Pertempuran sengit di akhir musim kedua mengubah segalanya. Xander berhasil menundukkan Edward dan sekutunya, namun harga yang harus dibayar sangat mahal: darah, pengkhianatan, dan tumbangnya Evan Krest—sekutu terkuat yang selama ini menjadi sandaran kekuatannya.
Kini, di season ketiga, badai yang lebih besar mulai berhembus. Cincin takluk yang melilit jari para musuh lama hanyalah janji rapuh—di balik tunduk mereka, dendam masih menyala. Sementara itu, kekuatan asing dari luar negeri mulai bergerak, menjadikan Xander bukan hanya pewaris, tapi juga pion dalam permainan kekuasaan global yang berbahaya.
Mampukah Xander mempertahankan warisannya, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menjaga sisa-sisa kepercayaan sekutu yang tersisa? Ataukah ia justru akan tenggelam dalam lautan intrik yang tak berujung?
Pewaris Terhebat 3 menghadirkan drama yang lebih kelam, pertarungan yang lebih sengit, dan rahasia yang semakin mengejutkan.
SAKSIKAN TERUS HANYA DI PEWARIS TERHEBAT 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 1
Kebahagiaan Xander begitu terpancar ketika bisa melihat dengan jelas putra pertamanya. Semua kisah hidupnya mendadak bermunculan. Ia berjanji akan melindungi buah hatinya dan tidak akan membiarkan siapapun menyakitinya.
Xander tak bisa menahan tangis ketika memangku putranya untuk pertama kali. Meski masih rindu dan ingin berlama-lama dengan putranya, ia harus membiarkan dokter memeriksa buah hatinya.
Xander mengecup kening Lizzy cukup lama, memeluk wanita itu dengan penuh kehangatan. "Terima kasih karena sudah membuat hidupku lebih sempurna. Aku mencintaimu."
Lizzy tersipu malu, tersenyum.
Xander dan Lizzy berbincang cukup lama, mencurahkan kerinduan yang mendalam. Xander tampak sibuk melihat-lihat pakaian dan mainan putranya.
Sebastian, Samuel, Lydia, Govin, Brenda, dan Dragon memasuki ruangan.
Sebastian, Samuel dan Lydia tak sabar untuk melihat cucu pertama mereka, begitu dengan Govin, Brenda, dan Dragon. Kabar mengenai kelahiran putra pertama Xander dan Lizzy segera menyebar ke seluruh penghuni kediaman utama, keluarga Hillborn, dan juga Marcus. Mereka ikut berbahagia dengan kelahiran penerus Xander.
"Dragon, kau harus semakin giat berlatih mulai hari ini. Kau adalah orang yang akan menjaga putra Tuan Xander," ujar Govin.
"Aku mengerti, Ayah. Aku akan semakin giat berlatih." Dragon tersenyum.
Dua jam kemudian, Samuel dan Lydia bisa melihat dan memegang cucu pertama mereka. Keduanya begitu sangat bahagia.
Menjelang malam, kediaman utama penuh dengan lampu-lampu berkilauan. Sebuah pesta diadakan untuk menyambut kehadiran sang pewaris selanjutnya.
Marcus terlihat mendatangi kediaman utama. Kakek tua itu menangis terharu ketika melihat cicitnya. "Aku benar-benar bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk melihat cicitku, sebuah momen yang tidak mungkin bisa dirasakan oleh semua orang. Aku berharap aku bisa melihat cicitku tumbuh dengan kuat dan sampai dewasa."
Ruangan dijaga dengan sangat ketat. Setiap orang yang akan masuk akan diperiksa, begitupun saat keluar kamar. Ruangan kamar
tak ubahnya seperti ruangan di rumah sakit dengan fasilitas yang sangat lengkap.
Xander, Sebastian, Samuel dan Lydia menjadi orang-orang yang paling sibuk dengan keadaan Lizzy dan si penerus kecil.
Lizzy sendiri begitu bahagia karena dikelilingi oleh orang-orang yang menyayanginya. Ia memeluk Govin dengan erat sambil menangis. Semua yang melihatnya ikut terharu.
Pesta berjalan dengan meriah hingga dini hari. Ketika Xander menemui para pengawal, mereka langsung memberikan ucapan selamat dan doa-doa terbaik.
Malam berganti pagi. Xander, Sebastian, Samuel, dan Lydia kembali sibuk, padahal mereka hanya melihat saat bayi dibersihkan. Lizzy berusaha pulih dengan cepat.
Xander menemani Lizzy, tak bisa lepas dari putranya. Ia akan tersenyum dan tertawa ketika melihat putranya juga tersenyum dan tertawa.
"Tuan, sudah waktunya," ujar Govin.
Xander merasa berat karena harus jauh dari Lizzy dan putranya. Mau tak mau ia meninggalkan ruangan dengan berat hati.
Xander menemui Sebastian, Samuel di ruang utama. Meski baru berpisah, ia benar-benar merindukan Lizzy dan putranya.
Seluruh pengawal utama ikut berkumpul dan berbaris rapi.
"Sesuai dengan janjiku tempo hari, maka aku akan menyerahkan seluruh tampuk kekuasaan ku padamu mulai hari. Kau yang akan memimpin semua hal dan yang bertanggung jawab penuh atas semua keputusanmu. Aku akan tetap berada dibelakangmu untuk membantumu," ujar Sebastian.
Xander mengepal tangan erat-erat. "Aku mengerti, Paman. Aku akan menerima tugas ini dengan penuh rasa tanggung jawab."
"Kau sepertinya memiliki beberapa orang untuk dikenalkan padaku." Ucap Samuel.
Xander memberi anggukan pada Govin.
Pintu ruangan utama terbuka. Bernard, Darren, dan Kelly muncul, berjalan mendekat, membungkuk hormat.
Samuel mengamati Bernard, Darren, dan Kelly bergantian. Ia sudah membaca informasi mengenai mereka jauh-jauh hari, tetapi ini adalah pertemuan pertama mereka.
Xander menunjuk Bernard. "Dia adalah Bernard, putra mendiang Tuan Evan. Dia yang sudah melatihku selama ini."
Xander beralih pada Darren dan Kelly. "Mereka berdua adalah Darren dan Kelly, putra Bernard sekaligus cucu dari mendiang Tuan Evan. Atas pesan dari mendiang Tuan Evan, mereka bergabung ke dalam pasukanku."
"Kau yang lebih tahu dan mengenal mereka, Xander. Akan jadi tidak sopan jika aku menolak orang-orang yang sudah membuatmu semakin kuat."
Marcus ikut memasuki ruangan bersama beberapa pengawal kepercayaannya. "Aku mendengar jika Evan mengirimkan keluarganya ke sini."
"Kakek." Xander memberi jalan untuk Marcus.
"Aku benar-benar berduka ketika mendengar kabar kematian Evan." Marcus menunduk sesaat, menatap Bernard. "Kau sangat mirip dengan Evan ketika dia masih muda."
Bernard, Darren, dan Kelly membungkuk pada Marcus.
"Terima kasih atas kebaikan yang sudah Anda berikan pada mendiang ayah dan kakek kami, Tuan. Anda sangat berjasa pada kehidupan kami. Kami tidak akan melupakan jasa dan kebaikan Anda. Izinkan kami membalas semua kebaikan Anda dengan bergabung bersama pasukan cucu Anda," kata Bernard.
"Kalian harus melakukan yang terbaik."
Marcus meninggalkan ruangan bersama Bernard, Darren, dan Kelly untuk berbincang-bincang.
Samuel melenggang pergi karena ingin kembali bertemu dengan cucunya.
Xander menjelaskan mengenai pengamanan kediaman utama pada para pengawal utama, terutama setelah putranya lahir.
Satu per satu meninggalkan ruangan, kecuali Miguel dan Mikael.
"Mikael, mulai sekarang kau akan menggantikan posisi Miguel," ucap Xander.
Mikael sontak terkejut, terdiam selama beberapa waktu. Ia masih merasa bersalah karena dirinya yang paling bertanggung jawab untuk keselamatan Evan Krest dua bulan lalu. Sampai saat ini, ia terkadang masih menyalahkan dirinya sendiri dan dihantui kegagalannya.
Selama dua bulan lamanya, Mikael berlatih keras di bawah bimbingan Miguel. Ia merasa selalu dekat dengan kematian ketika berlatih. Tugas yang diberikan Xander adalah tugas yang sangat berat. Ia ragu dan takut jika tidak bisa menjalankan tugas dengan baik.
Miguel menoleh pada Mikael sekilas.
"Mikael," panggil Xander.
"Baik, aku menerimanya, Tuan." Mikael membungkuk singkat.
"Mulai hari ini, kau akan menjalankan misi panjang yang sudah kita bicarakan sebelumnya," ucap Xander.
"Baik."
Xander tidak menjelaskan pada Mikael mengenai misi panjang Miguel. Setelah tidak ada yang dibicarakan, ia menemui Lizzy dan putranya.
"Jangan jadi pengecut. Kau menunjukkan dengan jelas jika kau ketakutan dengan tugas barumu." Miguel berjalan keluar dari ruangan utama.
Mikael mengikuti dari belakang.
"Tuan Xander memilihmu karena dia percaya pada kemampuanmu. Kau harus membuktikan jika pilihan Tuan Xander tidak salah. Selain itu, jangan membuatku malu menganggapmu sebagai putraku.”
"Aku mengerti." Mikael mengepalkan tangan erat-erat. "Tugas apa yang diberikan Tuan Xander padamu?"
"Kau bisa menganggapku sudah mati ketika kau tidak melihatku di rumah ini besok pagi." Miguel meninggalkan Mikael, berhenti ketika melihat Mikael tengah menatap Kelly yang sedang menemani Bernard dan Darren berbincang dengan Marcus.
"Kau harus mengungkapkan perasaanmu pada wanita itu secepatnya sebelum kau menyesalinya seumur hidupmu."
Mikael mengalihkan pandangan ketika Kelly menoleh ke arahnya. Ia merasa latihan keras dengan Miguel tidak semenyeramkan dibanding berbicara jujur pada Kelly.
bahkan ada keluarga yg sudah kalah tapi gak mau mengakui kekalahan.
Sungguh di luar prediksi pembaca..
Tetap semangat & sehat selalu Thorr...
livy sepupu larson