NovelToon NovelToon
Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Cintaku Ditukar Siswi Kembar

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Terpaksa Menikahi Murid
Popularitas:63.8k
Nilai: 5
Nama Author: Buna Seta

"Pergi kamu dari rumah" Usir Bianca, ibu tiri Sarah. Begitulah, Sarah terpaksa pergi dari rumah sendiri. Bukan hanya Bianca yang kejam, tetapi adik tiri Sarah pun selalu mengganggu hubungan percintaan Sarah dengan Rafi sang guru SMK di sekolah.

Di tengah perjalanan, Sarah bertemu dengan gadis tengil yang bernama Salma. Wajah Sarah dengan Salma mempunyai kemiripan 100 persen. Namun, jika Sarah wajahnya glowing, Salma berwajah kusam.

Rupanya, Salma pun kabur dari rumah lantaran menolak ketika dipaksa menikah dengan guru matematika yang bernama Haris. Salma lantas mempunyai ide gila, mengajak Sarah tukar tempat. Tukar tempat, itu artinya Sarah sudah siap menggantikan Salma menikah dengan Haris.

"Bagaimana kisah selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Cintaku Ditukar Siswi Kembar. Bab 8

Selesai dari toilet, Haris hendak kembali ke ruang guru. Sepanjang perjalanan beberapa siswa siswi mengangguk sopan. Tetapi bola mata Haris berputar mencari keberadaan Salma yang tidak ada di antara mereka. Bayangan mata merah setelah menangis tadi, membuatnya ingin tahu apakah dia baik-baik saja.

Wanita yang dipikirkan rupanya tengah berjalan ke arahnya. Wajah Sarah sudah baik-baik saja bahkan tersenyum melirik teman pria di samping.

"Salma... nanti malam kita jadi nonton kan?" Tiga pria yang tadi pagi mengajak keluar malam, kini kembali mendesak Sarah. Mereka tidak ingin melewatkan seperti malam-malam sebelumnya. Sekedar nongkrong dan bersenang-senang.

"Tapi maaf ya, mulai sekarang... aku mau serius belajar. Sebentar lagi kan ujian..." tolak Sarah halus, membuat mereka diam. Sarah lalu menatap ke depan, rupanya Haris memperhatikan dirinya.

"Dasar anak bandel, genit memang," Batin Haris, kemudian berpaling masuk ke dalam kantor. Di tempat itu, tampak para guru tengah ngobrol di temani teh. Bersantai sejenak sebelum pelajaran kedua dimulai. Sementara Haris memilih melanjutkan mengoreksi soal yang belum selesai. Karena jam kedua akan pindah ke kelas lain.

Mata Haris menyipit ketika tiba saatnya mengoreksi lembar jawaban yang bernama Salma Haira. "Hah? Betul semua... apa aku tidak salah lihat," Gumam Haris.

Merasa aneh, Haris membuka tumpukan tugas kedua yang belum dia periksa. Nama Salma yang dia cari lebih dulu. "Ini dia" Haris kembali mengoreksi soal yang berjumlah 10, tidak ada satupun yang salah. "Ini juga betul semua. Apa jangan-jangan... bocah bandel itu nyontek?" Pertanyaan berkecamuk di hati Haris.

*****************

Jika di sekolah Negri Pertiwi Haris bingung dengan otak Salma yang tiba-tiba jenius.

Sementara di sekolah Negri Kartini, kepala Rafi pusing tujuh keliling, ketika melihat hasil ulangan Sarah jeblok. "Kenapa sih kamu sayang..." Rafi melempar kertas ke atas meja.

"Ada apa Pak Rafi?" Tanya Rhohman guru agama, yang baru masuk selesai mengajar jam pertama. Melihat Rafi tengah menunduk memijit pelipisnya.

"Eh, Pak Rhohman" Rafi lalu ambil kertas yang sudah dia remas menjadi bulatan lalu membukanya kembali, sebelum menunjukan kapada pak Rhohman.

"Oh... ini to masalahnya," Pak Rhohman meneliti deretan angka sekilas, lalu meletakkan kembali.

"Aneh tidak, menurut Pak Rhohman? Kita semua tahu, jika Sarah itu selalu peringkat pertama kelas, tetapi kenapa nilainya bisa seperti ini Pak," Rafi geleng-geleng kepala. Terlepas Sarah itu kekasihnya atau bukan, sebagai seorang guru, Rafi merasa kecewa.

"Pak Rafi, naik turunnya nilai itu sudah biasa dialami murid-murid, tetapi kenapa Pak Rafi sampai berpikir serius begitu?" Tanya pak Rhohman.

Rafi tidak mau menimpali apa yang dikatakan pak Rhohman. Tetapi masa iya, dalam waktu satu hari nilai Sarah langsung merosot.

"Sebaiknya kita minum kopi dulu Pak Rafi" pak Rhohman menarik tangan Rafi ke kantin. Rafi tidak menolak, mungkin dengan minum kopi bisa menghilangkan rasa pusing kepalanya.

Suasana ramai terdengar cuitan anak-anak yang berebut membeli minuman dan makanan. Di ujung sana, mata Rafi menangkap orang yang sedang dia pikirkan, tengah bersenda gurau bersama Mela teman sebangku. Tawa mangap, mulutnya penuh dengan makanan, satu kaki nangkring di kursi. Gayanya seperti anak jalanan. Itulah yang Rafi lihat.

Rafi hanya bisa Istigfar, kali ini dia telah kehilangan Sarah yang dia kenal santun, dan anggun. Rafi menarik napas dalam-dalam, niat hati hendak menuju pedagang minuman tetapi teman seprofesi sudah berjalan ke arahnya.

"Pak Rafi, ini kopinya," pak Rhohman memberikan satu gelas kopi.

"Terimakasih Pak," Rafi malu, sampai lupa tujuan awal. Rupanya lama juga memandangi Salma.

Jam berlalu, waktu pulang sekolah tiba. Dengan langkah semangat karena merasa terbebas dari pelajaran yang membuat kepalanya pusing, Salma bergegas ke pinggir jalan.

"Loe jalan kaki lagi Sar?" Tanya Mela.

"Jalan kaki?" Salma terkejut.

"Elah... loe! Kenapa kaget gitu sih Sar? Biasanya juga loe jalan kaki," Mela menyenggol lengan Salma dengan sikut.

"Iya... maksudnya numpang angkutan," Salma tertawa.

Yang Salma tangkap dari pertanyaan Mela, berarti selama ini Sarah sering jalan kaki. Padahal jarak dari rumah ke sekolah lumayan jauh. Salma kesal sekali, pasti Sarah sering tidak mendapat uang jajan. "Keterlaluan nenek lampir itu, gue tidak akan membiarkan loe berbuat semena-mena lagi," Batin Salma.

"Sarah, gue duluan ya," angkutan ke arah tempat tinggal Mela datang lebih dulu.

Salma melambaikan tangan ketika Mela sudah berada di dalam angkutan.

"Heh! Sarah, mana uang jajan gue yang loe rampas tadi pagi?" Datang Rania, tiba-tiba saja menengadahkan tangan.

"Oh... loe mau uang jajan? Ini ambil" Salma mengiming-iming uang merah.

Rania terkejut melihat Salma pamer uang 100 ribu. "Eh, Sarah! Loe curi uang nyokap gue?" Tuduh Rania, Rania pikir tidak mungkin jika Sarah mempunya uang sebanyak itu jika bukan karena mencuri.

"Kalau gue sampai mencuri uang emak loe, itu karena gue tidak pernah mendapat hak sebagai anak Papa. Ngerti loe!" Sinis Salma. Dia masukkan kembali uang ke dalam saku.

"Sarah... kamu belum dapat angkutan? Kita bareng saja," Rafi tiba-tiba muncul sudah di atas motor.

"Iya Mas, saya mau," Salma, bukan Sarah, tentu saja bersemangat.

"Eh, nggak boleh" Rania menarik tangan Salma yang sudah berada di jok motor.

"Berani sama gue, tangan loe bisa patah," Ancam Salma.

"Aaagghh..." Rania berteriak, sebenarnya tidak diapa-apakan oleh Salma. Tetapi hanya minta perhatian Rafi.

"Sarah... jangan..." Rafi yang berada di atas motor pun terpaka turun, melerai kedua muridnya. Rafi menatap wajah Salma terkejut. Selama ini belum pernah melihat Sarah melawan Rania, apa lagi sampai melintir tangan adik tirinya seperti yang Rania tuduhkan.

"Sarah memang jahat Pak, ini belum seberapa. Kalau di rumah, rambut saya selalu di jambak," Rania memeragakan ketika Sarah menjambak rambutnya.

"Rania... sebaiknya kamu pulang numpang angkutan ya, saya ada perlu dengan Sarah" tolak Rafi halus.

Salma menjulurkan lidahnya kepada Rania. Rafi yang melihat itu hanya menggeleng, lalu menjalankan motornya menjauh dari Rania.

"Mas..." Salma membuka percakapan ketika motor akan belok ke arah tempat tinggal Sarah.

"Iya..." jawab Rafi.

"Bawa aku kemana gitu kek... saya malas pulang" jujur Salma memang malas bertemu dengan ibu tirinya. Sudah pasti tidak bisa istirahat, mendengar omelan.

"Ya..." Rafi menjawab pendek. Sebenarnya tidak baik mengajak Sarah pergi tanpa izin orang tuanya, apa lagi saat pulang sekolah. Tetapi mungkin ini kesempatan untuk berbicara dengan Sarah tentang nilai matematik yang hancur-hancuran.

Motor masuk di salah satu apartemen sederhana. Di tempat itulah Rafi tinggal. Pria yang berasal dari kota bandung itu tinggal seorang diri. Hidup mandiri di Jakarta.

"Mas di sini sendirian?" Tanya Salma, memindai sekeliling. Hanya ada satu kamar, ruang tamu. Tidak jauh darinya ada kulkas kecil.

"Ya, beginilah tempat tinggal aku Sar. Duduk dulu gih" titah Rafi, sembari membuka kulkas. Tahu jika Sarah saat ini tidak suka teh, Rafi ambil air mineral dingin yang masih di botol dengan dua gelas.

"Minum Sar," Rafi letakkan botol dan gelas di atas meja.

"Terimakasih, Mas. Gluk. Gluk. Gluk" Salma menenggak air dalam botol. Dia lupa jika saat ini berhadapan dengan Rafi. Bukan teman-teman tongkrongan.

Rafi meraup wajahnya dengan satu tangan, padahal sudah dia sediakan gelas, tetapi orang nomor satu di hatinya itu tidak mengerti.

...~Bersambung~...

1
Kakak Shanuum
akhirnya buna muncul lagi...selalu semangat ya kak
Buna Seta: Cuuss karya baru kak
total 1 replies
Asih Asih
lho...lho kok sdh tamat
terimakasih kembali author
ditunggu karya selanjutnya
Buna Seta: Mampir yang baru kak
total 1 replies
Dewi Anggya
udah mampiir akuuuu😊
Buna Seta: Terimakasih
total 1 replies
Hana Roichati
lanjut kak sukses selalu 👍👍
Buna Seta: Mampir ya
total 1 replies
Eka elisa
nah.. loh. ko.. wess tamat tho mak... bru wingi bocone koyone mak..
Buna Seta: Kak aku sudah up tude karya baru, segera baca ya
Buna Seta: Aamiin
total 4 replies
Eka elisa
syukurlah lok mrasa trsindir brarti bnar kn.... kmu ibu bp egoiss..
Eka elisa
wah. autho syok tu bp ibu rafi ktika mliht ke akrabn kluarga salma... mreka akrab nya cumn marah"....aja.. 😁😁😁
Kakak Shanuum
seharusnya jangan calon menantu bu marini tapi menantu kesayangan...ya kok tamat buna.kan salma belum dilamar aa rafi
Buna Seta: Hahaha... kelamaan khawatir bosan kak
total 1 replies
Dewi Anggya
semangat selalu thooor semoga sukses selalu dlm karyanya 😘😘😘
Buna Seta: Aamiin... terimakasih. Semoga dirimu juga sehat selalu.
total 1 replies
Dewi Anggya
waaah barengan dtgnya sm emak songong nihhhh🤭
Buna Seta: Kwek kwek kwek
Aditya HP/bunda lia: banguninnya di guyur pake air satu tong yah atau masukin ajah ke dalem tongnya ... 😂😂😂
total 5 replies
Dewi Anggya
ikut senang aja klo Bianca udh sadar... tggal nunggu emaknya si raffi 🤭moga aja gk buat keributan 🤭
Eka elisa
mng... salma di luar negri tah.. mak...?
Buna Seta: Keinginan Bayu sama Beining kek nya, tapi sudah aku revisi
total 1 replies
Eka elisa
kn baron byk uang kaya rasa skarang mknya mau rujuk kmbali... 😁😁😁😁😁lok gk kaya mah mna mau... dia.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful//Sneer/
Buna Seta: Positif thinking heee 🤣🤣🤣
total 1 replies
Eka elisa
knpa komplen rafi ma salma tau nya kau nikh ma bp rafi juga beda jauh... kan... 😁😁😁😁malu... tu mknya lngsung trik slimut.. bobo.. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Buna Seta
Maafkan reader, bab ini aku nulis banyak typo dan acak-acakkan. Maklum, hari ini kurang enak badan, tetapi aku nggak mau kalian kecewa. Makanya aku paksakan menulis tetapi hasilnya nggak sesuai 😭
Inay
jakarta kali, riau jg masih Indonesia, othor nya perlu aqua 😅
Buna Seta: Oh iya, kenapa ane jadi oleng? Terimakasih kereksinya kak, otw revisi. 🤣
total 1 replies
Eka elisa
mknya lok nilai orang jgn dri luar nya bu... gilirn tau asli nya malu kn.. /Facepalm//Facepalm//Joyful//Joyful/
Buna Seta: Benar benar
total 1 replies
Eka elisa
kn skrang slma byk yg pratiin gk kyk kmrin amburadol... se enak jidat nya mo ngapain aja kn..
Dewi Anggya
jd pengen tau mpe dmn songongnya si emaknya raffi.... 🤭🤭✌
Buna Seta: Benar kak
total 1 replies
Lee
astaga sllu ngakak klakuan Salma ya Allah 🤣🤣
iklan mendarat y kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!