Dia dipandang rendah oleh keluarga istrinya, bahkan dia selalu mendapatkan hinaan, hanya karena dia seorang pria miskin.
Hanya Bastian dan Raisa yang tahu bahwa pernikahan mereka hanya sementara, itu semua agar Raisa mendapatkan warisan dari keluarganya. Dan Bastian rela menjadi suami sementara Raisa, untuk menebus hutang pada Raisa.
Namun, bagaimana kalau ternyata takdir membuatnya berubah? Sebenarnya Bastian berasal dari keluarga kaya raya, dia adalah sang pewaris dari perusahaan nomor satu di Indonesia. Sudah tiga tahun dia diusir oleh kakeknya karena sering menghamburkan uang.
Bastian akhirnya tau bagaimana susahnya mencari uang, ketika dia mendapatkan warisan dari sang kakek, dia bisa menjadi pemimpin perusahaan yang begitu mengagumkan, walaupun dia harus menyembunyikan identitasnya dari keluarga istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Malam ini Raisa baru tiba di Mansionnya, dia melihat Bastian yang sedang mempersiapkan untuk makan malam mereka.
"Kamu sudah pulang, Raisa." Bastian menyapa sang istri yang baru pulang.
"Hm." jawab Raisa dengan nada malas, kemudian di duduk di meja makan, mengambil segelas susu hangat yang sudah disiapkan oleh Bastian, lalu meneguknya.
Raisa memainkan ponselnya, lalu dia berkata, "Uang 10 juta sudah aku transfer buat gaji kamu bulan ini."
Raisa membayar gaji Bastian sebagai pelayan di rumahnya, sesuai kesepakatan mereka bersama. Dulu Bastian memang memerlukan uang, tapi sekarang tidak lagi
Bastian juga tidak paham kenapa dia bisa berubah seperti ini, padahal dulu dia begitu boros, tak bisa hidup dengan namanya uang, selalu hidup mewah dengan dikelilingi banyak barang bermerek. Tapi selama tiga tahun dia hidup miskin, telah mengubah segalanya.
Bastian sebenarnya sudah tak membutuhkan uang itu lagi, dalam satu jam bisa saja dia habiskan uang 10 juta, tapi karena dia tidak ingin Raisa curiga kalau sebenarnya dia sudah memiliki perasaan pada Raisa, karena itu dia tetap harus menerima uang gaji dari Raisa. Sementara hutangnya pada Raisa telah Raisa anggap Lunas asalkan Bastian menikah dengan Raisa.
Bastian pura-pura senang menerima uang gaji dari Raisa, dia langsung mengecek ponselnya. "Wah, makasih banyak, Raisa."
Raisa hanya menganggukkan kepalanya, dia memamg sering terlihat begitu dingin, lalu menikmati makan malamnya.
Bastian tersenyum memandangi Raisa. Gadis itu adalah istrinya, mereka setiap hari tinggal bersama, tapi tetap saja Bastian merasa Raisa jauh dari jangkauannya.
"Lain kali jangan diam saja jika papa dan kak Amar menghina kamu, kamu berhak membela diri kamu." Raisa berkata begitu dengan nada dingin.
"Tapi mereka mertua dan kakak ipar aku, aku harus menghormati mereka." jawab Bastian dengan santai.
Raisa menjeda makannya sebentar, kemudian menatap Bastian dengan tatapan dingin. "Tapi jika mereka menghina kamu, itu sama saja menginjak harga diriku."
Pembicaraan mereka berhenti ketika mendengar ponsel Raisa bergetar di atas meja makan, Bastian melihat ada nama Tristan terpampang di layar ponsel istrinya.
Raisa nampak sumringah ketika mengetahui siapa yang menelpon dirinya, dia segera masuk ke dalam kamar untuk berteleponan dengan Tristan.
Dari awal mereka menikah Raisa sudah jujur kalau dia sudah memiliki kekasih, dan kekasihnya itu menyetujui pernikahan sementara mereka, karena Tristan sedang sibuk dengan karirnya sebagai selebritis di luar negeri.
Seharusnya Tristan yang menikah dengan Raisa, tapi Tristan belum siap, bahkan tidak boleh ada satu orang pun yang tahu kalau Tristan telah memiliki seorang kekasih, akan berdampak pada karirnya, karena itu selama ini dia dan Raisa berpacaran secara sembunyi-sembunyi.
Padahal Raisa yang membuat karir Tristan bersinar, karena Tristan meminjam uang pada Raisa, dan uang itu Tristan gunakan untuk menyogok sutradara.
"Hallo, sayang lagi ngapain? Aku kangen." ucap Tristan.
"Aku juga kangen, tapi kita sudah membuat perjanjian bahwa kita tidak boleh ketemu selama aku menjadi istrinya Bastian." Bagaimanapun juga Raisa menghargai pernikahannya bersama Bastian, walaupun sementara.
"Emang gak bisa ya sekali aja ketemu? Aku bisa pulang lho ke Indonesia sebentar."
Raisa menghela nafas, "Sebenarnya aku masih kesal sama kamu, saat itu aku berani bilang siap menikah sama papa karena aku mau memperkenalkan kamu sebagai calon suami aku, tapi kamu malah memilih karir kamu itu, makanya aku terpaksa menyewa Bastian sebagai suami aku."
Tristan malah terkekeh, "Ya gak apa-apa lah itung-itung ada pelayan gratis, aku percaya sama kamu, sama aku aja kamu gak mau disentuh, apalagi sama cowok miskin itu."
Bastian tidak sengaja mendengarkan pembicaraan Raisa dengan kekasihnya, dia memang merasa cemburu, tapi dia tidak memiliki hak untuk marah, dia tau diri dia itu siapa, hanya suami sementara Raisa, dan menantu sampah untuk keluarga Raisa.
Walaupun dia menunjukkan jati dirinya sebagai Edgar Bastian William, tidak akan bisa mengubah perasaan Raisa untuk Tristan.
Bastian rasa lebih baik di menyibukkan diri dengan mempelajari berkas-berkas penting tentang William Group di kamarnya, dia tidak akan takut ketahuan oleh Raisa, karena Raisa tidak akan berani masuk ke dalam kamarnya.
Kini Bastian sangat bersungguh-sungguh ingin menjadi seorang CEO di William Group yang handal, ingin seperti kakeknya yang sukses menjadikan William Group sebagai perusahaan terbesar di negeri ini.
Dan Bastian ingin membantu Raisa agar bisa meraih apa yang memang menjadi haknya, Raisa menginginkan menjadi penerus Montana karena mendiang ibunya ikut andil dalam membangun perusahaan tersebut. Dia tidak rela jika kakak tirinya yang menguasai perusahaan.
Besoknya, Bastian sudah resmi menjadi CEO di William Group, walaupun dia telah merubah penampilannya, karena kini dia harus menjadi seorang Edgar.
Tuan Athar dikabarkan sedang berobat ke Italia, karena ingin cepat sembuh flu dan batuknya, sekalian liburan disana, sehingga Bastian merasa bebas.
Mobil mewah yang Bastian tumpangi berhenti di depan kantor utama William Group, semua karyawan disana langsung berseru, "Tuan muda datang!"
Sehingga semua karyawan berjajar dengan rapi menyambut kedatangan Sang Tuan Muda.
Bastian hendak turun dari mobilnya, tapi dicegah oleh Zicko.
"Tuan, kumismu copot." Zicko menunjukkan kumis palsu milik Bastian.
kamu terlalu naif mengharap banjingan sekelas Tristan, saat kalian menikah kelak kamu akan tau belangnya dan rasa sakit hatimu akan berlipat ganda
gk di novel ini atau di novel yg lainnya sakitnya flu sama batuk... wkwkwkwkwk
Juga tidak banyak ulangan yang sekadar hanya untuk memperpanjangkan novel. Syabbash!!!