NovelToon NovelToon
Mahligai Impian

Mahligai Impian

Status: tamat
Genre:Tamat / cintapertama / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Angst
Popularitas:4.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

"Seiman, aku ingin seperti Mama yang cium tangan Papa di sepertiga malam sambil pakai mukena ... belajar ngaji selepas Isya dan berdiri berdampingan di Jabal Rahmah." - Zavia

Menjadi pasangan seorang Azkayra Zavia Qirany adalah impian seorang Renaga Anderson. Namun di sisi lain, sepasang mata yang selalu menatapnya penuh cinta justru menjadikan Renaga sebagai cita-cita, Giska Anamary.

Mampukah mereka merajut benang kusut itu? Hati mana yang harus berkorban? Dongeng siapa yang akan menjadi kenyataan? Giska yang terang-terangan atau Zavia yang mencintai dalam diam.

Follow ig : Desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 08 - Seperti Dahulu

"Kita sudah dewasa, jangan terlalu banyak bercanda ... apalagi, jika perasaan yang kamu bawa. Giska paham, 'kan?"

Ucapan Renaga tidak berhenti berputar-putar di dalam kepala Giska. Setelah sekian lama, dia kembali mendengar Renaga berucap selembut itu. Seharusnya dia senang, bahkan mungkin dia tidak akan keramas selama beberapa hari kedepan.

Namun, cara Renaga bicara menunjukkan pria itu tidak suka. Giska mungkin terbiasa dengan mulut pedas Renaga, tapi tidak dengan kelembutan pria itu. Caranya marah memang berbeda, dan sejak dahulu Giska paham soal itu.

Caranya menatap Giska tadi persis seperti tatapannya di lapangan basket beberapa bulan sebelum Renaga pamit. Sulit memang, Giska tahu dan sadar jika Renaga tidak menginginkannya sejak lama, tapi pesona Renaga membuatnya buta.

Sudah lama sebenarnya, tapi Giska benar-benar mengingat setiap kalimat yang Renaga katakan padanya tujuh tahun silam. Dia yang muak dianggap kekasih Giska, dan kalimat Langgeng nih hampir setiap hari Renaga dengar, dia berontak dan marah pada Giska malam itu.

"Jangan bersikap seperti tadi, dari dulu sudah kukatakan ... Kakak bukan pacar kamu, Giska."

Saat itu, dia hanya mengangguk pelan dan tidak memiliki keberanian untuk menatap Renaga. Akan tetapi, entah mengapa ucapan Renaga seakan berlalu begitu saja karena beberapa minggu kemudian dia kembali lagi.

"Giska!!"

Lamunan Giska buyar kala mendengar teriakan Zavia. Dia baru sadar hampir tiga puluh menit di toilet, ketukan pintu kembali terdengar beberapa kali.

"Kamu ngapain di kamar mandi? Sakit perut atau kenapa?"

Giska menggeleng pelan, tampaknya dia memang sudah terlalu lama kala menyadari ketiga sahabatnya sudah berdiri di depan pintu kamar mandi. Wajah cemas Zavia dan gelak tawa Fabian adalah dua hal yang tidak seharusnya disatukan.

"Sudah kukatakan tenang saja, Giska memang lama kalau sudah di kamar mandi ... buang perasaan soalnya."

Giska mendelik tajam mendengar ucapan Fabian yang tampak enteng sekali. Sementara Renaga yang juga menatapnya hanya menghela napas lega, mungkin pria itu khawatir Giska bunuh diri setelah mendengar ucapannya tadi pagi.

"Kamu baik-baik saja, Giska?"

Giska mengangguk pelan kemudian berlalu melewati Renaga begitu saja. Saat ini, hanya Renaga dan Zavia yang masih berada di sana. Tatapan tak terbaca Zavia membuat Renaga merasa dituduh sebagai pelaku utama kenapa Giska bersikap aneh begitu.

"Aku hanya bicara yang sesungguhnya, Zavia ... aku tidak suka caranya bercanda, lagipula aku bukan calon suami Giska."

Sudah Zavia duga sejak awal perubahan sikap Giska adalah karna pria ini. Renaga sama sekali tidak berubah, lidahnya memang tidak bertulang dan sudah pasti menyakiti hati Giska.

"Dia tidak bercanda, dari dahulu kita semua tahu sendiri Kakak adalah cita-cita Giska ... bukan hanya Giska, tapi orangtua kalian juga mengharapkan yang sama."

Melelahkan, benci sekali Renaga mendengarnya. Kenapa begitu banyak yang membela gadis tengil itu sementara dia juga tersiksa sejak lama. Tidak hanya Zavia, tapi memang baik Keny maupun Justin masih sama menyebalkan bagi Renaga.

"Kamu hanya peduli Giska, cita-cita Giska, perasaan Giska, air mata Giska dan cuma Giska yang kamu pikirkan, Zavia. Lalu aku bagaimana?"

.

.

Diamnya Giska berlangsung hingga mereka pulang. Fabian yang duduk di belakang merasa tengah menjadi obat nyamuk sepasang kekasih yang sedang bertengkar.

Dunia hari ini aneh sekali, Renaga yang tiba-tiba mengajak pulang dan Giska yang periang sontak muram. Padahal, menurut Fabian tidak ada hal ganjil yang terjadi di rumah itu, atau mungkin sebenarnya dia yang tidak tahu? Entahlah, yang jelas Fabian ingin segera tiba di rumahnya.

"Selesaikan urusan kalian, kalau mau balikan ya balikan ... putus ya putus, Kak Aga jangan suka gantung hati anak orang."

"Kau mau mati, Fabian?"

Sebelum Renaga sempat melakukan apapun, Fabian sudah lebih dulu berlari masuk ke rumahnya. Sementara Giska yang sejak tadi membuang muka begitu betah tanpa mengucapkan apa-apa.

Sepanjang perjalanan mereka tenggelam dalam kebisuan, tidak ada inisiatif Renaga membujuk dan Giska tetap betah dalam diamnya. Hingga ketika tiba di depan rumahnya, Giska turun tanpa mengucapkan terima kasih.

Lebih mengejutkan lagi, dia membanting pintu mobil hingga jantung Renaga seakan lepas dari tempatnya. "Astaga, dia pikir mobilku ini kayu atau apa?"

Belum kering bibir Renaga, Giska kembali dengan wajah datarnya. Membuka pintu mobil dengan tenaga dalam dan kembali membuat Renaga naik darah.

"Mau apa lagi?" tanya Renaga takut, matanya menatap tangan Giska, khawatir jika wanita itu membawa batu atau sejenisnya.

"Ambil tas!! Sama Hp-ku, Kakak yang simpen tadi."

Renaga lupa, Giska yang tadi mengulangi kebiasaannya di masa lalu membuat Renaga terpaksa menyita ponselnya secara paksa.

"Sebentar," ucap Renaga sembari merogoh saku celananya, beberapa saat lalu dia sudah tenang Giska diam persis gapura. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama.

Setelah berhasil mendapatkan apa yang dia mau, Giska kembali berlalu dengan dirinya yang tetap membisu. Jika sebelumnya dia menutup pintu pakai tenaga dalam, kali ini dia biarkan terbuka begitu saja hingga Renaga menarik rambutnya kuat-kuat.

"Ya Tuhan, Giska!!"

.

.

- To Be Continue -

1
fitriani
sweet bgt🥰🥰🥰🥰
fitriani
terkadang alam bawa sadar kita masih sakit ketika mengingat luka dr org masa lalu kita
fitriani
bnr2 y giska ngatain suaminya kurang se ons😂😂😂😂😂
fitriani
wkwkwkwkwk baru taw kl giska punya bakpao imut🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭
fitriani
🤣🤣🤣🤣🤣🤣😂😂😂😂perut aku kram gara2 ketawa
fitriani
idih alah si gabi gak jelas bgt... kan dy yg mencampakkan giska lah skr berasa dy yg korbannya giska😏😏😏😏😏
fitriani
nah gmn giska setelah karma datang padamu krn dulu sering bikin aga naik darah😂😂😂😂😂
fitriani
widih auto lgsg jadi mantu ini ma🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
hati2 giska pasti nanti ada kalimat tambahan dari crist😂😂😂😂😂
fitriani
kmrn giska melongo krn hp skr karena mobil🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
kirain emaknya mau ngucapin selamat ultah eh tawnya minta obat sakit gigi😂😂😂😂😂😂
fitriani
wkwkkwwkkw lucu bgt giska sampe melongo gara2 lht hp crist🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
enakan baca season 2 ini drpd season 1....lucu...gemes😁
fitriani
wkwkwkwkwk crist ketemu giska berasa dpt jackpot🤭🤭🤭🤭🤭
fitriani
padahal dulu aku kirain gabi adalah obat bwt giska eh ternyata malah racun paling pahit bwt giska
fitriani
wah ternyata seorang crist masih ada hati nurani😂
Neng anah
Luar biasa
Uyi Adiraja
Lumayan
Uyi Adiraja
Biasa
sweet love
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!