NovelToon NovelToon
Black Rose

Black Rose

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO
Popularitas:371
Nilai: 5
Nama Author: chery red

Alexa, pewaris klan Black Dragon, hidup dalam bayang-bayang balas dendam. Ketika keluarganya dibantai, ia bersumpah untuk membalas dendam dan merebut kembali tahta yang seharusnya menjadi miliknya. Dalam perjalanannya, ia bertemu Erick, seorang playboy yang perlahan mulai jatuh cinta padanya. Namun, cinta mereka terancam oleh ambisi dan dendam yang membara, Alexa harus memilih antara cinta, balas dendam, dan takdirnya sebagai pemimpin.
"Jauhi aku dan jangan pernah mengejar dan mengharapkan cintaku" Alexa Onyx Medici

"Aku telah jatuh cinta padamu sejak awal kita jumpa, jangan pernah pergi dari sisiku" Raj Erick Aditya Narayan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chery red, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8. Permintaan Erick dan usaha pembunuhan Alexa

Ruangan rapat yang sempat panas dan tegang kini terasa lenggang dan sepi , hanya menyisakan Alexa, Erick dan Dewa. Erick menatap tak berkedip ke arah Alexa yang tampak gugup, merunduk dan memainkan jari-jarinya. Tatapannya intens, seolah-olah ingin menembus pikiran Alexa. " Ini orang kenapa pula melihatku seperti ingin menerkamku, salah apa aku padanya ? Apa dia menaruh dendam padaku karena acara makan siang kemarin batal ?" tanya Alexa dalam hatinya. Perlahan Alexa mengangkat kepalanya dan menatap Erick yang tampak dingin. " Maaf Pak, apakah di wajah saya ada bekas saosnya ya ?" tanya Alexa sambil mengusap wajahnya pada Erick setelah saling berpandangan sekian detik.

 Tersenyum dalam hatinya, Erick tetap memasang wajah datar dan dingin, jauh berbeda dengan jantung nya yang berdetak cepat dan debaran hatinya ketika menatap wajah polos Alexa yang memakai kacamata berbingkai tebal yang sesekali didorongnya karena terus menerus merosot. " Kamu tau mengapa aku menahanmu di sini ?" tanya Erick sambil menangkupkan jemarinya di depan bibirnya dan matanya menatap lekat ke arah wajah Alexa Yan tampak kebingungan bercampur ketakutan dan juga penasaran. "Dan apakah kamu menyadari letak kesalahan mu ?" ucap Erick dengan nada datar tapi mengintimidasi.

Alexa hanya mampu menggelengkan kepalanya. " Maaf sebelumnya Pak jika kedatangan saya sedikit terlambat dari waktu yang ditentukan oleh perusahaan, saya diberitahu oleh Pak Tonggos eh maksud saya Pak Hendra, jika kami semua di panggil ke kantor pusat pada jam sebelas lewat tiga puluh menit. Dan sebelum saya berangkat saya juga di perintahkan olehnya agar membelikan dia makan siang. Sebenarnya saya ini bekerja sebagai pegawai bagian pemasaran dan keuangan atau sebagai OB sih ? Sampai semuaaaaa pekerjaan yang bukan tugas saya harus dibebankan kepada saya." ucap Alexa dengan kesal.

Erick yang mendengar perkataan Alexa tak kuasa menahan senyum. Dia melihat mimik wajah Alexa yang mulanya ketakutan perlahan menjadi kesal dan akhirnya mengadukan kekesalannya pada Erick. " Aku sengaja memanggilmu ke sini pagi ini untuk memberi tahu mu sesuatu." ucap Erick sambil memandang wajah Alexa kembali. Kedua telapak tangan Erick ditangkupkan di depan dadanya, sementara punggungnya dengan santai Erick sandarkan di punggung kursi.

" Aku telah memutuskan untuk menarikmu dari anak perusahaan ke kantor pusat. Jadi mulai lusa kamu bisa menempati meja barumu di departemen pemasaran, setelah pembicaraan ini kamu pergilah ke HRD dan melaporkan diri. Bagian HRD telah aku beritahu tentang mu." sambung Erick. Matanya menatap tajam ke arah wajah Alexa yang terbengong-bengong kaget mendengar perkataan Erick barusan.

"Eh yang bener Pak Erick, jangan bercanda." celetuk tanpa sadar Alexa. "Aku tak pernah main-main dengan ucapan ku Xa, sekarang aku tanya padamu, apakah kamu mau terus di bawah perintah si Tonggos atau asistennya yang botak ? Atau kamu mau pindah ke sini dan bekerja sesuai dengan tugasmu ?" tanya Erick dengan tegas. "Baiklah Pak Erick, saya akan bekerja di sini mulai lusa. Eh kenapa engga besok saja mulai kerja nya ?" tanya Alexa setelah menyanggupi permintaan Erick. " Besok kamu libur dulu sehari dan sekarang kembalilah ke anak perusahaan dan bereskan semua barang-barang mu di sana. Sebelumnya kamu lapor dulu ke HRD , nanti Dewa akan mengantar mu menemui kepala HRD dan memberi tau dia jika lusa kamu akan mulai bekerja di sini." perintah Erick sambil melambaikan tangannya seolah mengusir lalat.

Alexa pun bergegas keluar dari ruangan rapat itu dengan membawa dokumen yang tadi dibagikan saat rapat. Kemudian bersama Dewa, dia pergi ke HRD dan membereskan segala sesuatunya menyangkut kepindahannya ke kantor pusat.

Sekembalinya dari kantor pusat, Alexa membereskan barang-barangnya di meja kerjanya yang berada di anak perusahaan. Sesekali dia mendorong kacamatanya yang terus menerus merosot. Rambutnya kian berantakan tetapi masih dapat tertahan oleh jepit murahan yang dibelinya di pasar malam beberapa waktu lalu.

Alexa tak mempunyai teman dekat di kantornya, jadi dia tak perlu basa basi berpamitan pada mereka. Toh selama ini mereka tak pernah menganggap dirinya bagian dari departemen yang menaunginya. Diiringi tatapan keheranan dan bisik-bisik rekan kerjanya, Alexa terus membereskan barang-barangnya, mengacuhkan segala omongan yang terdengar lirih di telinganya. Maka dengan lenggang kangkung membawa sekotak kecil barang-barangnya dia keluar dari gedung itu menuju mobil tuanya yang di parkir di basement.

" Uuuggghhhh.... Akhirnya aku terlepas dari lingkungan kerja yang iiiuuuuuhhhhhh.. Menyebalkan... Untung saja setiap harinya aku hanya perlu memasang wajah polos dan pura-pura bodoh juga menerima setiap perlakuan tak mengenakkan dari mereka. Fiiuuuhh.. Pepatah bilang orang sabar pantatnya lebar.. Tapi kok punya ku engga lebar-lebar sih ?" gumam Alexa sambil memandang gedung tempat bekerjanya beberapa bulan terakhir ini dengan pandangan lega.

Menikmati sore yang tenang, Alexa keluar dari rumahnya yang berada di pinggiran kota di kompleks perumahan yang rata-rata di huni oleh keluarga menengah ke atas. Mengendarai mobil tuanya, Alexa menuju kediamannya yang lain yang berada di pusat kota. Sebuah penthouse mewah di salah satu gedung pencakar langit menjadi tempat tinggalnya ketika dia berada di kota untuk menjalankan misinya ataupun hanya sekedar ingin bersembunyi dan bersantai di saat senggang.

Penthouse miliknya itu dilengkapi dengan keamanan tingkat tinggi yang diciptakan dan dipasang olehnya. Selain kode dan sidik jari, Alexa juga memasang dan memprogram keamanan dengan memindai retina dan wajahnya juga suaranya untuk membuka pintu masuk ke penthouse miliknya itu. Setelah menaruh mobil tua miliknya di garasi miliknya, Alexa melangkah ke luar basement dan berjalan santai menuju ke sebuah bar dan restoran tempat berkumpulnya para pekerja setelah mereka pulang dari kantor atau hanya sekedar mampir untuk makan.

Setelah puas menyantap makan malamnya di bar dan restoran itu, Alexa berjalan santai menyusuri jalanan sepi. Pakaiannya yang berwarna gelap dan tertutup menampilkan lekuk tubuhnya yang seksi walau tertutup selembar jubah hitam yang dipakainya. Rambut hitamnya dia ikat menjadi satu, tak lupa sepatu boots panjang berwarna hitam membungkus tungkai kakinya yang panjang.ditambah dengan sebuah ikat pinggang yang terbuat dari besi dengan gesper berbentuk naga hitam melingkari pinggang rampingnya.

Sayup-sayup terdengar suara sirine polisi yang bertugas juga raungan knalpot mobil yang melintas di jalanan. Dengan santai Alexa menyusuri sebuah lorong yang tertutup kabut tebal. Ya.. Malam ini kabut tebal tengah menyelimuti kota metropolitan itu, bahkan sesekali gerimis turun menambah dinginnya udara di malam ini.

Alexa menghentikan langkahnya, ditengah lorong yang hanya di terangi lampu remang dia. "Keluarlah, sudah beberapa hari ini kamu terus menguntitku kan ? Jangan kamu kira aku tidak mengetahui." seru Alexa pada seseorang yang saat ini tengah bersembunyi di balik kabut tebal.

Tap.. Tap.. Tap..

Suara langkah kaki terdengar nyaring di tengah keheningan lorong itu, dari balik kabut terlihat siluet tubuh berbalut jubah panjang dengan topi lebar yang menutupi seluruh wajahnya. " Hehehehehe.. Tak kusangka pengintaian yang aku lakukan akan terendus olehmu. Tak percuma aku terus mengikuti setiap gerakan dan langkahmu." ucap pelan sosok itu.

 "Hhmmmm ... Jika kamu masih menyayangi selembar nyawamu, maka serahkan benda yang kau temukan di bukit tandus itu, dan kamu juga harus menghangatkan ku malam ini juga malam-malam selanjutnya sampai aku bosan." sambungnya.

" Benda apa yang kau maksud ? Oooohh maksud mu jantung si Botak yang di keringkan? Maaf saja bro, aku terlalu sibuk untuk sekedar memenuhi permintaan mu yang terakhir." ucap Alexa tanpa memandang sosok itu, dia malah memeriksa kuku tangannya seolah bosan dengan percakapan yang berlangsung.

Menggeram kesal, akhirnya sosok itu menampakkan dirinya . Dia berdiri di tengah sorotan lampu jalanan yang bersinar lemah dan berkelip-kelip, tangannya merogoh saku di balik jubah panjangnya. Dengan menodongkan pistol dengan moncong yang terpasang peredam suara ke arah Alexa, dia berkata dengan geram dan tak sabar. " Aku telah memberi mu kesempatan Jallangg, tetapi kau menyia-nyiakan kesempatan itu. Maka jangan harap kamu bisa melihat matahari esok."

"Aaaahhh, rupanya kamu. Lelaki dengan julukan" Si Buta Dari Kali Gundul" . Hahahaha.. Julukan yang sungguh lucu, kamu mengklaim dirimu sebagai seorang pembunuh bayaran paling berhasil di seluruh benua ini, tapi ternyata.. Kamu bisa ketauan dan tak pernah bisa memanfaatkan kesempatan untuk bisa membunuh ku. Memang tepat julukan yang aku berikan untukmu " ucap Alexa tertawa geli, mengejek lelaki itu.

Menggeram marah, lelaki itu melepaskan pengaman pistol nya dan perlahan berjalan mendekati Alexa yang menatapnya dengan sorot mata merendahkan. Mengacungkan pistolnya ke arah Alexa dengan pandangan mata ingin membunuh, lelaki itu tak menyadari jika Alexa juga telah menggenggam pistol dengan peredam suara di tangannya. Dan dengan cepat Alexa pun menodong balik lelaki itu.

Suasana di sekitar mereka kembali sunyi hanya terdengar suara gonggongan anjing di kejauhan. Kedua orang yang saling todong itu hanya terpaku tanpa melakukan apapun selain saling menodongkan senjata masing-masing, lelaki itu menatap tajam dan penuh perhitungan seakan menilai kemampuan Alexa.

Wajah Alexa yang awalnya memperlihatkan wajah polos, perlahan berubah menjadi dingin dan kejam, sorot matanya menajam dan aura membunuh dan berkuasa seakan menghantam si lelaki. Tak ayal lagi, tanpa di sadari oleh si lelaki, nyalinya perlahan menciut dan tangan yang menggenggam pistol sedikit gemetar ketika merasakan aura kepemimpinan dan berkuasa juga keinginan untuk membunuh dari Alexa.

"Seharusnya kamu tidak perlu mengusikku, orang yang mengusikku sudah pasti sudah bosan hidup. Apalagi kamu menginginkan sesuatu yang sudah jelas merupakan milikku. Maka bersiap-siaplah untuk menyerahkan nyawamu padaku. Satu hal lagi, kamu ingin aku menemani dan menghangatkan ranjangmu ? Kamu punya nyawa cadangan berapa lembar memintaku untuk menemanimu malam ini ? Sebelum aku menemani mu aku meminta bayaran di muka berupa nyawamu !" ucap Alexa dengan dingin dan menusuk.

Menarik pelatuk pistolnya, lelaki itu berusaha melepaskan tembakan dan berusaha melumpuhkan Alexa, tetapi gerakannya itu kurang cepat dibanding dengan Alexa yang sudah menyabetkan mata pisau komando yang bergerigi mengenai lengan si lelaki. Mata lelaki itu terbelalak ketika merasakan sensasi perih dan panas dari sabetan pisau komando milik Alexa yang tak di duganya. " Sh*t, Jallangg sialaaaaaannn. Kau sudah melukai tangan ku," maki si lelaki sambil memegangi tangannya yang bercucuran darah. Pistol yang di genggamnya terjun bebas ke arah Alexa

Tersenyum mengejek, Alexa memainkan pisau komando di tangannya, menendang pistol milik lelaki itu hingga masuk ke gorong-gorong. "Sudah siapkah kamu dijemput oleh malaikat maut ? Atau kamu masih penasaran dengan kelanjutan kehidupan mu di dunia ini? Aaaahhh.. Lebih baik aku beri pilihan untukmu, Kamu mau bertemu dengan malaikat maut lewat jalur biasa yang lambat dan sakitnya terasa ? Ataukah lewat jalur VVIP yang super ekspres dan hanya terasa sakitnya sediiiiikiiiiiiiiitttt saja ?" ucap Alexa sambil berjalan mendekati lelaki itu.

Buk.. Buk..

Tanpa basa-basi lagi, Alexa menghantamkan kepalan tinjunya ke wajah lelaki itu dengan cepat dan keras. Lelaki itu tak mengira jika dia akan menerima jotosan dari Alexa. Mata lelaki itu terbelalak sebelum akhirnya terhempas ke belakang dengan hidung yang patah. " Kamu tau, aku tak akan pernah membiarkan pengecut seperti mu hidup lebih lama. Aku tau jika kamu di sewa oleh seseorang untuk menghabisi ku. Kamu sangat tidak beruntung ketika kamu memilih untuk menerima pekerjaan ini." ucap Alexa lirih sebelum dia menembakkan pistolnya ke kepala lelaki itu.

Cleb .. Cleb..

Bunyi peluru yang di tembak kan terendam oleh alat peredam suara bersarang di kepala dan jantung si lelaki itu yang seketika mengantarkannya ke gerbang kematian dan bertemu dengan malaikat maut. "Keluarlah, tak perlu lagi kamu bersembunyi di balik kegelapan. Aku tau jika sedari tadi kamu mencari kesempatan untuk menyerang dan menghabisi ku ." seru Alexa tanpa memalingkan wajahnya.

"Hahahaha... Tak kusangka aku juga akan ketahuan oleh mu, memang didikan Charles Medici engga kaleng-kaleng, tapi tetap saja aku harus meminta kotak itu berikut nyawa mu sebagai bonus. Kecuali jika kamu secara sukarela menemaniku menghabiskan malam ini di atas ranjangku maka aku akan melepaskan selembar nyawamu itu Cantik !" ucap sesosok bayangan yang muncul dari belakang tumpukan peti dan bayangan tembok yang menjulang tinggi diantara lorong sepi remang-remang.

" Cih... Mengapa setiap orang yang bertemu denganku selalu mengincar kotak dan juga tubuhku ? Mengapa tidak mengincar kucing hitam yang duduk mengawasi ku di atas tumpukan peti itu ? Atau menginginkan sepatu boots yang aku pakai ? Mengesalkan !" jawab Alexa.

Tanpa membuang banyak waktu sosok itu kemudian menampakkan diri pada Alexa. " Well.. Wel.. Well... Rupanya The Pale Face ,Daniel White , pentolan clan Crimson Dawn ikut meramaikan usaha perampasan milikku. Herannya diriku, entah darimana kabar jika aku memiliki kotak cerutu yang banyak diincar oleh banyak orang ini, atau jangan-jangan kalian semua saling bunuh untuk mendapatkan kotak cerutu itu ?" sapa Alexa ketika melihat lelaki dengan wajah pucat keluar dari persembunyiannya.

1
Diyah Pamungkas Sari
wkwkwk matamu 🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!