Luke Marit dan Tien Marit adalah Kakak Adik pengidap hypersex. Bila Tien memiliki seorang wanita simpanan untuk melampiaskan hasratnya, Luke justru mau mengobati penyakit anehnya tersebut. Namun, parahnya Luke tak bisa setia hanya dengan satu wanita.
Lolin Baldev adalah wanita berusia 29 tahun yang rela hamil di luar nikah agar pernikahan yang direncanakan oleh kedua orangtuanya dibatalkan. Namun, siapa sangka lelaki yang akan dinikahinya adalah ....
***
"Aku menginginkan seorang Suami yang tidak merengut kebebasanku." Lolin Baldev.
"Aku menginginkan seorang Istri yang tidak melarang ketika wanita lain melayaniku." Luke Marit.
Keduanya sama-sama tak menyukai ikatan pernikahan. Apa jadinya bila dua insan beda karekter sama prinsip disatukan dalam pernikahan paksa? Akankah pandangan keduanya berubah? Atau justru semakin parah.
Follow IG Author : @Oniya_99
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon oniya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08 ~ Tien Hyper!
"Ber-ge-rigi," gumam Nora sambil membayangkan betapa menyeramkannya benda itu.
"Hempt!" Nora refleks mendorong kasar tubuh kekar Tien.
Meski dorongan Nora tak memberi pengaruh sedikit pun pada ketangguhan tubuh kekarnya. Tapi, Tien memberikan tatapan mengerikannya, membuat Nora seketika ketakutan.
"A-aku hanya reflek saja, maaf."
Tien yang kesal langsung menarik pinggang ramping Nora dengan kasar, lalu melu mat bibir Nora dengan brutal. Nora yang tak bisa menghindar, hanya dapat menerima tanpa dapat mencegah. Bila berontak, maka situasi akan semakin buruk untuknya. Untuk itulah, Nora memilih menerima dengan sabar atas apa yang kini Tien lakukan kepadanya.
Ting, ting ....
Terdengar dua kali suara bell, itu pasti paket yang Tien pesan sudah sampai. Nora menepuk pelan punggung Tien sekali, menyadarkan pria itu untuk segera melepaskannya, agar dia bisa pergi mengambil paket di depan sana.
Nora selalu lupa seberapa kejam dan buasnya pria yang kini masih menciumnya brutal. Dengan santainya, Tien menuntun Nora berjalan keluar dari kamar tanpa melepaskan pertautan. Membuka pintu dengan sebelah tangannya kemudian mengulurkan tangannya di sela-sela pintu. Begitu mendapatkan paketnya, Tien langsung menutup pintu dengan kasar sehingga menimbulkan suara yang keras, membuat Nora semakin ketakutan.
Sadar bahwa mood Tien sedang tak baik, Nora pun berusaha membalas apa yang kini Tien lakukan. Ketika Nora sedikit berjinjit akan membalas dengan buas, saat itu pula Tien langsung mengangkat tubuhnya ala bridal, setelah itu Tien baringkan ke atas sofa di ruang tamu.
Pertautan panas pun kembali berlanjut, ciuman Tien mulai turun ke bawah, berhenti di ceruk leher Nora dan membuat tanda kepemilikan di sana. Sementara Nora begitu gelisah, takut permainan kasar Tien akan melukai calon bayinya. Tapi, Nora tak bisa berbuat banyak, begitulah cara pria hyper itu memperlakukannya.
Dan Tien pun sudah menceritakan segala tentang penyakitnya ketika pertama kali Nora mendatangani kontrak sebagai seorang wanita simpanan Tien. Itulah pekerjaan yang Nora lakukan untuk memberi makan adik-adiknya di panti asuhan. Tak apa Neraka tempatnya, asalkan Adik-adiknya tak mati kelaparan.
Meski hidup sebagai seorang wanita simpanan yang begitu banyak mengalami penderitaan, tapi tak sekalipun Nora mengeluh. Kecolongan hamil adalah hal pertama yang selalu dia keluhkan.
Nora tak lagi kaget ketika Tien merobek bajunya dengan kasar. Bila diizinkan berkata jujur, maka Nora akan mengatakan dengan jujur kalau apa yang Tien lakukan kepadanya, sama sekali tak membuatnya merasakan hal lain selain rasa sakit yang begitu dalam. Jika saja Tien bertanya apa yang dirinya inginkan, maka Nora hanya akan meminta agar Tien memperlakukan dengan lembut.
Bahkan, terkadang Nora harus pergi ke rumah sakit hanya untuk sekedar mengobati lecet di bagian intinya akibat perlakuan kasar Tien. Sejujurnya Nora sangat berharap sedikit perhatian dari Tien, tapi itu hanyalah mimpi, bunga tidur yang tidak akan pernah terjadi di dunia nyata.
Nora menarik napas lega ketika Tien melepaskannya sebentar, hingga dia berkesempatan menghirup banyak oksigen. Sementara Tien langsung membuka resleting celananya, mengelus senjata pusaka yang telah berdiri dengan tegap.
Meski sudah biasa melihat benda itu, tapi tetap saja Nora bergidik ngeri ketika melihat benda yang selalu menyakitinya itu. Nora meneguk saliva bersusah payah, ketika menatap Tien yang membuka bungkus pengaman. Apalagi benda aneh itu benar-benar bergerigi, membuat Nora merasa ingin lari saat itu juga.
Setelah benda itu melekat sempurna, barulah Tien mengukung tubuh polos Nora. Dengan seringai'an yang mengerikan, Tien memposisikan senjatanya, seperti biasa dia langsung menekan dengan kasar tanpa memikirkan bagaimana perasaan Nora.
"Aaakhh! ....
.
.
.
Tien Marit
Lenora
ceritanya campur2, lucu, ada romantisnya, tapi ada jg nyebelinnya.
tapi yg paling mendominasi ya sisi hot nya.. 😁😁😁
sehat2 trus ya kak,
semangat terus untuk berkarya.. 😘😍🤩🥰
Tapi kejujuranmu menyakitkan hati Nora.
Astaghfirullah.. tingkahnya bikin darting aja. 😂