Di tahun 1523 Syeran adalah seorang Ratu yang memilih untuk mengakhiri hidupnya sendiri, karena dia sadar dia dinikahi oleh sang Raja hanya untuk mencetak keturunan. Tak ada cinta dan hidupnya begitu menderita.
Dia kira semuanya akan berakhir setelah dia meninggal, namun siapa sangka dia justru bertransmigrasi di tahun 2023, Syeran yang hidup dengan miskin dan kemudian dijual oleh sang ayah pada orang paling berpengaruh di kota Servo.
Pernikahan telah terjadi dan kini saatnya penandatanganan kontrak.
"Aku hanya butuh keturunan dari mu, jadi jangan berharap lebih," ucap Zeon dengan suaranya yang terdengar begitu dingin.
Syeran putus asa, bahkan di kehidupannya yang kedua nasibnya tetap sama.
Namun seketika harapan Syeran muncul saat tanpa sadar dia punya kekuatan untuk menghentikan waktu.
"Aku harus merubah surat kontrak itu!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMMW Bab 8 - Sekarang Aku Siap!
"Sini kamu!" gertak Zeon, dia menarik tangan Syeran dan kembali dia bawa masuk ke dalam kamar.
Zeon juga menutup pintu itu dengan sangat keras.
Brak!
Sampai semua penjaga terkejut, sementara Hanzo tetap terdiam dengan kebingungan yang semakin bertambah berkali-kali lipat.
Hanzo menatap pintu sang Tuan yang telah tertutup.
Sejak tadi pintu itu tidak terbuka, lalu bagaimana bisa? batin Hanzo, pikirannya penuh dengan tanda tanya.
Di dalam kamar.
Syeran merintih kesakitan karena ditarik dengan kasar, kakinya makin berdenyut dan pergelangan tangannya terasa mau patah.
"Tuan," lirih gadis itu, namun Zeon tak mau mendengarnya dan kembali melempar Syeran ke atas ranjang.
Brugh!
"Jangan main-main. Kamu ... tidak punya hak untuk bernegosiasi dengan ku! PAHAM!!" bentaknya dengan suara tinggi.
Syeran ketakutan luar biasa, tubuhnya sampai gemetar mendengar suara menggelegar itu.
Hentikan waktu. Batin Syeran.
Dan Syeran kembali menikmati kesunyian ini. Tanpa bentakan, tanpa cacian.
Namun Syeran tetap tidak berani menatap ke arah Tuan Zeon, karena meski membatu kini pria itu menatapnya penuh amarah. Rahang mengeras dan tatapan menusuk sampai ke relung hati.
Syeran selalu takut dengan tatapan seperti itu, sama persis seperti tatapan Raja Lorry ketika menaruh amarah padanya.
Namun kini bedanya Syeran memahami amarah Zeon.
Pria itu telah membeli dia seharga 3 Miliar untuk segera memiliki anak, tapi belum apa-apa Syeran terus mengambil langkah untuk kabur.
Perlahan Syeran coba mengendalikan dirinya sendiri, menghilangkan semua ketakutan dan coba tenang.
Coba berpikir.
Aku tidak tau bagaimana caranya Tuan Zeon bisa menemukan ku dengan mudah, itu artinya dia memiliki kemampuan untuk terus menemukan aku.
Artinya aku tidak bisa kabur, sama seperti aku yang tak bisa kabur dari Raja Lorry.
Berarti aku harus tetap ada di sini.
Tapi bagaimana caranya aku bertahan?
Aku tak ingin sejarah hidup kelam ku kembali terulang, bagaimana caranya membuat Tuan Zeon bisa menerima aku.
Bukan sebagai pencetak keturunan, tapi istri yang sesungguhnya.
Bagaimana kami bisa saling mencintai jika dia saja tidak mau bicara denganku lebih dulu.
Tunggu ... tenang dulu Syeran, tenang.
Syeran coba kembali menenangkan dirinya sendiri dari semua pikiran, dia ingat di masa lalu dia dan Raja Lorry saat itu tidak langsung memiliki keturunan meski telah melewati malam perttama.
Syeran hamil setelah melewati malam ke 3 dengan raja Lorry.
Mengingat itu Syeran sedikit tenang.
Mungkin saat ini pun akan sama. Batinnya lagi.
Bagaimana pun cara ini semua dimulai, tapi kenyataannya kini Tuan Zeon memanglah suaminya, bahkan sah secara hukum dan diketahui oleh banyak orang.
Syeran mulai berpikir tak apa untuk menyerahkan kesucciannya.
Setelah malam ini, Tuan Zeon pun tak akan menganggu dia lagi sampai bulan berikutnya.
"Ya, saat Tuan Zeon tidak menemui ku, coba temukan cara untuk terus bertahan. Yang penting malam ini, Tuan Zeon mendapatkan apa yang dia mau, lalu pergi dulu. Aku butuh waktu untuk sendiri dan berpikir," gumam Syeran.
"Aku juga bisa coba menanyakan tentang surat kontrak pernikahan itu pada asisten Hanzo. Ya seperti itu dulu, biarlah malam ini terjadi sesuai keinginan Tuan Zeon."
"Tuan Zeon adalah suami ku."
Puas berpikir, membatin dan bicara sendiri, akhirnya Syeran mulai berkata "Waktu berjalan."
Saat itu di langsung lihat tuan Zeon yang bergerak coba melepas ikat pinggangnya.
"Sepertinya Kamu harus dicambuk agar mengerti!" ucap Zeon penuh amarah.
Syeran mendelik, dia pun buru-buru melepaskan gaun pengantinnya saat itu juga.
"Maaf Tuan! sekarang aku siap!" ucapnya memburu, dengan tubuh yang sudah setengah buggil.