikan perasaan gugupnya.

"Wah-wah, Tuan Megantara akhirnya datang juga... Bagaimana kabarnya Tuan?" Sambut salah satu dari mereka seraya menjabat tangan Arka.

"Seperti yang kamu lihat, saya baik-baik saja. perkenalkan ini Feby, istri saya" Jawab Arka tanpa melepaskan genggaman tangan Feby. Feby pun langsung tersenyum sopan pada mereka.

"Istrimu terlihat sangat muda dan cantik. Kamu memang tidak pernah salah dalam mengambil keputusan Arka. Baik itu dalam urusan bisnis, ataupun urusan cinta, kamu selalu berhasil!" Gurau pria berjas biru membuat mereka semua tertawa.

Arka hanya tersenyum kecil.

"Feby, perkenalkan ini Juan dan Riyan mereka teman kuliah saya" Ucap Arka memperkenalkan dua lelaki tersebut kepada Feby.

"Salam kenal Mas Juan, Mas Riyan..."

Feby tersenyum kepada Juan dan Riyan.

Juan dan Riyan pun langsung membalas senyum Feby.

Mereka berdua bahkan langsung mengulurkan tangannya secara bersamaan di hadapan Feby. Hal itu sontak membuat Arka langsung melayangkan tatapan tajam kepada mereka berdua. Sehingga mereka pun menurunkan tangannya kembali.

"Sepertinya pasangan suami-istri baru ini tidak ingin kita ganggu Yan" Sindir Juan.

Riyan menatap Arka seraya terkekeh kecil.

"Ayo, lebih baik kita biarkan mereka berdua saja. Agar pewaris Megantara Group bisa cepat-cepat lahir" Jawab Riyan lalu menarik Juan untuk pergi meninggalkan Arka dan Feby berdua.

Mereka berdua tersenyum jenaka seraya mengedipkan matanya pada Arka sebelum pergi. Arka hanya menatap dua temannya itu dengan tatapan datar. Sejak dulu, Juan dan Riyan memang orang yang suka bercanda. Berbeda dengan Arka yang selalu saja datar.

Feby menatap Juan dan Riyan yang sudah pergi dengan tatapan bingung.

"Kenapa mereka berdua tiba-tiba pergi Mas? Terus kenapa Mas Riyan ngomong tentang pewaris Megantara Group?" Tanya Feby pada Arka.

Bukannya menjawab pertanyaan Feby, Arka justru menarik gadis itu menuju salah satu meja. Ia menarik kursi untuk Feby.

"Duduk dulu, saya capek berdiri terus" Ucap Arka membuat Feby pun akhirnya duduk.

Feby duduk di samping Arka seraya terus memperhatikan Arka. Pria itu terlihat begitu tampan. Tak heran mengapa jantungnya ini selalu saja berdegup kencang saat berada di dekat Arka. Akan tetapi, ia selalu bertanya-tanya apa yang membuat Arka berbohong kepada kedua orang tuanya sehingga mereka dipaksa menikah?

Jika dilihat dari segi manapun, Arka adalah pria yang tidak memiliki satu pun kekurangan. Gadis manapun yang melihat Arka pasti akan bertekuk lutut. Lalu mengapa pria itu justru memilih Feby menjadi istrinya? Dia ini hanya gadis biasa. Dia bukan anak orang kaya, dia juga bukan gadis yang berpendidikan tinggi. Semua pertanyaan-pertanyaan itu terus saja menghantui pikirannya hingga saat ini.

"Ada apa? kenapa kamu diam saja?"

Tanya Arka pada Feby.

Feby pun langsung membuyarkan lamunannya mendengar itu.

"Nggak, aku nggak apa-apa" Jawab Feby.

Tiba-tiba saja Arka meletakkan tangannya di kening Feby. Sontak hal itu membuat Feby terkejut bukan main.

"A-apa yang Mas Arka lakukan?"

Tanya Feby terbata-bata.

"Saya sedang mengecek, apakah kamu baik-baik saja atau tidak" Jawab Arka seraya menatap wajah Feby.

Mendengar itu wajah Feby pun langsung bersemu merah.

"Lihat wajah kamu juga merah. Kamu yakin baik-baik saja?" Tanya Arka.

"A-aku baik-baik saja kok... Hanya saja aku sedikit gugup" Ucap Feby dengan salah tingkah.

"Gugup kenapa?"

"Lihatlah, semua tamu di sini pasti orang-orang penting. Mereka semua ke sini juga pakai mobil mewah. Aku belum pernah ke acara seperti ini Mas jadi aku gugup.

Aku juga takut buat Mas Arka malu di depan semua orang karena aku nggak sebanding dengan mereka."

Jelas Feby seraya menatap para tamu yang mulai berdatangan.

"Hotel di sini juga bagus banget ya Mas pasti mahal. Tapi kenapa pengunjung hotelnya hanya para tamu ini saja ya?" Tanya Feby seraya menatap beberapa tamu yang masuk.

"Karena seluruh hotel ini sudah di sewa khusus untuk acara ini" Jawab Arka.

Kedua mata Feby membelalak sempurna mendengar jawaban Arka.

"A-apa?! Seluruh hotel ini sudah di sewa?! Siapa kira-kira orang yang sanggup menyewa seluruh hotel mewah seperti ini?"

Arka tersenyum simpul melihat reaksi gadis itu.

"Saya" Jawab Arka membuat gadis kecil itu semakin kaget.

"A-apa?! Jangan bohong Mas... Bohong itu dosa loh nanti bisa masuk neraka! Mimpi itu boleh aja, tapi jangan ketinggian..." Celetuk Feby seraya terkekeh.

"Untuk apa saya bohong? Kamu cek saja di internet siapa pemilik hotel ini. Pasti kamu akan melihat nama saya terpampang di sana" Tandas Arka.

Feby terkekeh kecil seraya menepuk pundak Arka. Hal itu membuat Arka menatap Feby dengan tatapan tajam.

"Maaf Mas tapi aku nggak percaya. Kalaupun Mas Arka beneran pemilik hotel ini, aku bakalan kabulkan semua keinginan Mas. Tapi itu nggak mungkin!"

Feby sengaja mengatakan hal itu untuk meledek Arka. Namun pria itu tidak merespon apapun. Arka kembali diam dan memasang wajah dinginnya. Tak lama kemudian acara pun dimulai, seorang pria paruh baya melangkah naik menuju ke atas panggung.

Pandangan semua orang pun langsung tertuju pada pria itu. Begitu pun Feby. Gadis itu memusatkan perhatiannya pada pria paruh baya itu. Berbeda dengan Arka yang tidak sedikitpun melirik.

"Cek.. cek... Selamat malam semuanya" Suara pria itu menggema di seluruh ruangan.

"Malam..." Jawab semua orang dengan semangat. Begitu pula Feby.

"Saya ingin mengucapkan terima kasih, kepada para tamu terhormat yang sudah menyempatkan diri untuk hadir di acara ini. Acara ini diadakan setiap tahun untuk mempererat tali silaturahmi antara para pengusaha-pengusaha hebat di kota ini.

Acara ini tidak akan pernah bisa berjalan dengan lancar tanpa adanya bantuan dari seorang direktur muda dan tampan yang telah menyedikan tempat ini setiap tahunnya.

Saya tidak akan terlalu banyak basa-basi, langsung saja saya persilahkan direktur muda dan tampan kita untuk maju"

Semua orang langsung riuh mendengar itu. Mereka semua membicarakan direktur muda dan tampan itu. Seakan setiap orang sudah tidak sabar untuk menyambutnya.

Sama halnya dengan Feby gadis itu terlihat begitu semangat. Kedua mata Feby berbinar menunggu kedatangan direktur yang tengah menjadi bahan perbincangan semua orang.

"Mas Arka tau nggak kira-kira Direktur muda itu siapa?" Bisik Feby seraya mencolek lengan Arka.

"Nggak" Jawab Arka dengan singkat.

Feby hanya berdecak pelan mendengar jawaban dari Arka. Ia pun akhirnya kembali memusatkan perhatiannya ke depan.

"Saya persilahkan Tuan Arka William Megantara untuk maju ke depan meresmikan acara ini!"

Kedua mata Feby langsung membulat sempurna mendengar itu. Ia menatap Arka yang sudah berjalan menuju panggung tanpa bisa berkata apa-apa. Suara riuh tepuk tangan terdengar begitu meriah. Feby hanya diam mematung di tempatnya.

"J-jadi Direktur muda itu Tuan Arka?!" Gumam Feby seraya terus menatap suaminya itu dengan wajah terkejut.

Arka berdiri di atas panggung dengan begitu gagah. Pria paruh baya tadi memberikan mikrofon kepada Arka. Perhatikan semua orang yang ada di ruangan ini sepenuhnya tertuju hanya pada pria tampan itu.

"Selamat malam semuanya!"

Suara bass milik Arka memenuhi satu ruangan. Mengalun begitu merdu di telinga Feby. Hingga membuat bulu kuduk Feby berdiri.

"Malam!" Saut semua orang dengan begitu meriah. Berbeda dengan Feby yang hanya diam mematung.

"Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam acara ini hingga acara ini bisa berjalan dengan lancar setiap tahunnya.

Saya sangat berharap acara ini bisa mempererat tali persaudaraan antara kita semua. Bukan hanya sebagai partner bisnis, akan tetapi juga sebagai sahabat"

Feby semakin terpesona melihat Arka. Entah mengapa pria itu terlihat begitu tampan apalagi saat ia bicara di depan semua orang.

Setiap kata yang keluar dari mulut Arka seakan mampu menghipnotis semua orang.

"Tahun ini adalah tahun yang sangat spesial bagi saya, karena biasanya setiap tahun saya selalu menghadiri acara ini sendiri dan malam ini saya ditemani oleh istri saya"

Ucap Arka seraya menatap sejenak ke arah Feby.

Jantung Feby berdegup seratus kali lipat mendengar itu. Saat matanya bertemu dengan mata Arka, jutaan kupu-kupu seakan berterbangan di dalam perutnya.

"Feby Ayodhya Larasati dia adalah istri saya, dia bagian dari hidup saya, dan juga tempat saya berlabuh. Mungkin banyak orang yang bilang kalau wanita yang akan menjadi istri saya adalah wanita yang beruntung.

Akan tetapi, saya rasa tidak. Karena saat saya bersama dengan Feby, saya merasa justru saya lah pria yang sangat beruntung karena bisa menjadi suami Feby..."

Tubuh Feby langsung mematung seketika. Ia benar-benar tidak percaya Arka akan mengatakan itu di depan semua orang. Bahkan di mimpinya saja ia tidak berani membayangkan hal itu. Jantung Feby benar-benar terasa hampir melompat dari tempatnya. Kedua mata Feby berkaca-kaca mendengar perkataan Arka.

Hingga tanpa sadar, air mata gadis itu jatuh membasahi pipinya.

"Ada apa sebenarnya? Kenapa Tuan Arka mengatakan hal seperti itu kepada semua orang? Dan kenapa aku menangis? Perasaan aneh apa ini?" Lirih Feby seraya mengusap pipinya yang basah.

"Tuan Arka, kalau begitu panggil saja istrimu itu untuk maju ke depan dan berdansa bersama Tuan. Saya rasa para tamu juga menginginkan hal yang sama. bukan begitu?"

Usul pria paruh baya yang berdiri di samping Arka.

Semua orang langsung kompak menyetujui usul dari pria paruh baya itu. Keadaan ruangan menjadi semakin riuh. Semua orang meminta Arka untuk memanggil istrinya untuk maju ke depan.

Melihat itu, Feby hanya bisa berdoa agar Arka menolak keinginan semua orang. Namun ternyata, jawaban yang keluar dari mulut Arka benar-benar membuat Feby rasanya ingin menghilang saja dari bumi.

"Ya kalian semua benar. Namun, saya tidak akan memanggil istri saya untuk maju. Justru saya lah yang akan menjemput dia untuk maju ke depan dan berdansa bersama saya"

______________________________________

Ikan hiu makan lele...

Jangan lupa kasih hati ❤️ leee...

Gimana part ini? Jantung aman? Mau liat Arka sama Feby dansa nggak?

Mau liat yang lebih bikin salting?

Intip aja di akun Tiktok bibiluv68 !

1
Mar Diati
saya suka ceritanya cukup menarik
Mar Diati
upnya dong
Mar Diati
lima.episode sekaligus
Mar Diati
hari ap upnya, dan kkw up jangan satu episode saja, 5lima episode kalau bisa .
Mar Diati
kapan up nya
Briany Feby: Bab 3 sudah up yaa
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!