NovelToon NovelToon
Menikahi Mantan Idola

Menikahi Mantan Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:803
Nilai: 5
Nama Author: Rumi Midah

Vina sangat terobsesi diterima menjadi pemeran wanita utama di casting sebuah drama. Dia juga seorang penggemar garis keras dari seorang aktor. Suatu hari saat melakukan casting, ia ditolak tanpa di tes dan parahnya lagi, orang yang menolaknya adalah si idola. Merasa terhina, Vina pun berubah menjadi pembenci sang aktor. Belum juga mulai menabur benih kebencian, ia justru terpaksa menikah secara kontrak dengan sang Aktor.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumi Midah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

"Yang waras ngalah"

Resmi menjadi istri Arka Prayudha, tidak menyurutkan keinginan Vina untuk tetap menjatuhkan karir suaminya itu. Kejam, ya itulah Vina. Dengan kikikan ia menulis komentar jelek di foto terbaru di Instagram sang suami.

Tak sedikit yang marah pada hinaan yang Vina tulis melalui akun bernama senandung merah itu. Bahkan, beberapa dari mereka ada yang mengancam akan melaporkan Vina ke polisi.

Mendapatkan ancaman wanita itu cuma mencebikan bibir. Ia sama sekali tidak takut dengan ancaman yang diberikan beberapa penggemar Arka tersebut.

Hanya Arka yang berhak melaporkanku. Kau pikir aku bodoh, Wek. Tak lupa diakhir kalimat Vina menyelipkan emotikon mengejek.

****

Sesuai kontrak nomor tiga, Vina menyiapkan sarapan pagi untuk sang suami yang ia benci. Ingin rasanya wanita itu menaburi garam yang banyak di dalam bubur ayam milik  Arka. Namun, karena takut Arka murka ia pun mengurungkan niatnya.

Suami tampannya itu, mungkin bisa melakukan apa saja dengan minimarket warisan ayahnya. Bisa saja Arka memiliki sifat yang manipulatif, pikir Vina.

Setelah menyiapkan semua di meja makan, tak seberapa lama Arka datang dengan pajamas kotak-kotak bewarna hitam. Rambutnya berantakan, meski begitu wajahnya tetap memukau.

Vina menggeleng, untuk menyadarkan dirinya yang terpana melihat penampilan Arka. Dalam hati ia menambahkan untuk tidak kembali menyukai suaminya. 

"Bubur ayam ini kau beli atau bikin?"  tanya Arka seraya mengisi kursi meja makan.

"Kalau aku membelinya kenapa? Kalau aku memasaknya juga kenapa?"  ujar Vina bertanya balik dengan ekspresi menyebalkan.

Arka mengerutkan keningnya. "Kenapa pagi-pagi begini kau sudah mulai mengajakku berkelahi, sih?" tanyanya kesal.

"Siapa yang mengajakmu berkelahi?"

"Lalu kenapa tidak kau jawab saja!" ujar Arka sedikit menaikan nada suaranya.

"Aku cuma bertanya memang ada pengaruhnya padamu? Apa perutmu akan sakit jika aku membeli bubur ayam diluar?"

"Enggak, sih, perutku baik-baik saja kalau makan bubur ayam milik abang-abang," imbuh Arka santai.

Vina meringis kesal. Jika tidak memiliki pengaruh apa-apa, kenapa Arka harus repot bertanya, pikirnya.

"Dibeli atau dimasak sendiri?" tanya Arka lagi.

Ketika Vina menjawab kalau ia memasak sendiri, Arka malah kembali bertanya apa istrinya itu menaruh racun di makanannya.

"Sayang sekali, bukti akan langsung tertuju padaku jika aku memb***hmu dengan cara klise seperti itu," jawab Vina sebal.

Tanpa menjawab pertanyaan, Arka langsung memakan bubur buatan istrinya itu. Minggu demi Minggu berlalu. Vina yang mulanya agak canggung bergerak jika ada Arka, kini ia lebih leluasa.

Bisa dibilang Vina sudah bisa beradaptasi dengan Arka. Sebaliknya juga begitu. Perdebatan yang biasa terjadi setiap kedua orang itu mulai bicara, kini jarang terjadi.

Siang hari ketika Arka tengah santai menonton TV, Vina datang dengan semangkuk buah apel yang sudah ia potong.

"Kau tidak bekerja?" tanya Vina pada Arka yang sedang menaruh perhatiannya ke layar televisi.

Arka memandang Vina, lalu memandang semangkuk penuh potongan buah apel di atas meja. "Aku menetapkan untuk tidak mengambil pekerjaan di weekend." Ketika lelaki itu hampir mengambil potongan buah yang ada di atas meja, dengan cepat Vina mengambilnya.

"Kenapa kau mau mengambil buahku?" Pertanyaan Vina barusan membuat Arka membelalakkan matanya tidak percaya.

"Tentu saja aku mau memakannya."

"Ambil sendiri di kulkas! Ini punyaku." Arka tertohok mendengar penuturan Vina, padahal buah itu berasal dari kulkasnya dan ia beli dengan uangnya sendiri.

"Hey, aku membeli buah itu dengan uangku sendiri dan kau bilang itu milikmu?"

"Tapi aku mengupas buah ini dengan kedua tanganku."

Arka mendesah. Ia merasa tidak berenergi untuk mendebat dengan istrinya yang dinilainya keras kepala. Di saat Arka hendak beranjak, Vina menahannya dan berkata kalau dia rela membagi buah miliknya. Sikap Arka yang kini jarang mendebatnya sedikit membuat ia merasa kehilangan.

"Kenapa akhir-akhir ini kau jarang mendebat omonganku, sih?" tanya Vina setelah Arka mengambil sepotong buah.

"Yang waras mengalah."

Vina merasa terhina, ia menangkap kalau suaminya itu tengah mengatainya sebagai wanita yang tidak waras.

"Hey, apa kau mau bilang kalau aku ini tidak waras?"

Sambil tersenyum lebar Arka berkata, "Syukurlah kalau kau sadar," katanya. Vina hanya bisa memberengutkan wajahnya. "Oh ya, malam ini kakak dan kakak iparku mengundang kita untuk makan malam. Jadi kita harus berakting menjadi pasangan saling mencinta dihadapan mereka."

Vina mengerutkan keningnya dan bertanya apakah keluarga suaminya tidak tahu jika mereka hanya menikah secara kontrak. Arka pun menjawab kalau cuma ia, Vina, dan pengacaranya yang tahu.

Vina mengangguk, kemudian tersenyum kecil. Malam ini ia akan membuat Arka menyesal karena tidak membiarkannya menunjukkan kemampuan di tempat casting waktu itu.

Dengan menggunakan dress selutut berwarna merah muda Vina terlihat memukau.  Meski terlihat tidak perduli pada penampilan sang istri yang memukau. Namun, binar mata Arka tidak dapat berbohong kalau ia benar-benar terpesona akan keindahan yang tersaji lewat penampilan Vina.

"Bagaimana penampilanku?" tanya Vina pongah.

"Tidak ada yang spesial. Penampilanmu cuma sedikit berbeda."

Vina mengangguk kesal. Sesama musuh tidak akan pernah saling memuji walau sang musuh layak mendapat pujian.

"Menyebalkan!"

Arka dengan cepat menyuruh Vina mengikuti langkahnya untuk segera pergi ke luar dari apartemennya. Saat menyusuri lorong, Vina memprotes langkah Arka yang terlalu cepat.

Untuk menyusul suaminya Vina sampai melepas sepatu tingginya. Dengan setengah berlari, akhirnya ia dapat menyusul Arka. Wanita menahan langkah sang suami dengan menarik lengannya.

"Kau ini, kenapa langkahmu cepat sekali, sih?"

"Jangan salahkan aku! Kakimu saja yang terlalu pendek."

Vina tertohok, padahal banyak yang bilang kalau tinggi gadis itu sudah sangat ideal untuk wanita Indonesia.

Vina merajuk karena penuturan Arka barusan. Gadis yang mengurai rambut panjang lurus serta bewarna hitam legam itu berbalik, lalu mengatakan.

"Pergi sendiri ke rumah orang tuamu."

"Perjanjian Nomor 5!" Perkataan yang mengandung nada sarat ancaman, membuat Vina berbalik dan dengan terpaksa ia mengurungkan niatnya untuk tidak pergi dengan Arka.

Perjanjian yang disebutkan Arka berisi selain berhubungan seks dan hal yang merugikan, pihak kedua—Vina—diharamkan untuk membantah keinginan suami, jika melanggar maka perjanjian dianggap batal dan aset akan jatuh ke pihak pertama.

1
Fathi Raihan
Apa, masalah server atau apa, thor? Update dong! Semua udah pada gila nih 🤯
Decapitator
Jangan tanya deh, aku udah addicted banget sama cerita ini!
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
Cô bé mùa đông
Bisa nggak si thor update cepat-cepat ya? Jangan biarkan kami tinggal menunggu terus.
Rahman: ayo mampir kak, kali aja suka sama cerita nya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!