Acara penyambutan kekasih Jessica yang kembali dari luar negeri malah berakhir petaka!!
Jessica dijebak oleh sahabat dan saudara angkatnya hingga tak sengaja tidur bersama kakak sang sahabat yang merupakan CEO paling di segani di ibukota. Parahnya lagi, begitu bangun, Jessica telah sendirian di kamar hotel, tak ingat lagi siapa yang telah bersamanya kemarin malam.
Bahkan, kekasih Jessica pun dijebak tidur bersama saudara angkat Jessica hingga Jessica menelan kepahitannya dituduh merencanakan semuanya dan berakhir diusir dari keluarganya.
Mengapa sang sahabat dansaudara angkatnya menjebak Jessica, apakah sang sahabat akan mengatakan fakta bahwa Jessica sudah tidur bersama kakaknya atau malah merahasiakannya?
Yuk,, ikuti perjalanan Jessica menemukan kebenaran yang tersembunyi di belakang sahabat dan saudara angkatnya..!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Menjadi tante yang begitu buruk
Setelah mengantar dokter meninggalkan villa tempat tinggal mereka, Jessica dan Bunga berdiri di depan Villa, lalu beberapa saat kemudian Jessica menatap Bunga dengan wajah yang linglung.
"Apakah ini mimpi?" Tanya Jessica pada Bunga dengan kepala perempuan itu serasa melayang-layang, seolah begitu sulit untuk membedakan kenyataan dengan mimpi.
Bunga menatap Jessica dengan rasa bersalah memenuhi seluruh tubuhnya, lalu perempuan itu dengan cepat memeluk Jessica dan mendengar suara tangis Jessica.
"Hiks,, hiks,, hiks,,," tangis Jessica pecah begitu keras, karena perempuan itu tak menyangkah bahwa dirinya yang telah tidur bersama pria asing, yang entah siapa, akan memberinya sebuah berkat yang membuatnya kebingungan, harus bersyukur atau menolak.
"Hiks,, hiks,, Apa yang harus kulakukan sekarang? Hiks,, Bagaimana aku akan menghadapi anak ini saat dia besar nanti? Bagaimana? Bagimana ini???" Jessica menangis sangat keras membuat Bunga tak mampu berkata-kata.
Perempuan itu berada dalam kebingungannya, harus merasa senang atau harus menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada sahabatnya.
Bagaimanapun, anak yang ada di kandungan Jessica adalah keponakannya sendiri.
Jadi tidak mungkin dia menyuruh Jessica untuk menggugurkan kandungannya, tetapi jika tidak digugurkan, maka Jessica akan menanggung malu seumur hidup.
Lebih parahnya lagi, saat anak itu lahir nanti, maka anak itu pun akan menanggung seluruh kesalahan yang dilakukan oleh tantenya!!
'Bagaimana ini??? Bagaimana ini??' Bunga bertanya pada dirinya sendiri hingga perempuan itu lupa memperhatikan Jessica yang sudah menangis sangat keras.
Barulah Bunga menyadari Jessica yang terlalu shock saat tubuh Perempuan itu mulai lemas dan membebani tubuh Bunga.
"Astaga, Jessica!!" Teriak Bunga dengan panik saat tubuhnya yang kecil juga tak mampu menopang tubuh Jessica, lalu kedua perempuan itu terjatuh ke lantai.
"Jessica!!" Ucap Bunga berusaha membangunkan Jessica, tetapi perempuan yang pingsan itu sama sekali tidak bergeming.
Jadi Bunga tidak punya pilihan lain selain memanggil para pelayan lalu mereka memindahkan Jessica ke kamar.
'Astaga,, Apa yang harus kulakukan sekarang?' Bunga sangat panik sembari memegangi tangan Jessica yang terasa begitu dingin.
Kepala perempuan itu sangat berat memikirkan cara untuk mengurai seluruh masalah yang sangat kusut, semua pilihan memiliki resikonya masing-masing!!!
"Jessica, aku mohon bangunlah,, Aku sangat takut melihatmu seperti ini,," Kata Bunga dengan nafas tersengal menatap perempuan yang terbaring dengan wajah yang pucat.
Perempuan itu tidak bisa berpikir apa-apa selain saat ini dia harus memastikan kondisi Jessica akan baik-baik saja.
Jadi perempuan itu dengan cepat menyuruh pelayan untuk mendapatkan air hangat lalu dia mengompres tubuh Jessica yang sangat dingin.
'Kumohon,, kumohon,, kumohon kamu tetap baik-baik saja,, kumohon!!!' ucap Bunga dalam hati sembari meletakkan handuk kecil yang telah direndam air panas, ke kening Jessicca.
Perempuan itu terus gelisah sampai dua jam menunggu, akhirnya Jessica mengerjapkan matanya, lalu perempuan itu menatap Bunga yang sedang melihatnya dengan cemas.
"Bunga," ucap Jessica dengan suara yang parau menatap perempuan di depannya.
"Ya, ya,, aku di sini," ucap Bunga merasa senang melihat Jessica yang sudah sadar dari pingsannya.
Jessica langsung berusaha duduk, lalu perempuan itu kembali mengingat hal yang terjadi, dan kembali meneteskan air matanya.
"Apa yang harus kulakukan??" Tanya Jessica pada Bunga sembari perempuan itu memegangi perut datarnya yang telah berisi sebuah nyawa kecil yang entah anak itu milik siapa.
Mata Jessica yang menahan air matanya membuat Bunga terpaku menatap perempuan di depannya, bibirnya gemetar dan tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Bunga? Hiks,, apa kau mendengarku?" Tanya Jessica saat melihat Bunga tampak linglung di depannya, sementara dirinya sangat butuh perempuan itu untuk menghiburnya.
"Jes,, Jessica,,, Bagaimana kalau,,, kalau,, ka,," Bunga menggelengkan kepalanya lalu perempuan itu menutup mulutnya.
"Aku keluar sebentar mendapatkan air hangat untukmu!!" Ucap Bunga sembari berlari meninggalkan Jessica sebab perempuan itu tidak bisa melihat Jessica yang tampak berantakan.
'Ya Tuhan, apa yang sudah kulakukan? Bahkan tadi aku hampir saja menyuruh Jessica untuk menggugurkan calon keponakanku!!' Jessica menghentikan langkah kakinya ketika dia sudah berada di pintu menuju dapur.
Tubuh perempuan itu melemas dan ambruk di lantai sembari tangannya memukul-mukul dirinya sendiri, 'bodoh!! Bodoh!! Bodoh!!! Aku bodoh!!! Bagaimana mungkin aku menyuruh Jessica membunuh calon keponakanku sendiri?
'Kalau itu terjadi, aku bukan hanya menjadi adik dan sahabat yang buruk, tetapi aku akan menjadi tante yang begitu buruk!!!' ucap Bunga sembari menangis tersedu-sedu menyesali seluruh perbuatannya.
