NovelToon NovelToon
CINTA NARA

CINTA NARA

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Patahhati / Sudah Terbit / Tamat
Popularitas:3.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Aisha Bella

Musim 1 (1-103) Musim 2 (104-226) Musim 3 (227-310)

Kisah cinta yang telah terjalin sekian lama, tiba-tiba harus kandas di tengah jalan, setelah seorang lelaki lain merenggut kehormatan sang kekasih dan membuatnya mengandung benih dari lelaki tersebut.

Rencana pernikahan mereka terpaksa pupus begitu saja karena sang kekasih mau tidak mau harus dinikahi dan menjadi istri dari lelaki yang telah menodainya, demi masa depan anak dalam kandungannya.

Bagaimanakah akhir kisah mereka? Akankah takdir berpihak pada cinta keduanya ataukah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisha Bella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

8 SUARA TIGA HATI

"Alan mengundurkan diri ...," gumam Yoga dalam hati.

Dia segera memanggil Beno untuk masuk ke ruangannya. Tak sampai satu menit, asisten pribadi yang ruangannya berada di depan ruangan Yoga sudah mengetuk pintu dan segera masuk dengan ijin sang atasan.

"Ben, ceritakan tentang ini!" Yoga menunjuk surat pengunduran diri Alan yang baru saja dibacanya.

Beno mengangguk cepat dan segera melaporkan semua yang diketahuinya dari pihak personalia.

"Siang hari kemarin, Pak Alan datang ke kantor dan langsung menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada kepala personalia. Dia juga mengembalikan semua fasilitas kantor yang diberikan kepadanya, termasuk rumah dan mobil."

Yoga mengusap kasar wajahnya mendengar penjelasan Beno. Tak disangkanya sama sekali, Alan bertindak sangat cepat dan memutuskan semua hubungan dengan dirinya.

"Selain itu, Pak Alan juga mengembalikan sejumlah besar uang sesuai yang tertera dalam perjanjian kontrak kerja terakhirnya, sebagai pembayaran penalti dari pengingkaran tugasnya karena telah mengundurkan diri secara sepihak."

"Apa?!" Yoga tersentak mendengar lanjutan ucapan Beno.

Sebagai pimpinan perusahaan, dia tahu pasti tentang perjanjian dan penalti tersebut. Dia juga tahu berapa banyak uang yang harus dibayarkan oleh Alan sebagai konsekuensi atas pengingkarannya terhadap perusahaan. Dan jumlah itu sangat besar, lebih besar dari nilai rumah dan mobil milik perusahaan yang juga sudah dikembalikan oleh Alan.

Maafkan aku yang sudah menghancurkan persahabatan kita, Lan.

"Apakah kami harus tetap mengawasi Pak Alan, Pak?" tanya Beno yang sudah mengetahui segala hal tentang atasannya tanpa kecuali.

Selain Beno dan Ardi, serta semua orang yang tinggal di kediaman Yoga, tidak ada lagi yang mengetahui tentang pernikahan Yoga dan Nara, juga permasalahan peliknya dengan Alan.

"Ya. Pastikan kita tidak kehilangan jejaknya! Cari tahu di mana dia tinggal sekarang, juga pekerjaannya!" titah sang pimpinan tanpa ingin dibantah.

"Baik, Pak. Akan segera kami laksana. Saya permisi dulu." Beno segera keluar dari ruangan atasannya.

Yoga mengacak rambutnya lalu menyandarkan punggungnya di kursi putar kebanggaannya. Matanya terpejam rapat dan berulang kali membuang nafas kasar. Rupanya lelaki itu cukup terpukul dengan tindakan berani yang diambil oleh Alan.

Sekarang dia tidak hanya kehilangan sahabat yang baik dan tulus hati, tetapi juga telah kehilangan salah satu rekan kerja yang sangat cerdas dan selalu diandalkannya selama ini.

Sungguh dia tidak pernah menyangka jika akibat dari perbuatan gilanya akan sampai sejauh ini dampaknya. Selama ini yang dia pikirkan hanyalah bagaimana caranya supaya Alan dan Nara tidak bisa menuntut atas perbuatan bejatnya, agar Nara bisa menjadi miliknya tanpa bisa menolak.

Aku tidak bisa berbuat apa-apa atas keputusanmu ini. Apa pun yang kamu mau, lakukan saja. Berjuanglah di luar sana, Lan. Perjuangkan apa yang menjadi tujuan perjuanganmu!

.

.

.

Di kediaman Yoga, di dalam kamarnya Nara sedang memandangi foto kenangannya bersama Alan yang tersimpan di dalam galeri ponselnya. Rasa sakit di hatinya menyeruak kembali saat melihat beberapa foto waktu Alan melamarnya di hadapan Bapak dan Ibu.

Hari yang paling membahagiakan mereka berdua. Walaupun saat itu keluarga Alan tidak datang karena tinggal di desa yang jaraknya cukup jauh, tetapi hal tersebut tidak mengurangi kebahagiaan Alan dan Nara malam itu.

Mereka berencana untuk menikah tiga bulan setelah acara lamaran sederhana tersebut. Namun takdir Yang Maha Kuasa siapa yang bisa menentangnya.

Sehari setelahnya, kejadian tak terduga memporak-porandakan semuanya hingga akhirnya sekarang, pernikahan mereka hanya tinggal rencana tanpa kelanjutan nyata.

Pernikahan memang terjadi sebulan kemudian, tetapi bukan antara Alan dan Nara, melainkan Yoga lah yang menjadi pengantin prianya. Pengantin pria yang memaksakan kehendaknya untuk menjadikan Nara sebagai pengantin wanitanya.

Tanpa sadar air mata sudah membasahi wajah Nara. Tanpa isak, hanya senyum kesedihan yang masih tampak di bibirnya yang bergetar menahan perasaan rindu dan cinta yang tak kesampaian.

Nara memandangi jemari tangan kirinya. Dia memaku pandangan tepat pada jari manisnya. Di sana, masih melingkar cincin permata yang sangat indah, bahkan baginya, jauh lebih indah dari cincin kawin yang melingkari jari manis tangan kanannya, yang diberikan oleh Yoga sesaat setelah mereka menikah kemarin.

Cincin permata itu adalah cincin yang disematkan oleh Alan pada malam dia melamar Nara di hadapan Bapak dan Ibu. Cincin tanda cinta lelaki itu untuknya. Cincin pengikat sebagai tanda bahwa setengah dirinya telah menjadi milik lelaki yang mencintainya dan dicintainya tersebut.

Maafkan aku yang tak bisa lagi melengkapi kebahagiaan kita malam itu, menjadi seutuhnya bahagia dan saling memiliki, Lan.

Inginku demikian, tapi apa dayaku, takdir membawaku ke tempat ini, bersama lelaki lain yang tidak aku cintai dan tidak kukenal dengan baik seperti aku mengenal dan mencintaimu begitu dalam.

"Adilkah ini untukmu, Lan? Di saat tangan kananku telah terikat erat oleh cengkeraman lelaki lain, namun aku tak kuasa melepaskan tangan kiriku darimu untuk kehilangan dirimu yang selalu aku cintai ...," tanya Nara sembari terus menatap layar terang dalam genggamannya.

Tangan Nara mengusap lembut wajah Alan yang terpampang jelas di layar ponselnya. Dia berbicara sendiri dengan sosok lelaki pemilik utuh hatinya.

"Adilkah juga ini untukku? Di mana ragaku harus tertahan di sini bersama seseorang yang sama sekali asing bagiku, sementara hatiku telah tertambat jauh di sana bersama dirimu yang selalu memenangkan cintaku tanpa bisa saling memiliki ...," lanjutnya dengan mata yang telah berkaca-kaca.

Satu tetes air mata lolos landas di permukaan layar, tepat di atas bibir Alan yang tengah melengkungkan senyuman bahagia pada malam itu.

Aku mencintai, Lan. Selamanya akan selalu mencintaimu.

Setelah puas mengutarakan isi hatinya, akhirnya Nara menumpahkan seluruh air mata yang sedari tadi ditahannya. Dia melampiaskan segala beban hati yang selama ini disimpannya sendiri dalam diam dirinya yang terbelenggu ikatan tanpa cinta.

.

.

.

Di sudut lain di kota yang sama, Alan duduk sendiri di ruang tamu sederhananya. Sebuah rumah kecil namun terlihat apik dan menarik, yang baru sehari ditempatinya, setelah dia mengembalikan semua aset kantor lamanya yang pemiliknya adalah sahabat sekaligus lelaki perampas calon pengantin wanita tercintanya.

Harusnya aku bisa menyiapkan rumah yang lebih besar dan lebih baik dari ini untukmu jika kita menikah nanti, Ra. Sayangnya pernikahan kita hanya tertinggal sebatas angan yang sulit terwujud nyata karena bentangan takdir yang telah memisahkan aku dan kamu.

Dalam lamunannya, Alan terus memikirkan nasib cintanya yang kandas tanpa disangka, dan berakhir secepat ini tanpa sekali pun terpikirkan olehnya.

Dipegang dan diamatinya deretan angka yang tercetak rapi berbaris-baris dalam sebuah buku persegi kecil berwarna biru tua di tangannya.

Nominal yang tertera di sana berubah drastis dalam sehari, berkurang dua digit dari jumlah sebelumnya yang selalu merangkak naik bulan per bulan selama lima tahun terakhir. Pada baris terakhir, kini hanya tersisa delapan digit angka dengan jumlah yang minim.

Ya, tabungannya telah terkuras habis setelah dia memutuskan untuk berhenti bekerja pada perusahaan besar milik Yoga, sahabat yang sekarang tak lagi menjadi sahabatnya.

Sejumlah uang harus dia bayarkan kepada perusahaan tersebut, sebagai bentuk tanggung jawab dan kewajiban sekaligus konsekuensinya yang telah berani melepaskan tugas dan jabatannya secara sepihak dan mendadak tanpa persetujuan pimpinan terlebih dahulu.

"Aku akan memulai semuanya dari awal lagi, Ra. Seperti saat aku belum bertemu dengan dirimu dulu, seperti itulah kondisiku saat ini," ucap lirih lelaki itu.

Alan tersenyum sembari menutup buku kecil itu dan meletakkannya di atas meja. Tangan kanannya beralih mengambil ponsel yang masih tersimpan di saku depan celana panjangnya. Dan senyumnya semakin tertarik lebar manakala melihat wallpaper yang menghiasi layar ponselnya.

Wajah cantik itu masih setia menemaninya, setiap saat setiap waktu, di mana pun dia berada. Senyuman manis itu pun masih selalu memberinya semangat untuk terus bertahan dan berjuang dalam kesendiriannya saat ini. Sendiri tanpa Nara bersamanya.

Dia harus berjuang untuk menata ulang kehidupannya yang sempat rusak terkoyak oleh badai perasaan yang berakhir dengan hati yang luluh-lantak, kehilangan sandaran hati tempat dirinya melabuhkan cinta suci untuk satu-satunya wanita pemilik dari hati dan jiwanya.

Rapuh, dia rapuh. Perih, dia perih. Namun cintanya tak akan berakhir hanya sampai di sini. Karena cintanya pada Nara, tak sebatas ingin memiliki. Lebih dari itu, tujuan akhir dari cintanya adalah kebahagiaan. Kebahagiaan untuk Nara tercintanya.

Demi kebahagiaan Nara yang saat ini belum bisa dia pastikan, dia akan terus berjuang untuk kembali bangkit dan melangkah maju meninggalkan masa lalu.

Bukan untuk menjauh dari Nara tercintanya, akan tetapi untuk memperbaiki dan meraih lagi semua yang sempat terhempas dan terampas darinya, dari Nara, dari kehidupan mereka berdua.

"Percayalah selalu padaku, Ra. Semua akan baik-baik saja. Hanya ragaku yang saat ini tak bisa berada di sisimu. Tapi hati dan cintaku, akan selalu ada bersamamu dan setia menemani di setiap waktumu." Alan berbicara sendiri dengan foto pujaan hatinya.

Lelaki itu menatap lekat wajah Nara pada layar yang menyala terang dalam genggamannya. Senyuman bahagia itu, adalah sumber kekuatannya untuk pantang lelah dan menyerah dalam perjuangannya, agar dia bisa segera mengembalikan senyuman yang sama seperti itu di wajah Nara tercintanya suatu hari nanti.

Aku tidak akan pernah mengingkari ucapan dan janjiku padamu, Ra. Aku akan selamanya menjaga dan melindungi dirimu. Meskipun saat ini harus aku lakukan dengan cara yang berbeda, tak lagi sama seperti sebelumnya ....

.

.

.

Jangan lupa untuk selalu menyemangati kami  dengan Like, Komentar, Bintang 5, Vote & Favorit.

Terima kasih banyak untuk semua pembaca yang telah berkenan membaca dan menikmati novel kami.

Salam cinta dari kami.

💜Author💜

.

1
Bun cie
cerita yg bagus keren mengahu biru👍😍 ..kisah kasih yg disampaikan dengan indah penuh dengan berbagai rasa.. cinta benci suka duka pengorbanan kesetiaan keikhlasan ... yg membawa pembacanya terhanyut masuk dalam ceritanya menembus relung hati❤ terimaksih kak author u ceritanya🙏💐😍
Citraleka Dhami
Hay kak aku mampir nih
Devi Amelia
kenapa cerita ini sangat menyentuh hatiku ? mengapa ?
Ai Hodijah
sekarang tarik napas dulu huh
nyeseknya gak kuat
Ai Hodijah
betul ra,apapun yang terjadi kita harus bisa melanjutkan hidup dan berbahagia
Ai Hodijah
😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭
sampai bab ini aku bacanya nangis terus,cinta segitiga yang menyayat hati
Ai Hodijah
seorang wanita pendiam,lemah lembut kalau harga dirinya terusik pasti marah juga
Ai Hodijah
sebenarnya jodoh itu gak ada yang tau,tapi kalau caranya seperti itu ya salah juga,semoga nantinya mereka ada cinta meskipun di awalnya salah
Ardhiya Adhia
kisahnya merasuk di jiwa ... merasa ikut sakit bacanya ... ad rasa yg gk rela ...yoga smoga gak di bkin meninggal sma kk otornya ...
Iva Mama'e Shakila
tp knp aq lbh sng alan sama nara yaa....soal nya gk sreg aja awal nya yoga sama nara kek gitu ..
Fachry Virendra
karya yg bagus
Nyoman Kusumayani
semangat
Herlina Sukawati
siapa perempuan yg dipukul sm mantan suamix
Herlina Sukawati
ceritakan pada Alan apa sebenarx yg disembunyikan yoga
Mutiara
bagus sekali
Ida Jubaida
😭😭😭
Kasmaran Nasma
sedih banget ceritanya 😭
Novi Handayani
bwt saya saja mas Rendy ,,Saya janda loh
Ida Jubaida
antara nyaman dan cinta..
Lusi Oktaria
gak sanguppp thorr nyesekkk 😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!