NovelToon NovelToon
Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Cincin Hitam Incaran Banyak Orang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Dikelilingi wanita cantik / Kaya Raya / Idola sekolah
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Di Persingkat Saja DPS

Cincin Hitam itu bukan sembarangan perhiasan.
Cincin itu adalah sebuah kunci bagi seseorang untuk merubah hidupnya dalam waktu yang sangat singkat.
karena cincin itu adalah sebuah kunci untuk mewarisi kekayaan dari seseorang yang teramat kaya.
Dan dari sekian banyak orang yang mencarinya cincin itu malah jatuh pada seorang pemuda yang mana pemuda itu akan jadi ahli waris dari kekayaan yang tidak terhingga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Di Persingkat Saja DPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Karina terperangkap

Malam itu juga Karina berangkat.

Ia buru-buru berangkat karena ia pikir mungkin ini hal yang sangat penting hingga Pamannya sendiri pun tidak ia kabari.

Alhasil keesokan harinya si Paman bingung kemana perginya keponakannya itu.

"Hey! Kalian tahu kemana Karina pergi!?" Ia bertanya pada seorang pembantu yang sedang membawa sapu.

Pembantu itu langsung berhenti kemudian mengingat-ingat untuk sejenak. "... Saya tidak tahu. Soalnya setahu saya nona pergi malam tadi secara terburu-buru!"

"Bahkan orang yang ikut dengannya hanya beberapa orang saja!" Setelah mendengar itu si Paman mengangguk.

Paman mengibaskan tangannya untuk memberi isyarat bahkan si Pembantu bisa pergi.

Pembantu pergi setelah menundukkan hormat.

Setelah si Pembantu pergi Paman mencubit dagunya dan bergumam. "Hm. Kira-kira pergi kemana dia secara terburu-buru begitu?..."

Tak mau terlalu khawatir si Paman melupakannya.

Kemudian ia pergi ke suatu tempat yang mana tempat yang di tuju olehnya itu adalah basemen atau ruang bawah tanah.

Di sana terdapat banyak sekali senjata. Mulai dari senjata tajam, senjata api hingga senjata peledak seperti RPG dan bom.

Si Paman mengambil salah satunya yaitu sebuah katana dan kemudian mulai latihan seorang diri di ruangan yang agak luas.

Di sekolah, di ruang kelasku.

Pada waktu itu jam pelajaran sedang berlangsung.

Guru sedang menjelaskan di depan sana dan aku memperhatikan.

Meskipun sesekali aku mengalihkan perhatianku ke arah luar entah kenapa. Padahal di luar tidak ada apa-apa tapi pemandangan di luar terasa lebih menarik ketimbang angka-angka di papan tulis.

"Beberapa hari kamu gak sekolah kanapa!?" Devina bertanya padaku sambil berbisik... Padahal jarak kami itu cukup jauh.

Tidak seperti tempat duduk di Karina yang ada tepat di sampingku.

"Ada acara amal, jadi aku bantu-bantu di sana!" Aku membalas sambil berbisik juga. Entah dia mampu mendengar suaraku atau tidak.

"Oh, begitu... Lalu kenapa aku tidak di beritahu?!"

"Kalau aku tahu aku pasti akan nyumbang dan Ikut bantu-bantu!" Kedua pipinya menggembung karena kesal.

"Yah. Acaranya terlalu mendadak karena tiba-tiba ada banyak yang menyumbang jadi aku tidak punya waktu memberitahumu. Bahkan memberitahu pihak sekolah saja aku tidak sempat!..." Ketika aku berbisik tiba-tiba ada seseorang yang melesat.

Whoosss!!

Refleks aku menghindar sesuatu yang melesat cepat itu.

Ternyata yang tadi melesat adalah kapur yang di lemparkan oleh guru yang mengajar.

"Kalian ini tidak sopan sekali. Ibu sedang menjelaskan pelajaran dan kalian malah mengobrol!"

"Mau jadi apa kalian nanti kalau belajar saja semaunya seperti ini!!" Ia berteriak penuh amarah padaku.

Aku langsung terdiam dengan wajah kesal.

Padahal bukan aku yang mulai, aku cuma menjawab pertanyaan. Tapi kenapa semua kesalahannya di limpahan padaku.

Setelah pelajaran selesai aku di panggil ke ruang guru.

Alasannya bukan cuma karena kejadian tadi di kelas, tapi karena aku yang tidak masuk tanpa pemberitahuan.

Aku menjelaskan acara kemarin.

Para guru langsung percaya karena beritanya sudah mereka dengar dan bahkan ada beberapa guru yang ada di lokasi untuk melihat.

Karena pertanyaan mereka selesai aku pun di perbolehkan keluar.

Di luar Devina sudah menungguku jadi ketika aku keluar ia langsung mengajukan pertanyaan padaku.

"Apa kamu di marahi tadi!?" Raut wajah menunjukan kalau ia khawatir dan merasa bersalah.

"Maaf ya. Karena aku kamu sampai di panggil ke ruang guru!" Dengan penuh penyesalan ia berkata.

"Tidak apa-apa. Lagipula aku tidak jadi di marahi tadi, malahan mendapatkan apresiasi dari para guru!"

"Hah?!" Sejak di kelas dia memang sudah sangat penasaran jadi aku menceritakan saja apa yang terjadi kemarin sebanyak mungkin. Terusan dari cerita ketika di kelas.

Dan itu aku lakukan sambil jalan di lorong.

"Oh, ya... Ngomong-ngomong Karina tidak masuk ya!?" Raut wajah Devina langsung berubah ketika aku menyebut nama Karina.

Sepertinya mereka benar-benar tidak cocok hingga mendengar namanya saja itu membuat Devina badmood.

"Gak tau. Katanya juga tidak ada kabar sama sekali kalau dia izin!" Dengan bahu yang terangkat ia berkata.

Aku diam setelah itu karena tidak mau tanya lebihnya lanjut.

Karena aku tidak begitu peduli juga.

Sementara itu di sisinya si Karina.

Ia terlihat berada di dalam sebuah mobil panjang nan mewah di jalan yang sangat ramai namun lancar.

Sekarang ini Karina sedang berada di ibukota  Inggris.

Tak berselang lama ia tiba di sebuah mansion megah.

Mansion itu adalah tempat tinggal dari kakeknya Karina.

Para penjaga rumah langsung membukakan gerbang ketika melihat mobil Karina sudah sampai.

Karpet merah langsung di gelar dengan megahnya untuk menyambut Karina.

Ketika Karina keluar dari mobil, seseorang langsung datang menghampirinya dengan penuh keramahan.

"Selamat datang kembali. Nona Karina!" Orang ini adalah pelayan dari rumah ini. Ia seorang pria yang berusia sekitar empat puluhan.

"Dimana kakek!?" Sambil melangkah di atas karpet merah Karina bertanya.

Si Pelayan tadi langsung mengikuti dari belakang kemudian menjawab. "Tuan sedang berkumpul dengan teman-teman lamanya. Kemungkinan bermain golf!"

Alis matanya seketika berkerut ketika mendengar perkataan si pelayan.

'Bukannya aku di panggil secara tergesa-gesa ke sini. Kenapa ketika aku tiba kakek malah tidak ada?...'

'Lupakan. Mungkin dia lupa. Akan aku tunggu saja.'

Singkat cerita si Kakek akhirnya tiba di rumah dengan wajah sumringah karena melihat cucunya ada di rumahnya.

"Karena cucu kakek!" Ia langsung memeluk Karina dengan penuh kehangatan.

"Kenapa kamu tiba-tiba datang tanpa mengabari kakek terlebih dahulu?!" Di sini Karina makin merasa ada yang tidak beres.

"Lah? Bukannya kakek yang menyuruh aku datang secara tiba-tiba ke sini!?" Alis mata si kakek terangkat.

Ia tampak kebingungan dengan apa yang di katakan Karina.

"Hah?... Kakek tidak pernah menyuruh kamu datang karena kakek tahu kamu sedang melakukan sesuatu yang penting!"

"Malahan kakek baru tahu kamu datang ketika pelayan memberitahu kalau kamu ada di sini!" Tiba-tiba muncul perasaan yang tidak enak.

Ia sadar kalau semua ini mungkin adalah jebakan.

Dan apa yang Karina pikirkan itu benar.

Tak lama pasukan bersenjata lengkap menerobos masuk setelah sempat baku tembak dengan para penjaga rumah.

Berhubung para penjaga sedang sedikit, pasukan itu bisa dengan mudah menerobos masuk ke rumah.

Mereka langsung mengepung dan mengelilingi Karina serta kakeknya.

"Siapa kalian!!?" Teriak si Kakek langsung pasang badan untuk melindungi Karina.

Tak lama orang yang membawa seabrek pasukan pun menampakkan dirinya.

Orang itu tidak lain dan tidak bukan adalah ayah Karina sendiri.

"Lama tidak bertemu. Ayah mertua!" Ucap si Ayah sambil membuka kacamata hitam.

Tatapannya terlihat dingin dan raut wajahnya di penuhi keangkuhan.

"Cuih!"

"Untuk apa kau datang ke sini lagi bajingan kurang ajar. Kau mau mati ya!?" Wajah si kakek mendadak merah padam.

Emosinya telah mencapai puncak ketika ayahnya Karina muncul.

"Jangan marah-marah begitu, nanti ayah kena serangan jantung. Apalagi ayah sudah tua!" Kemudian tatapan si Ayah tertuju pada Karina.

"Ngomong-ngomong. Apa kamu tidak akan menghampiri ayahmu yang sudah kamu tinggalkan bertahun-tahun ini. Karina!?"

Tampak Karina memasang wajah jijik.

"Ayah?... Aku tidak sudi mengakui orang picik dan tidak punya hati sepertimu sebagai ayahku!" Ucapnya dengan penuh kebencian.

Suasana pun menjadi semakin tegang sejak saat itu.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!