Seorang gadis berusia 20 tahun, yang bekerja sebagai pelayan di sebuah Mension mewah milik keluarga Angkasa.
Suatu hari, gadis bernama Dara itu, tak sengaja di nodai oleh putra satu-satu tuan Angkasa, yang menyebabkan ia hamil.
Karena kehamilannya, ia terpaksa di nikah sirihkan oleh laki-laki yang telah menodainya.
Ayo ikuti kisahnya, apakah Dara mampu bertahan dalam rumah tangga menjadi istri sirih sekaligus istri simpanan? Apakah dia bisa melalui ujian rumah tangga yang di penuhi banyaknya rintangan? Ataukah ia akan memilih pergi saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tutupi pernikahan
Di mobil.
Adam hanya diam sambil berpikir dengan tangan yang fokus menyetir. Jujur saja, ia tak ingin bertanggungjawab atas kehamilan gadis itu. Tapi jika mengingat teror bayi dalam mimpinya, ia benar-benar tak sanggup jika harus seperti itu terus, mungkin dengan cara menikahi Dara, teror itu bisa hilang.
Dara juga hanya diam. Ia masih sangat syok, membayangkan semua yang akan terjadi padanya.
Ia yakin jika tidak akan mudah untuk ia menghadapi semuanya sendiri. Apa lagi sampai ibu dan kakaknya tau, bisa tamat riwayatnya.
"Di mana rumahmu?" Tanya Adam memecah kesunyian di antara mereka berdua.
Dara menunjukkan jalan yang mengarah ke rumahnya.
Mobil Adam sudah tiba di depan rumah keluarga Dara yang terlihat kecil dan sempit. Karena gadis itu memang terlahir dari keluarga sederhana.
Gadis itu turun dari mobil, dan melangkah masuk ke dalam rumahnya, tanpa mengeluarkan sepatah katapun pada Adam, meski hanya berterima kasih saja.
Tak di sangka, ternyata Adam malah menyusul di punggung gadis itu.
"Tuan, apa yang anda lakukan di sini tuan? Kenapa anda menyusul kemari?" Kata Dara mengecilkan nada bicaranya, dan ingin mendorong tubuh Adam untuk keluar dari rumah ibunya.
"Dara! Siapa laki-laki yang kau bawa pulang ini? Berani sekali kau membawa pulang laki-laki ke rumah ibu?" Ibu Ida memarahi putrinya saat melihatnya datang bersama seorang pria malam-malam.
"Saya akan menikahi putri anda," Mantap, jelas dan padat. Adam yang menjawab wanita paruh baya itu. Ia yakin jika wanita itu pasti ibu gadis yang ia hamili.
Ibu Ida kaget mendengar ucapan pria muda di depannya. "Siapa kau anak muda? Jangan sembarangan bicara kamu!!" Ibu Ida memarahi laki-laki di depannya.
"Tapi putri anda sedang hamil anak saya," jujur Adam pada ibu Dara.
"APA!!! HAMIL!!!" Teriak ibu Ida ingin menampar putrinya yang sedang ketakutan.
"Bikin malu keluarga!!" Mengangkat tangan ingin menamparnya.
Tapi tangan ibu Ida di tahan oleh Adam. "Kenapa anda ingin memukul putri anda? Dia juga sudah terlanjur hamil," ujar Adam sepele, sedikit mendorong tubuh Dara ke belakangnya untuk melindungi gadis itu dari amukan ibunya.
"Kau siapa berani menghalangiku hah!!" Teriak ibu Ida.
"Saya Adam Mahardika, putra tunggal Angkasa Arguna," jawab Adam memperkenalkan dirinya.
Ibu Ida langsung terdiam saat mendengar nama di belakang pria itu. Tentu saja ia mengenal nama yang di sebutkan barusan.
,,,
Di sinilah mereka bertiga, sedang duduk di ruang keluarga rumah ibu Ida yang sempit, rumah peninggalan suaminya.
"Bagaimana kau ingin menikahi putriku? apa kau yakin, akan di izinkan oleh kedua orang tuamu?" Tanya ibu Ida terdengar tak bersahabat.
Ada sedikit kebingungan ingin menjawab wanita paruh baya di depannya, tapi jika ia mengingat kembali teror bayi dalam mimpinya. Membuat Adam tak berdaya, dan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya yang telah menghamili anak gadis orang.
"Aku ingin pernikahan ini di sembunyikan saja dari kedua orang tuaku," jawab Adam enteng.
Ibu Ida menatapnya tajam. "Kau pikir! Perut putriku itu besarnya ke belakang? Perutnya akan membesar kedepan!! Mudahnya kau mengatakan itu!!" Ibu Ida tak menerima saran Adam, dan malah memarahinya.
"Tapi saya juga tidak bisa meminta izin pada Papi Mami saya, karena sebenar lagi, saya akan menikah,''
"Tapi bukan dengan cara pernikahan kalian harus di tutupi! Dan apa katamu? menikah? kau sudah menghamili anak gadis orang, sekarang kau sebut-sebut ingin menikah! Apa kau pikir, anakku ini bahan permainanmu?" Ibu Ida sangat marah mendengar perkataan laki-laki di depannya.
Adam menarik nafas berat saat berdebat dengan ibu-ibu, tentu saja akan sulit untuk menang, tapi kali ini, ia harus menang berdebat. Demi sang kekasih tercinta.
"Saya akan membayar anda, berapapun yang anda minta," sudah tak tau ingin berkata apa lagi, Adam malah mengandalkan uangnya untuk menyogok wanita paruh baya di depannya.