Menikah dengan cinta pertama mungkin adalah hal yang membahagiakan, tapi tidak dengan ku. Sebelum semua itu terjadi aku harus pergi darinya sejauh mungkin agar pernikahan ini tidak terjadi.
saat di bangku SMA, Alice yang penuh dengan semangat menyatakan cintanya pada Sean, tapi laki-laki itu hanyahanya menatapnya remeh dan pergi begitu saja. Setelah kejadian itu Alice tidak pernah lagi ingin berurusan dengan Sean sampai orang tua mereka berencana untuk menikahkan mereka berdua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jane Alicia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8
Sean langsung pergi dari dalam cafe itu tanpa mengucapkan apa-apa pada wanita yang menyentuhnya tadi, dia hanya pergi kearah Alice dan Dinda pergi, namun dia tetap menjaga jarak aman supaya tidak ketahuan.
Wanita yang di cafe tadi tidak menyerah begitu aja, dia juga ikut pergi mengejar Sean entah apa tujuannya tapi dia sangat merepotkan dan terlalu percaya diri.
-------
"Din sebenarnya mau beli apa sih?, dari tadi kita muter-muter tapi kau gada beli apa-apa"
"Al, aku lagi bandingin harga dari semua toko, mana yang murah itu yang aku beli"
"Kirain kau ga tau mau beli apa, sempat aja kalau gada tujuan aku pulang sekarang"
"Iya iya, dari pada ngeluh mending kita minum dulu, aku traktir, kamu tunggu disini"
Dinda pergi meninggalkan Alice di salah satu kursi tunggu di sana dan pergi membeli minuman untuknya.
Sean yang melihat itu langsung sengaja lewat dari depan Alice enttah apa tujuannya tapi otaknya menyuruhnya untuk lewat dari depannya. dan sangat tidak diharapkan wanita di cafe tadi langsung memegang tangannya begitu saja.
"Sean kenapa ninggalin aku sih, padahal kita udah lama gak ketemu loh"
Sean langsung kaget dan tidak melakukan apa-apa saat matanya bertemu dengan mata tajam Alice, dia hanya membiarkan wanita tadi menyenth tangannya dan pergi dari sana dengan cepat.
Sean merasa jantungnya ingin lepas saat itu juga, berbeda dengan Alice yang tidak terlalu memikirkannya karena dia merasa tidak ada hubungan dengan kehidupannya.
"Al ini punyamu "
"Dinda kenapa lama ?"
"Tadi antriaannya panjang jadi lama"
"Ayo kita jalan sekarang sebelum orang aneh bertambah banyak disini"
"Orang aneh?"
"Iya tadi ada orang aneh yang ga jelas , udah ah aku cape"
"Oke kita ketoko itu terus langsung pulang"
Setelah berbelanja mereka berpisah di parkiran dan kembali ke tempat masing-masing, kecuali Alice dia tidak kembali kerumah tapi dia pergi ke Rumah sakit tempat dimana temannya bekerja.
Sean juga tidak langsung pulang, setelah dia menyingkirkan wanita yang merepotkan itu dia masih menunggu Alice di parkiran dan mengikutinya.
Entah apa yang ada dipikirannya, tapi dia terus mengikuti Alice setelah dia datang berkunjung dengan ibunya kemarin.
---------
Di depan rumah sakit
"Kenapa berhenti di sini?, dia beneran sakit?" Sean berbicara sendiri saat melihat Alice masuk ke dalam Rumah sakit.
Alice masuk kedalam Rumah sakit, baru saja dia membuka pintu dia langsung di sambut pelukan dari Ray dan membawa Alice ke dalam ruangannya . kejadian itu tidak lewat dari pandangan Sean yang baru saja turun dari mobilnya.
"Alice, udah lama gak main kesini biasanya datang kesini kalau sakit, jangan-jangan kamu lagi sakit ya?"
"Engga Ray aku gapapa, aku hanya mampir aja "
"Wajahmu pucat, kamu pasti demam karna kebanyakan lembur, ayo keruangan ku biar aku periksa "
"Iya, tapi santai aja kali, nanti aku jatuh kalo di tarik-tarik kaya gini"
Entah kenapa dia merasa marah saat melihat Alice di peluk pria lain di depannya dan mereka tertawa bersama seperti sepasang kekasih .
Sean yang melihat itu langsung kembali masuk ke mobilnya dan pergi meninggalkan Rumah sakit itu dengan tangan yang terkepal erat, semua orang yang ada diparkiran binggung melihat Sean yang baru keluar dari mobil langsung kembali masuk menutup pintu dengan keras."
