NovelToon NovelToon
Terjebak Cinta

Terjebak Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Patahhati / Duda / Balas Dendam
Popularitas:536.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rina Listiyanti

Ketika kesalah pahaman membawanya dalam rumitnya ikatan pernikahan.

Elena Maursty, yang berniat menolong seorang wanita tak dikenalnya pada akhirnya berakhir sebagai seorang pembunuh dimata seorang laki-laki.

Edwart Emardo, seorang suami yang kehilangan istrinya bersikap gila dengan memaksakan sebuah pernikahan dengan Elena Maursty. Penikahan yang hanya bertujuan untuk membalas dendam atas kematian sang istri tercintanya.

Menutup mata juga hatinya, akankah Edwart menemukan jalannya.. ?? Jalan kebenaran akan siapa pembuhuh istrinya ??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rina Listiyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TC 8

Selamat datang di dunia Edwart juga Elena,

Dan semoga kalian menikmati ceritanya dan jangan lupa kalo ada apa-apa isi di kolom komentarnya 😄😄

kalau mau kirim kado sama vote juga bisa banget..😉

[ JANGAN LUPA MASUKAN CERITA INI KEDALAM FAVORIT KALIAN, AGAR TIDAK KETINGGALAN UPDATENYA ] 😇

---------------------------🌾-----------------------------

Sudah 2 hari berlalu, selama itupula Edwart tak pernah pulang kerumah. Kondiri Elena juga sudah membaik, bahkan jauh lebih baik karena mungkin tak ada Edwart dihari-harinya.

"El .. " panggil Maya.

"Didapur mama .." seru Elena.

"Astaga El kamu ngapain sih ?? Biar mama nanti yang masak ya, kamu baru sembuh jadi istirahat aja .."

"Gpp mama, lebih baik mama bantuin papa siap-siap kerja ya. Biar urusan dapur aku yang urus.. "

"Tapi kamu baru sembuh loh .."

"Berkat mama aku udah baik-baik saja kok.."

"Yaudah, kalo apa-apa panggil mama ya."

"Siap ma .."

Maya kembali kedalam kamar menghampiri Billy suaminya. Diambilnya dasi yang masih tergeletak diatas meja riasnya.

"Kenapa belum siap-siap pah .." tegur Maya saat melihat suaminya masih bermain dengan ponselnya.

"Bentar mah. Katanya mau masak , kenapa balik ??"

"El yang masak pah, tuh udah sibuk didapur dia.."

"Memangnya dia sudah kuat mah ??"

"Katanya dia baik-baik aja .."

"Mungkin dia bosen juga mah dikamar terus.."

"Yaudah sini mama pakaikan dasinya,"

Maya serta Billy keluar kamar setelah selesai bersiap, diciumnya aroma harus masakan yang membuat perut keduanya keroncongan.

"Wah wanginya enak nih.." puji Billy.

"Enak nih pah .." imbuh Maya.

Keduanya duduk dimeja makan, memperhatikan Elena yang masih meletakan masakan demi masakan diatas meja.

"Silahkan dicicipi mah, pah.." serunya.

Elena mendudukan dirinya tepat dihadapan Maya, ia memperhatikan mertuanya itu dengan telaten melayani suaminya.

Mengambilkannya nasi, lauk serta menuangkannya minuman. Hal yang sangat diimpikannya dalam sebuah rumah tangga.

"Papa coba ya El .."

"Silahkan pah .."

Billy memasukan satu suap kedalam mulutnya, mengunyahnya secara perlahan dengan ekspresi wajah yang membingungkan.

"Nggak enak ya pah.." tanya Elena khawatir.

"Pah .." panggi Maya penasaran.

Billy menelan makanannya, kemudian ia meminum airnya .

"Boleh papa dapatkan masakan ini untuk bekal makan siang ??" Tanyanya mengembangkan senyumannya.

"Tentu saja .." berlari kedalam dapur dan mengambil kotak makan siang.

"El siapain buat papa ya .."

"Iya nak .."

Keduanya mulai menyantap sarapan sambil memperhatikan gerakan Elena saat measukan lauk demi lauk kedalam kotak makan siang.

"Ini pah .." menyerahkan bekalnya.

"Makanlah nak .." seru Maya.

Ketiganya menikmati sarapan mereka dalam suasana yang damai tanpa pertengkaran. Namun hari ini Maya juga Billy harus pergi keluar kota, meninggalkan Elena seorang diri dirumah besarnya.

"Papa sama mama nanti kabarin kalo udah sampai sana ya .."

"Tentu nak, mama juga udah siapin dua maid untuk membantu kamu disini. Nanti mereka datang.."

"Terima kasih mah.." memeluk tubuh Maya dengan haru.

"Kami pergi dulu, kalau ada apa-apa jangan sungkan menghubungi kami .."

"Siap papa .."

Belum sempat keduanya memasuki mobil, datanglah 2 orang perempuan dengan membawa tas tangannya.

"Selamat pagi .." sapanya.

"Oh pagi .." sahut Maya yang berjalan menghampiri keduanya.

"Utung belum berangkat, El kenalin ini bi Lastri sama bi Uni. Mereka yang akan membantu kamu dirumah.."

"Halo bi, saya Elena. ." Kenalnya dengan ramah.

"Bi, saya minta tolong untuk jagain anak saya ya. Nanti kalau ada apa-apa tolong hubungin saya.." pesan Maya.

"Baik bu . " sahutnya bersamaan.

Maya dengan Billy kini pergi meninggalkan rumah, menyisakan Elena dengan kedua maid nya yang baru.

-------------------------🕊-----------------------------

Siang hari terlihat Elena sedang memasak saat tiba-tiba Edwart pulang kerumah. Sebenarnya Edwart mengetahui kepergian kedua orang tuanya, maka dari itu ia pulang kerumahnya.

"Siang tuan .." sapa bi Lastri.

Edwart begitu terkejut melihat ada orang asing dirumahnya. Dia hanya diam memperhatikan bi Lastri yang sedang menunduk dihadapannya.

"Mas udah pulang ??" Tanya Elena sambil meletakkan makan siang diatas meja.

"Mas ??" Seru ulang Edwart.

"Iya mas, "

"Siapa yang kamu panggil mas !!" Bentak Edwart.

Elena terkejut mendengar teriakan suaminya, namun ia hanya diam sambil menutup sebelah telinganya.

"Uratnya nanti putus lo mas teriak-teriak terus.." seru Elena berbalik masuk kedalam dapur.

Edwart kesal dengan istrinya yang kini mulai tak takut padanya. Ia curiga kalau mama nya sudah meracuni istri barunya itu untuk tak takut padanya.

Edwart yang kesal mengikuti Elena masuk kedalam dapur, ditariknya tangan Elena mengikutinya.

"Mas mau kemana .." tanya Elena berlari mengikuti langkah suaminya.

"Mas pelan-pelan!!"

"Diam !!" Bentaknya membuat Elena mengerut ketakutan.

Edwart membawa masuk Elena kedalam kamarnya. Dilemparnya tubuh itu diatas ranjang dengan kasarnya.

"Auuu . ." Pekik Elena.

Tanpa diduga tiba-tiba saja Edwart naik keatas ranjang, menindih tubuh Elena dibawahnya.

"Baru 2 hari aku tak pulang, kamu sudah berani sekarang ??" Ucap Edwart didepan wajah Elena.

Hembusan nafas Edwart, tatapan mata Edwart membuta Elena salah tingkah. Jantungnya berdetak tak karuan, wajanya terasa panas terbakar.

"Bi..bisakah mas menyingkir dulu.. " cicitnya.

"Kenapa ??" Seringai Edwart bertanya.

"Tubuhmu berat sekali.." menatap mata Edwart dengan berani.

Entah apa yang dipikirkan olehnya, namun mendapat perlawanan dan tatapan dari Elena membuat Edwart merasa tertantang.

Matanya kini menatap tajam mata Elena, namun entah mengapa tiba-tiba saja tubuhnya terasa tergerak dengan sendirinya.

Edwart tiba-tiba saja mendaratkan bibirnya tepat dibibir ranum istrinya. Kecupan itu kemudian berubah menjadi ******* yang menyesakkan bagi Elena, sebab Edwart tak memberinya celah untuk bernafas.

"Emmm .. emmb, " gumamnya sambil memukuli dada bidang Edwart.

Namun perlawanan itu sia-sia ketika Edwart mencekal pergelangan tangannya dan menguncinya diatas kepala. Posisi yang membuat Edwart semakin tertantang.

Para maid yang melihat tuannya dengan kasar membawa nonanya masuk kedalam kamar tak bisa berbuat apa-apa. Terlebih saat mendengar dengan kasar tuannya itu menutup pintu kamarnya.

"Apa kita harus lapor sama bu Maya ya ??"

"Jangan, itu nyonya kan juga baru pergi. Nanti kita malah salah lagi bi .."

"Terus kita harus gimana ?? Kan tadi kita dititipin buat jagain si nona .."

"Kita tunggu aja ya, kalau nona kenapa-kenapa baru kita lapor sama bu Maya .."

"Yaudah deh kalo gitu.."

Lalu kedua maid itupun kembali dengan pekerjaannya masing-masing. Kedua maid itu tak mengetahui jika nona yang ingin dijaganya itu sedang menangis dalam diam, sebab ia tak mampu melawan kekuasaan dari suaminya.

Edwart terus saja ******* bibir ranum istrinya itu. Kini tak ada kebencian dimatanya, hanya ada tatapan nafsu serta gairah yang membuncah dimata itu.

Bibir itu memabukan bagi Edwart, menjadi candu yang membuatnya ingin dan terus ingin mengigit serta **********.

Bibir Edwart kini turun menjelajahi leher jenjang milik Elena. Memberikanya kecupan demi kecupan yang membuat tubuh Elena mulai bergetar.

Namun satu suara tangisan lolos dari bibir itu, menghentikan cumbuan Edwart menghilangkan nafsu gairahnya.

Tatapan kebencian itu kembali, membuat Elena dengan susah menelan salivanya. Edwart dengan kasarnya melepas cengkraman dan mendorong tubuh Elena hingga terjatuh dari atas ranjangnya.

"Aaww.. " pekiknya kesakitan.

"Keluar !!" Bentak Edwart.

1
Mer Merry
lanjut
Irfan Dani
pistol mainan kali ketinggalan di meja hehehee
Irfan Dani
kagak segitunya kali El... bikin drama baru aja...,😌😌
Irfan Dani
darma siapa
Irfan Dani
ngapain ngomong kek GT coba? dah dibilang pura2 kgk tau diem2 Bae... eeh nyari penyakit kan ya
Irfan Dani
harusnya dibikin kabur dulu lah elena... baru tuh nyesel sampk nyungsep di Edward nyaa... bikin menderita berbulan2 dulu GT looh,,,🤣🤣🤣
Irfan Dani
eee b*** akut
Irfan Dani
abis itu ngapain?? bobok malem? hehehehhe
Irfan Dani
kan kapan hari udah jemput di rumah baru... dikasih tau Jo kan?
Irfan Dani
teringat apa
Zikran Zikran
Luar biasa
Sumiatun San San Kin
Suka sekali 👍
Siti Aminah
baru nyimak thor...smga cerita ny bgs
Tuti Murtiani Ahmad Amanu
jadi males.baxanya
Qarine Amelia
Luar biasa
Mifta Jannah
bagus
Tia Vhagela
terlalu lembek,
Rezqi Fatimah [🐧²⁴]
kurang puas bikin penyesalan Ed yg segitu doang
Eni Merpati
pori pori km kelihatan semua wkwkwkwkwk
Ratna Nst
End😍😍😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!