Di usia muda, Clarissa harus membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan hidup dan pengobatan ibunya. Tapi suatu hari, dia mendapat kabar jika penyakit ibunya kambuh dan harus segera dioperasi.
Dengan putus asa, gadis yang biasa dipanggil Icha itu mencoba mencari pinjaman. Tapi tidak ada satupun yang mau membantu.
Hingga akhirnya dokter Ridwan yang menangani ibunya mencoba membantunya dengan memperkenalkan Icha dengan seorang Ceo yang bernama Alex.
"Aku akan membayar biaya pengobatan ibumu dan melunasi semua hutangmu asalkan kau mau melahirkan pewaris untukku."
Akankah Icha menerima tawaran Alex? Dan bagaimana kehidupan Icha selanjutnya?
Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tempat, dan alur itu hanya kebetulan semata. Terimakasih dan Selamat Membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutzaquarius, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tutorial Bercinta
Icha mencari kesibukan dengan membersihkan apartemen milik Alex. Dia menyapu, mengepel bahkan juga mencuci baju Alex.
Ini adalah poin penting yang harus dia lakukan. Menjaga kebersihan apartemen. Jangan sampai saat Alex datang nanti, apartemen nya kotor. Bisa-bisa dia akan di hukum oleh pria itu.
Huft.. Diam saja, Alex terlihat menyeramkan apalagi jika dalam keadaan marah? Pasti wajahnya akan berubah merah dengan mata yang melotot dan keluar asap di atas kepalanya. Mengerikan.
Tapi walaupun begitu, Icha bisa melihat raut wajah Alex yang berubah seketika saat berbicara dengan seseorang yang pria itu panggil Mommy.
Icha melihat ada rasa rindu dan juga kecewa di wajah Alex. Dia jadi penasaran dengan apa yang Alex bicarakan dengan Ibunya. Dia sempat mendengar perjodohan. Apa Alex akan segera menikah? Lalu apa gunanya dirinya jika Alex bisa mendapatkan keturunan dari istrinya? Aneh.
Icha tidak mau ambil pusing. Tapi walaupun begitu, lebih baik dia mengundurkan diri jika memang Alex akan menikah. Dia tidak ingin di cap pelakor. Walaupun kenyataannya dia tidak merebut Alex dari siapapun.
"Hah.. Akhirnya selesai juga." Icha menyeka keringat di pelipisnya. Dia mengembalikan peralatan kebersihan ke tempat semula.
Hari ini Alex bilang akan mengirim seseorang untuk menemaninya. Dia berharap orang itu baik dan bisa di ajak bicara.
Sambil menunggu, Icha memilih untuk mandi lagi. Membersihkan apartemen Alex benar-benar membuatnya berkeringat. Badannya terasa sangat lengket. Padahal dia sudah mandi tadi pagi setelah....
"Astaga, apa yang aku pikirkan?" pikiran Icha melayang pada kejadian tadi pagi di mana Alex memperlakukannya dengan lembut. Jujur, dia menikmatinya. Bahkan dia menginginkan lebih. Tapi dia takut untuk mengutarakan.
"Kau benar-benar sudah gila, Icha." gumamnya. Icha kembali ke kamar nya dan segera menyelesaikan ritual mandinya.
Tak butuh waktu lama, Icha sudah terlihat rapi dan wangi. Dia akan memulai memasak karena hari menjelang siang. Tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara Bel berbunyi.
"Mungkin itu orang yang dikirim untuk menemaniku." Icha bergegas membukakan pintu. Dia sudah tidak sabar untuk berkenalan dengan orang itu. Jujur, dia merasa sangat kesepian berada di apartemen mewah milik Alex.
Icha membuka pintunya. Tapi yang sekarang berdiri di depannya adalah orang yang Icha kenal.
"Tu_tuan Leo?"
"Selamat siang nona. Saya di minta Tuan Alex untuk mengambil catatan kebutuhan Nona." ujar Leo
"Oh.. Silahkan masuk Tuan!"
"Terimakasih." Leo masuk dan memperhatikan apartemen Alex yang terlihat bersih. Sepertinya wanita itu yang membersihkannya.
"Tuan mau minum apa?" tanya Icha
"Tidak perlu nona. Saya tidak lama karena saya masih harus kembali ke kantor."
Icha mengangguk paham. Dia kembali ke kamar untuk mengambil catatan keperluannya dan memberikannya pada Leo.
"Apa nona yakin hanya ini saja? Apa tidak ada tambahan lain?" tanya Leo
Icha menggelengkan kepalanya karena memang hanya itu yang dia butuhkan.
"Baiklah kalau begitu. Saya permisi dulu."
"Tunggu Tuan!! Ada yang ingin saya tanyakan."
"Ada apa Nona?"
"I_itu.. Tuan Alex bilang, dia akan mengirim orang untuk menemaniku. Jadi kapan dia akan datang?"
"Maaf nona. Sepertinya dia belum bisa datang sekarang. Mungkin besok." ujar Leo. Dia menatap Icha yang terlihat gelisah. Seperti masih ada yang ingin wanita itu tanyakan. "Ada apa Nona?"
"Aku ingin bertanya. Tapi tolong jangan katakan pada Tuan Alex."
Leo menganggukkan kepalanya dan mendengar kan Icha dengan seksama.
"Apa benar Tuan Alex akan menikah? Maksudku aku tidak sengaja mendengar pembicaraannya dengan ibunya. Dia menyebutkan tentang perjodohan."
Leo menghela nafas panjang. Memang benar, Alex di jodohkan oleh ibunya. Tapi pria itu menolak dengan tegas. Bahkan dia berani mengambil keputusan besar dengan menyewa rahim dari wanita polos seperti Icha.
"Aku tidak ingin membicarakan tentang Tuan Alex. Tapi satu hal yang harus kau tahu. Jangan pernah membicarakan atau mengungkit masalah pernikahan dengannya karena dia sangat sensitif dengan satu kata itu." seru Leo
Icha nampak kebingungan. Dia tidak mungkin mengatakan hal itu dengan Alex karena dia terikat kontrak untuk melahirkan anak untuk pria itu bukan terikat pernikahan kontrak. Tapi dia akan tetap menikah dengan orang yang mau menerima kekurangan nya nanti setelah dia terbebas dari kontrak tersebut.
Siapa yang tidak mau menikah? Apalagi dia seorang wanita yang membutuhkan dekapan hangat dan perlindungan dari seorang pria. Tapi yang membuat dia bingung, kenapa Alex seolah alergi dengan kata pernikahan?
"Kalau begitu, saya permisi nona. Dan tolong di ingat ucapan saya barusan." Leo pergi begitu saja. Dia masih harus menemui Alex sebelum membelikan keperluan Icha karena dia yakin, Alex akan menambahkan beberapa barang yang harus dia beli nantinya.
Icha menghela nafas panjang. Sekarang dia sendiri di apartemen yang luas ini. Dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Benar-benar membosankan.
Icha memilih kembali ke kamarnya. Dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan memeluk foto kedua orangtuanya.
"Ayah, Ibu. Bagaimana kabar kalian? Apa kalian baik-baik saja? Hah... Pasti sekarang kalian bahagia di sana. Kalian kembali bersatu tapi meninggalkan putri kalian di sini sendirian. Icha takut Yah, Bu. Apa boleh Icha ikut kalian?" tak terasa air mata menetes begitu saja. Dia sudah tidak mempunyai siapapun. Dan hal itu membuatnya ingin mengakhiri hidupnya.
Tapi lagi-lagi ucapan Alex kembali terngiang-ngiang di kepalanya. Pria itu tidak akan melepaskannya sebelum Icha melahirkan keturunan untuk nya.
"Bahkan aku akan kehilangan anakku jika dia sudah lahir nanti." seru Icha. Apa dia di lahir kan untuk sendiri? Dia tidak yakin sanggup untuk melepas anaknya nanti
"Kau tidak boleh egois, Icha. Jika dia sudah lahir nanti, dia adalah hak Tuan mu." gumamnya. Icha menyimpan kembali foto kedua orangtuanya. Tapi tiba-tiba ponselnya berdering. Dia membuka sebuah pesan dari nomor yang tidak dia kenal.
"Dari pada kau menangisi sesuatu yang telah pergi, lebih baik kau pelajari tutorial bercinta. Karena nanti malam aku menginginkan nya."
deg
Jantung Icha berdetak kencang. Walaupun nomor baru, tapi Icha tahu siapa pengirimnya.
Icha segera mengambil laptop milik Alex yang sengaja di tinggal untuk pembelajaran Icha. Di sana sudah ada banyak tutorial yang harus Icha pelajari.
Glek
Icha menelan Saliva nya kasar melihat ada puluhan video di sana. Dia mulai mengklik satu video dan menontonnya dengan seksama. Tapi baru beberapa adegan, tubuh Icha mulai gerah. Dia mengibaskan tangannya di depan wajahnya yang memanas melihat adegan intim di video tersebut.
"Astaga.. Kenapa mendadak panas sekali? Sepertinya AC nya menyala. Tapi kenapa tubuhku terasa gerah." Icha melirik laptopnya dan kembali memalingkan wajahnya.
Ini gila! Apa dia juga harus melakukan hal itu nantinya? Inisiatif? Arrghh... Kata itu membuat Icha benar-benar gila.
moga c Alex bucin 🤔 biar ngk semena mena 🤦😠
kasian Icha ,🤦😒
nyimak...