10 tahun lalu lab eksperimen manusia terbakar dan ditutup, sementara beritanya hilang begitu saja seperti ditelan oleh bumi.
10 tahun kemudian. Alexa yang di masa lalu berusia 5 tahun menjadi salah satu dari beberapa anak lainnya yang dijadikan eksperimen.
"Gadis bernama Alexa adalah yang paling kuat, dengan tubuh ini kamu bisa menjadi satu-satunya manusia yang sempurna, bunuh dia dan ambil tubuhnya."
Mendengar hasutan dari Profesor-nya membuat Aiden tanpa ragu begitu saja membunuh Alexa dan mengambil kekuatan Alexa untuk balas dendam atas keluarganya yang hancur.
Tapi tidak sampai di sana, karena Alexa dibangkitkan lagi oleh William si iblis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Everaynzcle, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCIML BAB 8- Nomor Wa
Evan memang membuat rencana untuk mendekati Alexa, tapi dia tak berani mendekati Alexa karena rasa egoisnya yang lebih besar.
Bagiamana mungkin setelah dia memarahi Alexa kini dirinya duluan yang datang mendekati Alexa, itu membuat harga dirinya terinjak.
Tapi Evan juga selalu merasa was-was di saat Alexa dekat dengan Kenzo hingga tertawa dan ke mana-mana selalu bersama seperti perangkok.
Bahkan baru tiga bulan mereka sekolah tapi sudah banyak yang menjodoh-jodohkan Alexa dan Kenzo.
Banyak orang yang bilang kalau mereka berdua cocok karena Alexa yang imut dan Kenzo yang tampan dan juga penyayang.
Tapi, mereka belum mendapat satu kabar pun kalau Alexa dan Kenzo jadian(pacaran).
Evan yang masih belum mendengar kabar itu tentu merasa jika dirinya masih punya peluang walau kecil.
“Lexa, bukannya Lo Minggu depan ultah?”. Tanya Sinta.
Sinta adalah sahabat Alexa, mereka berteman dengan baik hingga kini mereka menjadi sahabat, bahkan Sinta sudah pernah menginap satu malam di rumah Alexa saat weekend.
“Eh? tau dari mana?”. Tanya Alexa, dia merasa bahwa dirinya tak pernah memberi tahu siapapun tentang tanggal ultahnya.
“Tau lah! Sinta gitu lohhhh”. Sinta membuat ekspresi sombong di saat mengatakan itu. “Gue tau karena kemaren gue gak sengaja liat foto Lo pas kecil dan di sana ada tanggal ultah Lo, gue kira salah rupanya bener!”. Sinta memberi tahu.
Alexa tersenyum lebar, dia merasa senang di saat seseorang mengingat tentang hal penting nya contoh tanggal ultahnya, padahal dia belum mengatakan nya kepada Sinta, tapi Sinta sudah lebih dulu tahu karena sebuah foto yang ada di atas nakas.
“Wah kamu keren banget loh Sinta! Aaaaa! aku sayang kamu!!”. Karena senang Alexa reflek memeluk Sinta dan Sinta membalas pelukan dari Alexa dengan senang hati.
“Btw mau di rayain di mana ntar?”. Tanya Sinta setelah mereka melepas pelukan mereka.
“Emm.. kayak nya sih di rumah aja”.
“Eh.. serius? ini ultah ke 15 Lo lohh.. gak mau di rayain di cafe, bar atau hotel? 'kan gak mungkin keluarga Domani gak bisa biayain sewa tempat acara ultah Lo”.
Alexa tersenyum. “Boleh, boleh aja sih.. tapi aku gak di bolehin pergi ke mana-mana tanpa kakak kembar ku”.
“Astaga.. di ajak kan bisa, lagian juga biar rame!”. Ujar Sinta setelah memukul jidatnya. “Fix pokoknya ultah ke 15 Lo harus meriah karena ini tuh umur yang penting banget!”. Sambung nya.
Alexa tersenyum. “Kamu mau bilang ke papah aku atau bunda ku?”. Tanya Alexa dengan senyum semirik dan mata menyipit.
“Hmm.. boleh-boleh aja sih! nanti gue bakal bilang ke ortu Lo pas weekend nanti! gue malming tidur di rumah Lo lagi!”.
“Eh, serius?”. Alexa hampir tak percaya mendengar nya, dia tak pernah memiliki teman seperti ini sebelumnya.
Teman-teman Alexa yang sebelumnya hanya bertahan bermain dengan nya selama 1 bulan saja bahkan mereka juga malas terlalu dekat-dekat dengan Alexa.
Yang tahan hingga lama berteman dengan Alexa hanya Kenzo, tapi mereka harus berpisah di saat Kenzo dan dia tamat SD.
Sejak saat itu dia hanya me jadi penyendiri dan merasa kesepian di saat di sekolah.
Banyak orang-orang yang tak mau bermain dengan dirinya karena dia yang selalu saja diam, tak punya topik dan selalu ketinggalan zaman.
Tapi sekarang, Sinta sangat akrab dengan nya, Sinta bahkan suka membantu Alexa di saat beberapa kali Alexa mengalami masalah.
Alexa kini menjadi lebih sering tersenyum di sekolah karena Sinta yang selalu membuatnya tertawa dan selalu bisa mencari topik yang sama dengan apa saja yang dia tau.
“Iya serius, boleh 'kan?”. Sinta tersenyum sembari mengedipkan matanya beberapa kali seolah memelas kepada Alexa.
“Ya boleh lah! malah kamu tinggal di rumah aku pun boleh!”. Jawab Alexa antusias.
“Yaudah mending kita ke kantin aja keburu bel masuk bunyi!”. Sinta menarik lengan Alexa lalu mereka pergi dari sana.
Evan mendengar semua obrolan mereka, dia kini sedang memikirkan cara agar dia bisa hadir di acara ulang tahun nya Alexa.
“Lah, mau ke mana?”.
Belum sempat Alexa dan Sinta keluar dari kelas, mereka berpapasan dengan Kenzo yang hendak masuk ke dalam kelas dan hampir saja menabrak mereka.
“Kantin”. Jawab Alexa dan Sinta bersamaan.
Kenzo hanya berdeoh lalu masuk dan mefeka berdua keluar dari kelas itu.
Kenzo menaruh tas nya di atas kursi lalu hendak pergi ke luar kelas dan mengikuti Alexa beserta Sinta, jika saja Evan tak menarik lengannya.
“Apa?”. Tanya Kenzo dingin dan menatap sinis ke arah wajah Evan.
Entah mengapa, tapi wajah Evan terlihat seperti wajah kucing sekarang, itu benar-benar imut dan membuat Kenzo ingin melemparnya ke dalam got.
“Apaan buru bilang gak usah sok imut! alay sumpah!”. Kenzo menghempas lengannya hingga membuat tangan Evan yang memegang lengannya terlepas.
Evan ingin bicara, tapi dia bingung harus bicara seperti apa karena dia merasa gengsi.
Dia pernah membuat masalah dengan Kenzo, jadi dia merasa tak yakin jika Kenzo akan mau membantunya nanti.
“Apa cepet!”. Tanya Kenzo sekali lagi. “5 menit, siap gak siap gue out!”. Ujarnya finally lalu kembali duduk di kursinya.
Evan menghela nafas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian untuk mengatakan apa yang ada di pikirannya.
Entah mengapa, tapi semenjak Evan terjerat oleh senyum Alexa dia merasa jika dirinya tak berani berbicara dengan orang-orang yang selalu dekat dekat Alexa.
Dia takut jika nanti orang itu akan mengadu kepada Alexa dan Alexa sang cahaya akan membencinya lalu cahaya nya akan mati lagi dan dia kemungkinan tidak akan bisa mendapat cahaya lagi seimut hidup nya.
“G-Gue..” Evan ragu ingin mengatakan apa yang ingin di katakan nya. Hal itu membuat Kenzo menjadi bingung dan mengeryitkan alis.
“Apa? cepet bilang!!”.
“Gue minta nomor wa nya Lexa!”. Ujarnya dengan cepat dan berharap Kenzo tidak mendengar itu, tapi dia juga ingin Kenzo dengan itu karena pasti akan sangat memalukan jika harus mengulang peralatan itu.
“Hah? nomor wa? Alexa?”. Kenzo bingung dan merasa jika ada sesuatu yang lebih banyak di sembunyikan oleh Evan.
Dengan ragu-ragu Evan menganggukan kepalanya dan berharap Kenzo memiliki nomor Alexa lalu membagi kontak itu kepada dirinya.
“Buat apa?? tunggu.. apa jangan-jangan Lo..” Ucapnya terhenti dan membuat ekspresi terkejut. “LO SUKA SAMA LEXA?!” hal itu seketika membuat hampir semua murid yang ada di dalam kelas memusatkan perhatian kepada mereka berdua.
misi udh selesaii
semoga aja dia ank Baek" n bisa gantiin Sinta yh🙏🏻
Akhrny cm bck jg Ivan ma Andrean
btw knp makin pendek yh nih cerita, lama” bisa mati penasaran nih gw gegara nanggung" begini🗿