bijak dalam memilih bacaan!
"Kamu... siapa?" bisik Zeya lirih, tangan kirinya memegangi kepala yang berdenyut hebat.
Pria itu tersenyum lembut, menatapnya seolah ia adalah hal paling berharga di dunia ini.
"Aku suamimu, sayang. Kau mungkin lupa... tapi tenang saja. Aku akan membuatmu jatuh cinta lagi...seperti dulu."
*****
Zeya, seorang mahasiswi kedokteran, tiba-tiba terbangun di dunia asing. Ia masih dirinya yang sama,nama, wajah, usia..tak ada yang berubah.
Kecuali satu hal, kini ia punya suami.
Ares Mahendra. Dosen dingin yang terlalu lembut saat bicara, terlalu cepat muncul saat dibutuhkan… dan terlalu mengikat untuk disebut sebagai “suami biasa.”
Zeya tidak mengingat apa pun. Tapi dokumen, cincin, dan tatapan Ares terlalu nyata untuk disangkal. Ia pun mulai percaya...
Hingga satu rahasia terkuak,zeya bukan istri nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azida21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26 :Membungkam Ragu dengan Cinta yang Mengikat
Dibalik pintu kayu ruang dosen,Ares duduk di balik meja kerjanya dengan rahang mengeras dan tatapan mata tajam,jari jari nya mengepal erat,hingga buku buku jarinya memerah, napasnya memberat,tertahan.menyimpan amarah yang nyaris tak bisa ia kendalikan.
Beberapa mahasiswa bodoh dan tidak tau diri berani mengungkit tentang masalah setahun yang lalu.membuat Zeya curiga soal identitas nya lagi.parah nya ia harus kembali menjelaskan tentang beberapa hal yang cukup membakar habis kesabarannya.
"Berani-beraninya mereka membuat Zeya meragukan dirinya sendiri," gumam Ares, nyaris seperti geraman binatang buas yang terluka. Ia menyandarkan tubuh ke kursi, memejamkan mata sesaat, mencoba meredam emosi yang membakar,tapi ia malah bayangan wajah Zeya pagi tadi, saat matanya sempat memandang Ares dengan ragu...cukup membuat Ares merasa seperti dicambuk.
"aku tidak bisa membuat nya terus terusan ragu soal hubungan ini"ujar nya sambil mencari ide untuk meyakinkan Zeya bahwa mereka ada pasangan suami istri.
"tidak akan aku biarkan dia ragu terlalu lama"tambahnya lagi.
Ares tidak akan membuat usaha nya selama beberapa hari ini sia sia,ia akan buat Zeya yakin akan semua yang ia katakan.
Perlahan ia membuka matanya,wajahnya tampak tenang dari luar,tapi ada yang berubah dari sorot matanya,seperti arus sungai yang tenang tapi mampu menyeret siapa saja yang masuk kedalam air.
Kemudian,sebuah ide muncul di kepalanya,bukan ide yang murni dari rasa kasih sayang nya terhadap sang istri,melainkan naluri kepemilikan yang kuat,tidak akan ia biarkan Zeya pergi dari sisinya.gadis itu hanya milik nya seorang.
“Malam ini,” bisiknya pelan, nyaris seperti mantra. “Aku akan menjadikannya milikku…seutuhnya, agar dia tidak bisa mempertanyakan soal hubungan kami lagi"gumamnya tersenyum penuh kemenangan.
jarinya bergerak mengetuk ngetuk meja,lalu tersenyum,lebih tepatnya menyeringai."Sayang..tunggu lah sampai nanti malam,akan ku buat malam mu terasa indah dan di penuhi oleh kenikmatan"ujar Ares tampak tidak sabar untuk segera malam hari.
******.
"sayang..."panggil sebuah suara dari belakang.
Zeya menoleh dengan cepat.
"sudah selesai kelasnya?"Ares bertanya dengan nada tenang.
zeya mengangguk lemah,tak bersemangat.
"ada apa?, seseorang mengganggu mu di kelas?"Ares bertanya seolah olah Zeya anak berusia lima tahun.
Zeya menggeleng lemah sambil menunduk kan kepala."aku...seperti nya sedikit lelah"ujar zeya seperti menyembunyikan sesuatu.
"ada yang bicara omong kosong lagi tentang mu?"tebak Ares tentu saja tepat sasaran.
Zeya hanya menatap Ares saja,tapi seperti nya pria itu bisa memahami nya.
"Sayang...aku kan sudah bilang untuk tidak mendengar kan omong kosong mereka,itu membuat mu stres"kata Ares terselip nada marah tapi tidak nada bicara nya tidak sampai meninggi.
Zeya menundukkan kepala lagi."tapi...aku kepikiran"gumam zeya pelan.
Ares berpikir sejenak,lalu berkata."kalau kamu masih begini terus,lebih baik besok tidak usah datang ke kampus"
"kenapa begitu?"protes zeya tidak terima.
"aku khawatir kesehatan mu akan terganggu karena banyak orang yang bergosip tentangmu"terkesan perhatian tapi sebenarnya Ares berharap Zeya berada di rumah seharian dan menunggu nya pulang bekerja.
"aku mau kuliah"rengek Zeya sangat menggemaskan dengan mata puppy eyes nya.
"baiklah,tapi...kamu tidak boleh mendengar kan omong kosong mereka,biarkan saja mereka bicara seperti anjing menggonggong"perintah Ares pada akhirnya.
"dan jangan pernah sekalipun kamu meragukan soal hubungan pernikahan kita,kamu mengerti?"Ares ingin menekan kan hal ini agar kedepannya ia tidak perlu menjelaskan apa pun.
Zeya mengangguk kan kepalanya pasrah.
"istriku yang manis"Puji nya lalu mengelus puncak kepala zeya, tersenyum bahagia,zeya tampak sangat patuh membuatnya tidak merepotkan.