NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Untuk Hito

Cinta Terakhir Untuk Hito

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Kisah cinta masa kecil / Idola sekolah
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Namanya Rahayu yasmina tapi dia lebih suka dipanggil Raya. usianya baru 17 tahun. dia gadis yang baik, periang lucu dan imut. matanya bulat hidungnya tak seberapa mancung tapi tidak juga pesek yah lumayan masih bisa dicubit. mimpinya untuk pulang ketanah air akhirnya terwujud setelah menanti kurang lebih selama 5 tahun. dia rindu tanah kelahirannya dan diapun rindu sosok manusia yang selalu membuatnya menangis. dan hari ini dia kembali, dia akan membuat kisah yang sudah terlewatkan selama 5 tahun ini, tentunya bersama orang yang selalu dia rindukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16_Pertengkaran Hebat

Jam tujuh malam Raya baru sampai di rumah Hito. Tangannya membawa beberapa papper bag yang berisikan buku baru beserta novel novel kesukaanya. Tangannya ingin meraih knop pintu itu tapi terlebih dulu seseorang membukanya dari dalam.

" Ka.. ka Intan?!" Ucap Raya terkejut.

Intan atau lebih sering di sapa Ka Intan oleh Raya ini, dia melipatkan tangannya di dada menelisik penampilan Raya dari atas sampai bawah. Gadis itu gugup, dia mengeratkan tangannya pada papper bag yang dibawanya.

" Kakak kapan datengnya?" Tanya-nya hati hati. Intan tidak menjawab, perempuan lima tahun lebih tua darinya itu langsung menarik Raya kedalam Rumah. Sedikit menghempaskan kasar tanganya, membuat Raya sedikit terhuyung karena ulah kakaknya itu.

" Jadi gini kelakuan lo selama disini? Keluyuran semau lo dan pulang pun semau lo, gitu?" Tuduh Intan. Matanya menatap berang pada putri tunggal bibinya. Raya mengesah lalu menyimpan Papper bag tadi di atas meja.

" Ka lo salah paham," Raya ingin menjelaskan namun lagi kakaknya itu terlebih dulu membuka suara.

" Salah paham? Salah paham apanya Raya?" Sentak Intan " Dari siang gue disini dan Lo baru pulang jam tujuh malem? Ngapain aja lo diluar sana huh?" Hito yang mendengar keributan langsung keluar dari kamar, melihat apa yang terjadi sehingga membuat rumahnya itu sangat ramai.

Di ruang tamu, Ka Intan dan Raya tengah berdebat, Hito mulai mendekat mendengarkan apa yang mereka ributkan.

" Ka dengerin gue dulu," Pinta Raya " Gue emang keluar tapi buat ngerjain tugas kok."

" Tugas apaan yang ngabisin waktu sampe jam segini Rahayu Yasmina? Lo pikir gue nggak pernah sekolah apa? Tugas apa yang lo kerjain sampe jam segini, tugas apa?"

" Kenapa lo diem aja? Jawab!" Intan kembali menaikkan nada suaranya, Gadis itu memejamkan matanya, takut karena baru kali ini ka Intan semarah ini padanya.

" Gue nggak bohong ka, gue emang ngerjain tugas. Setelah itu gue pergi main sama temen gue, itupun beli buku pelajaran. Emang salah kalo gue keluar?"

" Salah!" Jawab Intan cepat " Beli buku ngabisin waktu sampe malem gini? Lo beli buku dimana? Di ujung dunia? Raya lo masih inget omongan lo sebelum balik kesini? Nyesel gue bujuk bibi sama paman buat izinin lo balik kesini kalo kelakuan lo-nya kaya gini."

" Ka maksud lo apaan sih?" Tanya Raya tak mengerti.

" Lo udah gede jangan so naif. Emang lo pikir gue nggak tau lo keluar sama siapa? Sama cowokan? Sejak kapan, sejak kapan Raya yang anti sama cowok tiba tiba jalan bareng cowok huh? Lo janji balik kesini buat belajar yang bener, lo janji balik kesini buat belajar mandiri. Tapi hasilnya apa huh? Gue bela belain mampir kesini pengen liat keadaan lo tapi ternyata lo asik jalan sama cowok yang baru lo kenal kurang dari sebulan. Raya lo sehatkan?"

" Ka gue ngaku, Gue emang jalan sama Dirga tapi ada Gita juga. Gue udah bilang dari awal kalo gue itu habis ngerjain tugas. Kalo lo nggak percaya tanya sama Gita, gue telpon sekarang."

" Nggak perlu!" Ucap Intan menghentikan pergerakan Raya yang ingin mengambil ponselnya " Harusnya lo malu Ray, lo sadar Hito aja yang cowok nggak se barbar Lo, tapi lo? Jadi ini tujuan utama lo balik kesini? Bebas dari pengawaan orang tua lo dan juga dari Gue, gitu? Mau main mau jalan mau keluyuran nggak ada yang ngelarang ataupun negur. Wahhh..... kenapa gue nggak kepikiran kesitu ya? Dasar oon, gue nya aja yang mau di tipu sama lo!"

" Ka,"

" Mana, mana cowok yang namanya Dirga itu huh? Gue nggak liat dia nganterin lo. Nggak modal tuh cowok?"

" Ka lo ngomong apaan sih? Dirga nganterin gue kok."

" Nganterin sampe depan komplek? Dia cowok apa banci? Lo cewek kenapa murahan banget. Mau aja lo diturunin di jalan." Hito yang melihat situasi yang semakin panas itupun melerai mereka. Dia yang sedari awal menjadi penonton kini mulai membuka suara.

" Ka udah malem. Raya capek lo juga capek. Mending kita makan malam dulu setelah itu istirahat." Ucap Hito mencari alasan untuk menyudahi perdebatan itu.

" Gue udah nggak punya waktu lagi. Waktu gue habis gara gara nungguin dia. Habis ini gue langsung balik ke jerman." Ujarnya pada Hito.

" Ini udah malem ka, besok aja ambil penerbangan pertama, " Hito kembali bersuara berusaha untuk membujuk wanita itu.

" Nggak bisa, gue ada urusan lagi." Jawan Intan  " lo jangan lupa Ray, meskipun lo jauh dari kami tapi hidup lo selalu kami awasi. Jangan berbuat yang macam macam lagi karena mata mata gue ada dimana mana. Lo denger ucapan gue nggak?" Tanya Intan yang melihat keterdiaman Raya.

Raya hanya mengangguk pelan " Iya gue denger, Sorry."

" Gue nggak bakal semarah ini kalo lo tau waktu. Gue nggak bakal semarah ini walaupun lo jalan sama Cowok tapi dia bertanggung jawab. Dan gue nggak bakal ngelarang lo buat deket sama siapapun selagi itu membawa lo dalam hal hal yang positif. Raya, lo tau bukan gue kaya gini karena gue sayang sama Lo!"

" Iya, gue salah gue minta maaf ka." Intan membawa Raya kedalam pelukannya. Mengusap surai hitam milik gadis itu dengan penuh kasih sayang " Gue juga minta maaf. Gue tersulut emosi tadi. Jangan di ulangi lagi oke? Jaga diri lo baik baik. Lo itu cewek Ray, gue takut terjadi apa apa sama lo kalo pergaulan lo sebebas ini. Cuma Hito yang bisa gue andelin di sini."

Raya mengangguk lalu mengendurkan pelukan itu " Lo serius ka mau balik sekarang?" Intan mengangguk " Besok siang gue ada meeting, Jadi gue harus balik sekarang."

" Kita anter sampe bandara ya?" Intan menggeleng, menolak tawaran Hito " Gue udah minta Syifa sekretaris gue buat jemput. Lo berdua yang akur, jaga diri baik baik disini."

" Yaudah gue berangkat, Syifa udah dateng." Pamit Intan saat mendengar suara mesin mobil milik Syifa. Raya dan Hito mengantar Intan sampai depan Rumah. Setelah  Intan masuk kedalam mobil dan memastikan mobil itu sudah tidak terlihat lagi dari netra hitamnya Raya segera masuk kedalam rumah meninggalkan Hito yang masih betah berdiri disana.

Hito yang tengah membaca buku di ruang tamu dikagetkan oleh Raya yang menutup pintu kamarnya dengan keras. Kaki mungil gadis itu menuruni anak tangga dengan tangan yang menyeret Koper di sampingnya.

" Lo mau kemana?" Hito menghalangi jalan Raya saat hendak keluar dari pintu utama. Raya mengangkat kepala, menatap tajam pada Hito yang tengah menatapnya juga " Bukan. Urusan. Lo!"

" Semenjak lo tinggal di rumah gue, urusan lo jadi urusan gue juga."

" Justru itu karena lo yang ikut campur urusan gue, gue muak tinggal di rumah ini!" Balas Raya. 

" Ck!" Hito menyandarkan tubuhnya pada daun pintu, tersenyum sinis dengan kedua tangan yang dia masukkan kedalam sakunya " Bukannya itu keputusan lo yang mau tinggal dirumah gue? Dari dulu juga gue ogah serumah sama Lo."

" Lo?!" Geram Raya menahan emosi. Telunjuknya menunjuk kearah Hito. Tapi dengan sekali hembusan kasar Raya berusaha  meredam emosinya " Minggir!"

" Minggir!" Hito tak mengindahkan perkataan Raya pria itu masih betah di posisinya.

" Lo itu budek atau apasih? Gue bilang minggir ya minggir!"

" Nggak usah teriak teriak telinga gue masih waras." 

" Kalo masih waras cepet minggir. Lo ngehalangin jalan gue Hito."

" Lo mau kemana huh?" Kali ini kilatan yang terpancar dari mata Hito mulai berubah, penuh penekanan dan intimidasi.

" Bukan urusan lo!"

" Ck. Baru juga diceramahin udah lupa apa aja kayaknya. Apa perlu gue ulangi lagi heum?!"

" Puas lo huh? Puas lo liat gue dimarahin ka Intan? Lo senengkan, apa belum seneng liat gue menderita? Sekarang apa lagi huh? Mau ngadu ke bokap nyokap gue? Sana, ngadu sama mereka cuma itukan yang lo bisa lakuin. Ngadu dan ngadu."

" Jaga ucapan lo Rahayu Yasmina, Gue nggak pernah ngasih tau ka Intan ataupun yang lainnya soal kelakuan lo disini!" Tegas Hito tak mau di salahan.

" Bukan lo, terus siapa lagi? Bukannya lo yang sering ngancem gue dan bakal ngaduin ke orang tua gue masalah kedekatan gue sama Dirga?" Tanya Raya sengit. Dia masih ingat betul jika Hito selalu mengancamnya.

" Lo sendiri denger dari mulut ka Intan kalo dia tau dari mata matanya. Jadi jangan asal tuduh!"

" Kalo lo peduli sama gue setidaknya lo ngasih tau gue kalau ka intan ada dirumah. Kan gue bisa pulang lebih awal!"

" Gimana caranya huh? Nelpon lo? Lo pikir gampang ngehindar dari pengawasan ka Intan? Dia selalu merhatiin gerak gerik gue!"

" Bullshit. Dasarnya aja lo pengen liat gue dimarahin. Sekarang lo puaskan,  puas liat gue dimarahin kan?!" Bibir Raya bergetar tak kuat menahan emosi yang tercampur menjadi satu. Kesal, marah, bersalah semuanya melebur menjadi satu membuat perasaannya seperti sedang di permainkan.

" Jaga omongan lo. Gue bukan orang seperti itu!" Serga Hito tak terima.

" Terserah," Raya menghempaskan tangan Hito yang mencekalnya " terserah lo mau ngomong apa gue nggak peduli!"

" Mulai detik ini lo nggak usah ikut campur urusan gue lagi. Urus urusan Lo sendiri." Berang dengan perkataan Raya, Hito memukul daun pintu membuat dentuman yang keras sehingga Raya menutup kedua telinga dengan tangannya.

" Oke. Kalo itu mau lo. Pergi, sana pergi dari rumah gue. Jangan harap lo bisa balik lagi kerumah ini. Pergi!" Usir Hito membuka jalan lebar lebar untuk Raya. Raya menatap Hito dengan linangan air mata. Keputusannya sudah tepat dia harus pergi dari rumah ini.

" Mulai detik ini lo jangan pernah ikut campur lagi urusan gue. Dan satu lagi, gue benci sama lo." Setelah mengatakan itu Raya segera keluar dari rumah Hito, melewati tubuh Hito begitu saja sembari menyeret kopernya. Berjalan sebentar lalu berhenti di depan rumahnya, dia mengambil kunci dalam tasnya lalu membuka pintu itu dan segera masuk kedalam rumahnya yang sudah lama tak dia kunjungi.

" arrrgghhh!" Hito berteriak menggusar rambutnya kasar setelah memastikan Raya masuk kedalam rumahnya. Sumpah Hito tidak tahu menahu Soal ka Intan yang tahu banyak tentang Raya. Hito hanya sekedar mengancam ara tapi dia tidak pernah memberi tahu siapapun termasuk mamanya sendiri soal kedekatan Raya dengan pria itu.

1
Hatus
Padahal jalan masih luas tapi sukanya lewat jalan yang sempit kayaknya memang suka cari perhatian.😑
Celeste Banegas
Wow, aku suka banget dengan kejutan di tiap chapternya. Keren! 🤯
OsamasGhost
Cepat update, jangan biarkan kami menunggu terlalu lama!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!