Pernikahan Impian. Itulah yang di harapkan oleh Kirana Amanda akan rumah tangganya bersama Rasya Adilla Ibrahimi. Namun nyatanya, Pernikahan yang dia Impikan tak sesuai dengan yang ia harapkan. Pria yang sejak awal menjadi penguatnya justru menjadi suami yang selalu membuatnya makan hati hampir setiap waktu.
Akankah Kirana mampu bersabar dengan sang suami yang belum selesai dengan masa lalunya itu? Atau Kirana akan mengambil sikap atas pernikahan Impiannya?
•••••
"Tolong beri aku satu kesempatan sekali lagi. Kali ini aku berjanji akan memperbaiki pernikahan yang kamu impikan selama ini." Rasya Adilla Ibrahimi
"Andai kamu ingkar janji, Tolong izinkan aku membangun pernikahan Impian bersama pria lain.." Kirana Amanda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesedihan Kirana
Sudah satu minggu Rasya dan Kirana menikah. Dan selama itu, Sikap Rasya tetap saja dingin seolah tak tersentuh sama sekali. Kirana jadi heran, Apa memang begitu sikapnya? Tapi kan pria itu sudah beristri? Tidak bisakan Rasya merubah sikapnya?
Setelah menunggu berhari-hari. Akhirnya apa yang di nanti oleh Kirana datang juga. Sebuah foto pernikahan yang telah selesai di cetak.
"Waaoooo..Indah sekali.. Besar lagi.." Kirana seolah begitu takjub melihat foto pernikahannya dengan Rasya yang di cetak dengan bingkai yang lumayan besar.
Walaupun Kirana sempat terpaksa menerima pernikahannya bersama Rasya. Tak bisa di pungkiri, Sebelum benar-benar melakukan pernikahan, Rasya dan Kirana di beri kesempatan agar lebih saling kenal lebih dulu. Kirana juga sempat merasa nyaman saat dekat dengan suaminya itu.
Sang mantan yang sulit di lupakan pun perlahan hilang dari pikirannya. Sayangnya, Selama satu minggu tinggal bersama sang suami. Kirana jarang melihat pria itu pulang. Alasannya selalu saja sibuk di kantor. Apa iya orang yang bekerja kantoran atau direktur sesibuk itu?
Papanya juga seorang direktur perusahaan. Sesibuk-sibuknya dia, Papa Kirana masih sempat pulang untuk memberikan kabar.
"Foto ini mau di letakkan dimana Nona? " Salah satu Karyawan dari pencetak foto tersebut bertanya. Kirana yang biasa hidup manja dan bisa melakukan apapun yang dia inginkan mengatur sesuka hatinya.
"Ah, Sepertinya foto ini lebih bagus di letakkan disini saja.." Tunjuk Kirana ke arah dinding yang menurutnya sangat cocok dengan peletakan foto tersebut.
"Tapi ada lukisannya Nona.. Sepertinya sayang kalau lukisan nya di pindah.. " Kirana tatap lukisan bunga lily itu. Lukisan yang menyambut kirana pertama kali wanita itu tinggal di rumah ini.
"Iya juga sih.. Tapi mau gimana lagi ya? Ah begini saja.. Lukisan ini di pindah saja, Dan ganti dengan foto pernikahanku.." Para pekerja itu mengangguk dan melakukan apa yang Kirana perintahkan.
Ketika hendak menurunkan lukisan itu..
"Mau di apakan lukisan itu? "Kedatangan Rasya membuat para pekerja tersebut saling pandang. Rasya melangkah cepat dan mendekat.
"Mau kalian apakan lukisan ini? " Tanya Rasya sekali kepada tiga orang pria yang Kirana tugaskan.
"Maaf Tuan, Ini foto pernikahan Anda dan Nona Kirana sudah selesai di cetak. Istri Anda memerintahkan kami untuk memindahkan lukisan bunga Lily ini lalu di gantikan oleh foto pernikahan kalian.." Jelas salah satu dari mereka.
Tanpa mengatakan apapun Rasya naik ke atas untuk menemui istrinya. Dada pria itu naik turun seolah menahan amarah.
Brak!.
Rasya membuka pintu secara kasar membuat Kirana kaget setengah mati. Melihat sang suami pulang, Senyum Kirana mengembang.
"Rasya.." Kirana mendekati pria itu. "Kamu lihat? Foto pernikahan kita sudah jadi.. Dari mulai pigura besar, Sedang dan yang kecil.. Tadi aku nyuruh para pria itu untuk meletakkan foto pernikahan kita itu di dinding. Tapi sayangnya ada lukisan bunga lily itu yang jadi penghalang. Aku rasa aku harus memindahkannya.. Kamu suka kan???" Tak ada reaksi dari pria itu, Hanya tatapan datar dan dingin saja. Bagi Kirana itu sudah biasa..
"Siapa yang menyuruhmu untuk memindahkan lukisan itu?" Kirana medongak menatap wajah tampan yang dingin itu.
"Kenapa?
"Kamu masih tanya kenapa? Aku gak suka kalau barang-barang yang ada di rumah ini di ubah. Termasuk lukisan itu. Lukisan bungan lily itu sudah ada sebelum kau datang kemari. Dan sekarang kau justru seenak jidat ingin mengatur semua yang ada di rumah ini? Sekarang katakan pada mereka, terserah kau mau di letakkan dimana foto yang tidak penting itu. Yang penting lukisan itu jangan di pindah..
Tanpa perasaan Rasya berucap. Tak berpikir bahwa Kirana sakit hati atau tidak. Karena jika boleh jujur, Rumah itu Rasya beli tiga tahun yang lalu. Rumah itu akan di tempati dirinya dan Nadia kelak kalau mereka sudah menikah. Semua yang ada di rumah ini Nadia yang atur. Mulai dari letak Vas bunga, Guci, Dan berbagai barang-barang lainnya termasuk lukisan bungan lily itu.
Lukisan itu adalah hasil lelangan dimana Rasya membelinya dengan harga tinggi. Bungan Lily adalah bunga favorit Nadia. Maka dari itu Rasya marah saat melihat lukisan tersebut akan di pindahkan. Ia tidak rela apabila lukisan kesayangan mantan kekasihnya yang telah tiada itu di harus pindah posisi.
"Tega kamu ya.. Apa-apa semua di larang.." Kirana menangis dan keluar dari kamarnya.
.
.
.
Kirana benar-benar menyuruh tiga pria itu untuk pulang. Kirana juga meminta dua pembantu di rumah itu untuk mengangkat foto pernikahan yang super besar itu lalu membawanya ke gudang.
Kirana sudah sakit hati dengan suaminya. Hanya perkara lukisan saja Rasya marah-marah. Memang apa salahnya? Kenapa semua barang di rumah ini tidak boleh di rubah. Kirana juga memiliki keinginan untuk merubah semua yang ada di rumah ini. Karena jika boleh jujur, Kirana kurang suka dengan barang-barang yang ada di rumah ini termasuk posisi nya juga.
Kirana suka warna yang kalem, Tidak terang dan menyala karena baginya warna tersebut terkesan norak. Dan desain rumah ini bagi Kirana terlalu menangtang, Dan ia tidak suka..
"Nona yang sabar ya Nona..Tuan memang begitu.. " Ucap Bi Siti mengusap punggung Kirana seraya memberikan pengertian terhadap istri majikannya.
"Gapapa bi.. Mungkin aku cuma kaget aja kali ya.. Karena sejak kecil, Aku gak pernah kena marah.. Makanya aku gak biasa.." Setelah mengucapkan itu, Kirana pergi ke kamarnya.
Tak ada orang disana. Rasya sudah pergi entah kemana. Pria itu jarang pulang, Sekalinya pulang hanya untuk marah-marah. Kirana melangkah ke arah tempat tidur dimana foto-foto pernikahannya dengan Rasya terletak di atas tempat tidur.
Tadi ia begitu bahagia sekali melihat foto foto ini selesai di cetak. Kirana juga sempat memikirkan di mana saja foto foto itu akan di letakkan. Tapi sekarang? Kirana sudah tak berminat lagi.
Ia kumpulkan semua foto itu menjadi satu. Sama seperti foto yang sebelumnya, Kirana juga membawa foto-foto tersebut ke gudang. Biarkan saja, Kirana sudah tak peduli lagi.
Ia sedih dan benar-benar sedih. Baru satu minggu menikah, Kirana sudah makan hati.
"Apa-apa di larang, Kemarin aku aku tanam bunga mawar di halaman belakang gak boleh.. Sekarang foto pernikahan juga.. terus apa yang boleh? Rumah ini kan jadi milik aku juga sekarang.. Masa iya ini itu gak boleh...
Di halaman belakang juga terdapat banyak tanaman berbagai macam bunga Lily. Melihat itu, Kirana berinisiatif ingin menanam bunga mawar kesukaannya. Sayangnya Rasya melarangnya, Hingga niatnya menanam bunga mawar gagal sudah.
"Kenapa semua di larang.. Sebenarnya ini rumah siapa sih! Andai aja dulu aku jadi nikah sama Nalendra..Pasti aku bahagia banget.." Kirana menunduk sedih. Sikap suami dan Mantan kekasihnya sangat bertolak belakang. Wajar saja kalau Kirana membandingkan sikap Rasya dengan mantan kekasihnya. Dia seorang istri yang ingin di perhatikan bukan justru di abaikan.
.
.
.
TBC
syukurin, nyesel kan km sekarang