Cerita hanya hayalan semata dan tidak menjiplak karya mana pun!
Julia hanya anak miskin yang di nikahi oleh Alan anak nya Juragan karet yang amat sangat kaya, Alan anak ketiga dalam keluarga ini dan semua nya tinggal satu rumah yang amat besar.
Persaingan antara menantu amat sangat ketat, hanya Julia yang tetap apa ada nya karena dia tak punya apa apa dalam hidup ini dan selalu kena marah oleh Warti.
hanya Karto sebagai mertua laki laki yang membela diri nya, bahkan lebih sayang mengalahkan Alan.
Bagai mana kisah mereka selanjut nya?
akan kah Julia larut dalam perhatian dan kasih sayang Karto?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 09. menikmati rumah sendiri
Yang Julia inginkan adalah ketenangan seperti ini, memasak untuk suami dengan penuh cinta bahkan tanpa ada paksaan dari orang lain. memang apa apa akan terasa sangat bebas saat menjalani rumah tangga di rumah sendiri, mau apa pun bisa ia lakukan tanpa merasa sungkan atau pun segan kepada pemilik rumah yang asli.
Lagi pula kan selama ini memang sudah punya rumah masing masing, hanya saja orang tua Alan yang banyak tingkah dengan menyuruh mereka untuk tinggal satu rumah saja. penderitaan yang amat luar biasa karena setiap saat selalu saja di hina, bahkan tak segan segan kadang langsung menunjuk wajah Julia dengan telunjuk tangan.
"Alhamdulilah kita bisa tinggal di sini sekarang." Alan pun sangat bahagia melihat Julia yang bahagia.
"Coba saja dari dulu kamu bisa membuat kita pindah, Mas." Julia mendadak geram pada Alan.
"Aku tu..
"Aku tuh enggak bisa melawan Ibu, aku enggak bisa tegas sehingga istri ku menderita di bawah tekanan mertua!" sambar Julia ketus.
Alan terdiam karena menyadari memang ini salah dari dia juga, bisa di bilang tidak tegas sehingga istri nya lah yang menjadi korban, padahal sudah banyak masalah antara menantu dan mertua yang kejam. pasti ada selisih paham saat tinggal bersama, jarang yang bisa akur satu sama lain.
Orang luar saja bisa sampai tau kalau Julia itu sangat tertekan tinggal dengan mertua hingga tubuh nya kurus kering dan juga susah hamil, namun Alan malah tidak bisa berbuat apa apa karena dia ada di tengah tengah. tidak tau mau membela yang mana, karena dua dua nya amat ia sayangi.
"Maafkan aku ya, aku mengabaikan perasaan kamu karena aku tidak pernah membela kamu di depan Ibu." sesal Alan.
"Aku tersiksa loh Mas selama ini, setiap saat aku selalu saja salah di mata Ibu kamu! karena apa? karena aku miskin." isak Julia menumpahkan rasa nelangsa nya.
"Aku minta maaf, tapi aku juga benar benar bingung kala itu! kalau aku belain kamu langsung, maka Ibu akan tambah menyiksa kamu saat aku tidak ada." jelas Alan.
"Andai kamu tau, Mas. aku menggadaikan tubuh ku hanya demi lari dari rumah itu, itu bukan hanya sekedar rumah untuk ku tapi sebuah neraka." batin Julia pilu.
"Semoga saja setelah ini Ibu tidak akan ikut campur rumah tangga kita lagi, kita berdua di sini." Alan memegang kedua pipi istri nya.
"Harapan tentu nya juga begitu, tapi setidak nya aku ingin sekali saja merasakan apa itu di bela suami saat di marahi Ibu." pinta Julia bersungguh sungguh.
Alan mengangguk dan memeluk istri nya sambil berjanji akan berusaha menjaga istri nya sebaik mungkin, bila sudah di sini maka tentu nya tidak akan masalah Alan mau membela sang istri karena ini rumah mereka. Warti tidak setiap saat ada di sini, jadi setidak nya Alan tidak cemas istri nya tambah di siksa.
"Mas pergi dulu ya karena blok yang A mau di lihat perkembangan karet nya." pamit Alan.
"Enggak apa apa kan aku rebahan selama kamu kerja?" tanya Julia.
"Tentu tidak apa apa, pokok nya kamu habiskan waktu dengan tenang dan damai. kamu nikmati saja rumah kita sama anak kita!" Alan mengusap perut istri nya lembut.
"Kamu hati hati ya, pulang jangan terlalu malam." pesan Julia.
"Siap Bu Bos! ingat ya, sekarang kamu bos nya." gurau Alan.
Julia tertawa membuat Alan tertegun sesaat, selama lima tahun ini dia sama sekali tidak pernah melihat tawa sang istri bisa lepas begitu, selama di rumah maka selalu ada tertekan dan tidak bisa lepas. apa pun yang dia lakukan selalu saja di tahan, karena ini rumah mertua sehingga tidak bisa mau macam macam dan banyak tingkah di rumah yang bukan milik sendiri, karena hanya akan kena amuk dan pasti nya juga di hina habis habisan.
...****************...
"Sekarang jadi nya Julia sama Alan sudah pindah rumah di kampung sebelah?" tanya Hasnah saat Warti datang.
"Iya, aku terpaksa melakukan nya karena Karto berjanji akan meninggalkan janda itu!" sewot Warti.
"Suami mu masih pacaran saja to selama ini?!" kaget Hasnah.
"Kau saja yang tidak tau, aku selama ini sangat makan hati di buat nya!" kesal Warti.
"Lah gitu kok kamu senang sekali tinggal dengan menantu, menantu mu perempuan semua dan bagai mana kalau Karto mendekati mereka!" seru Hasnah panik juga.
"Ah, apa mungkin itu terjadi?" Warti baru sadar sekarang setelah mendengar ucapan Hasnah.
"Gila ya kau memang, sudah tau suami genit tapi malah memaksa menantu tinggal bersama." Hasnah geleng geleng kepala.
Warti tertegun karena dia baru sadar akan masalah itu, selama ini dia yang memaksa para menantu nya untuk tinggal bersama, tanpa menyadari bahaya yang bisa datang kapan saja di rumah itu. jangan kan menantu dan mertua, anak kandung dan Ayah pun ada juga yang terjadi.
"Kau gila, ih di mana sih otak mu? lagi pula ya, biar lah anak tinggal di rumah sendiri." Hasnah pun tidak tau bagai mana cara berpikir Warti.
"Bu!" Bintari muncul dengan wajah tidak suka.
"Tidak, Ibu tidak ada mengatai siapa pun! malah Ibu sedang menasehati Bude ini loh, enggak ada ngomongin orang." Hasnah tau anak nya tidak suka dia ghibah.
Bintari masuk lagi kedalam rumah karena dia tau yang datang ini adalah besty kental Ibu nya, sudah cukup selama ini ia selalu di katai anak tukang gosip, bahkan di sekolah pun dia terasa sangat amat malu karena di hina oleh teman teman sebaya nya.
"Aku mau cari dukun, pokok nya Karto akan ku buat untuk tunduk lagi pada ku." tekad Warti.
"Kata mu kau sudah tidak halangan lagi, toh juga ada darah gula di tubuh mu." ujar Hasnah.
"Lah dari pada dia sibuk dengan wanita lain, aku takut nya nanti harta ku habis di berikan pada gundik nya!" cemas Warti.
"Suami mu kok mesum sekali begitu sih." Hasnah pun sampai ngeri sendiri.
"Laki laki asal ada uang pasti akan begitu, baik nya kau juga hati hati dengan suami mu." Warti malah menakuti Hasnah.
"Enggak ya, suami ku tidak mungkin karena dia dulu nya saja sudah mendapat kan aku! kalau kau kan memang kau yang mengejar ngejar dia, jadi Karto merasa amat di cintai." jelas Hasnah.
Warti terdiam karena dia memang yang sudah mengejar Karto tidak peduli apa pun yang terjadi, Karto tampan dan kaya sehingga banyak gadis antri di belakang nya untuk di jadikan istri.
Jangan lupa like dan komen nya ya, love you.
lanjut thor
lanjut thor 🙏