NovelToon NovelToon
Queen Of Melody

Queen Of Melody

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fiore

Luna selalu tidak percaya diri jika tampil di depan banyak orang, padahal ia memiliki suara indah. Cita-cita Luna sebenarnya ingin menjadi seorang penyanyi tetapi ditentang oleh orang tuanya. Suatu hari Luna mendapatkan tawaran kerja menjadi seorang penyanyi oleh temannya, Mona. Namun, tempat kerja itu merupakan tempat terlarang. Hingga akhirnya ia kabur dari tempat kerja itu, dan bertemu dengan sahabatnya, Adi. Rasa jatuh cinta Luna kepada Adi itu semakin nyata, namun ia tak bisa mengungkapkannya. Adi dan Hani yang merupakan sahabat Luna menyarankan untuk mendaftar audisi menyanyi. Luna pun diterima di audisi itu, dengan perjuangan dan pengorbanannya selama di karantina, Luna berhasil menjadi juara 1 di audisi menyanyi itu, hingga akhirnya kedua orang tua Luna menyadari kalau mereka telah mementingkan egonya bukan masa depan Luna. Cita-cita Luna menjadi seorang penyanyi terkenal akhirnya tercapai dan ternyata Adi juga memiliki rasa terhadapnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fiore, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Titik Terang

Suara ayam berkokok membangunkan aku dari tidur lelap ku. Ku buka jendela kamar Adi, dan sinar matahari terlihat masih malu-malu untuk keluar dari tempat persembunyiannya.

Tiba-tiba saja aku ingin ke kamar mandi. Saat aku keluar dari kamar, aku melihat Adi yang masih tertidur di depan televisi. Bekasi makanan dan minuman semalam hampir bercampur dengan selimutnya yang berantakan.

Aku pun mencoba untuk merapihkan semuanya. Ku pasangkan kembali selimut itu di badan Adi, ku perhatikan wajahnya, entah mengapa dia yang selalu menjadi penolongku disaat aku sedang kesulitan.

Aku tersontak kaget karena Adi tiba-tiba saja membukakan matanya.

“Sudah siang, Na?”, tanyanya.

“Belum. Aku mau buat teh dulu ya”, Aku berpura-pura mengambil gelasku yang semalam lalu berjalan ke arah dapur.

Di dapur aku menghela nafas ku, semoga Adi tidak mencurigai ku saat melihat diriku berada di dekatnya tadi? pikirku dalam hati.

Saat aku keluar dari dapur, aku melihat Adi melanjutkan tidurnya. Aku pun kembali ke kamar dan berbaring di atas kasur hingga menunggu waktu siang tiba.

Di dalam otakku terlintas pemikiran apa yang harus aku jelaskan nanti kepada kedua orang tua ku? Mereka pasti akan semakin melarang ku untuk bernyanyi jika aku menceritakan semua kejadian semalam.

Selain itu, aku tidak mungkin langsung kembali ke rumah, aku harus mencari pekerjaan dulu dan menunjukkan kalau pekerjaan seorang penyanyi tidak kalah dengan seorang pegawai kantoran.

Tak terasa jarum jam terus berputar hingga menunjukkan pukul 8 pagi. Tenggorokan ku terasa kering dan ingin meminum sesuatu. Aku pun berjalan ke dapur, melihat dapurnya yang berantakan sekalian aku bereskan saja. Yaa, wajar saja biasanya laki-laki jarang beres-beres rumah.

Aku rapihkan dan aku tata semua peralatan di dapurnya, piring-piring dan gelas-gelas kotor yang berada di wastafel aku cuci semuanya.

Setelah pekerjaan itu selesai, aku baru memasak air untuk membuat teh manis hangat dan kopi susu kesukaannya Adi.

Aroma harum kopi susu itu seperti membangunkan Adi dari tidurnya.

“Kamu bikin kopi ya, Na?”, tanyanya.

“Iya, ini kopinya”, ku letakkan secangkir kopi itu di sampingnya.

Ku lihat Adi langsung menyeruput kopi itu lalu ia beranjak bangun menuju kamar mandi.

Terdengar ada suara orang mengetuk pintu di depan rumah kontrakan Adi. Aku mencoba untuk melihat nya dari balik tirai jendela.

Terlihat ada Hani yang berdiri di depan pintu, lalu aku putuskan bukakan pintunya.

“Lunaaaaa”, Hani langsung memeluk tubuh ku erat-erat.

“Gimana ceritanya bisa seperti ini?”, tanya Hani mengikuti ku masuk ke dalam.

Aku menceritakan semua kejadiannya dari awal hingga akhir.

“Sudah tak bisa dimaafkan lagi itu, Mona. Lagipula kamu percaya saja dengannya sudah jelas dia sering mengejek dan mengerjaimu”, ucap Hani dengan nada kesal.

“Sebelumnya aku juga tidak yakin, Han. Tapi kedua orang tua ku tidak ingin melihat anaknya yang pengangguran saat melihat anak orang lain sudah pada kuliah dan bekerja. Makanya aku disuruh untuk mencari pekerjaan dan menunggu dibukanya tes penerimaan pegawai pemerintahan itu”, jelasku.

“Ya, memang kadang kita tidak bisa menolak keinginan orang tua”, kata Hani.

“Permisi!!”, seorang pria datang dan berdiri di depan pintu masuk.

“Iya”, Adi bangun dari duduknya dan menghampiri pria itu. Sepertinya pria itu temannya Adi.

“Mereka siapa, Di?”, terdengar suaranya menanyakan Adi.

“Oohh... Itu adik saya dan temannya, katanya adik saya mau ikut tinggal di kontrakan ini bersamaku untuk sementara, karena ia harus PKL dan lokasinya tak jauh dari sini”, kata Adi sedikit mengarang.

Apa? Adik? Aku menjadi kaget mendengar apa yang dikatakan Adi.

“Ohh... Ya sudah”, tak lama pria itu berbincang dengan Adi di depan pintu, pria itu akhirnya pergi dari rumah kontrakan Adi.

“Tadi kamu bilang apa, Di? Adikmu?”, Hani sepertinya juga mendengar pembicaraan tadi.

“Dia anaknya pak RT. Disini dilarang satu rumah jika belum menikah”, jelas Adi.

“Sampai sebegitu nya, Di”, kata Hani.

“Disini banyak kontrakan, jadinya banyak kejadian seperti itu”, tambah Adi.

“Na, kita makan di luar saja yuk... Siapa tahu ada lowongan kerja yang cocok untuk kamu, Na”, kata Hani yang beranjak bangun dari duduknya.

“Terus kalian tidak mengajakku?”, tanya Adi.

“Ya sudah kalau kamu juga mau ikut kami”, kata Hani.

Akhirnya kami bertiga pun keluar, walaupun cuaca terlihat panas tapi itu tidak menyurutkan semangat kami. Aku naik motor bersama Adi, sedangkan Hani mengendarai motornya sendiri.

Di tengah jalan, tiba-tiba Adi memberhentikan motornya ke pinggir jalan, Hani yang mengikutinya di belakang juga ikut berhenti.

“Disana sepertinya lagi ada pembukaan audisi menyanyi, Na”, kata Adi melepas helmnya.

Adi berjalan terlebih dahulu ke gedung yang dipenuhi oleh banyak orang, aku dan Hani mengikutinya dari belakang.

Adi menunjukkan sebuah poster besar yang bertuliskan kalau pendaftaran audisi “Queen of Melody” telah dibuka hari ini. Audisi itu merupakan audisi menyanyi dan pesertanya hanya wanita. Siapa yang berhasil menjadi juara 1 nya, maka ia akan mendapatkan gelar sebagai Queen of Melody atau Ratu Melodi.

“Gimana kamu mau mencobanya, Na? Ini bisa jadi batu loncatan untuk mu.”, kata Adi.

“Ini kesempatan, Na. Kamu harus mencoba”, saran Hani.

Setelah aku pikir-pikir, apa yang dikatakan oleh Hani dan Adi itu benar.

“Iya”, jawabku.

Aku berharap semoga ini adalah titik terang yang merupakan awal perjalanan untuk meraih mimpi.

Kami bertiga melihat persyaratan pendaftarannya terlebih dahulu.

“Besok kita datang kesini lagi untuk daftar”, kata Adi.

“Tapi aku tidak punya pakaian. Tas pakaian dan peralatan ku yang lain tertinggal di cafe itu”, jelasku.

“Tenang saja, Na. Kami akan membantumu”, kedua tangan Adi memegangi pundakku memberikan semangat.

“Adi”, aku tidak bisa berkata apa-apa, karena aku merasa punya banyak hutang budi dengannya.

Setelah dari sini, kami bertiga memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu di sebuah warung makan.

Selesai makan siang, Adi mengajak aku dan Hani pergi ke tempat perbelanjaan baju dan sepatu. Disana kami membeli pakaian yang akan aku pakai besok untuk pendaftaran audisi menyanyi.

Hani yang tahu tentang fashion, maka ia yang memilihkan pakaian mana yang cocok dengan diriku.

"Ada untungnya juga kamu dapat tawaran kerja sama Mona kemarin. Rambutmu jadi bagus dan kita tidak perlu ke salon lagi", kata Hani memerhatikan rambut ku.

"Iya, untungnya sedikit tapi ruginya banyak", sahutku.

"Tenang, Na. Sekarang kamu disini bersama kita. Jadi, Mona tidak bisa macam-macam lagi sama kamu", kata Hani.

Yaa,, memang ada benar juga yang dikatakan Hani, setelah kejadian kemarin ada untungnya juga. Kalau aku tidak menerima tawaran kerja Mona, aku juga tidak akan kesini dan tahu kalau ada pembukaan audisi menyanyi.

Tanpa terasa hari sudah sore, Hani pun kembali pulang ke rumah nya. Sementara aku akan menginap di kontrakan Adi malam ini.

Adi tidur di ruang tamu, sementara aku akan tidur di kamar. Malam ini, aku merasa sulit untuk tidur karena memikirkan pendaftaran audisi besok.

Yang pastinya ada perasaan senang dan gugup. Tapi besok aku harus optimis kalau aku pasti bisa menampilkan penampilan terbaik ku.

1
♥\†JOCY†/♥
Kaya gak kerasa udah lama banget aku terkena dampaknya. Sukses terus, thor!
Inari
Author jago bener bikin cerita, sukses terus! 🙌
Beerus
Wah seru banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!