NovelToon NovelToon
WAGE

WAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Selingkuh / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dayang Rindu

Diambil dari cerita weton Jawa yang populer, dimana seseorang yang lahir di hari tersebut memiliki keistimewaan di luar nalar.
Penampilannya, sikapnya, serta daya tarik yang tidak dimiliki oleh weton-weton yang lain. Keberuntungan tidak selalu menghampirinya. Ujiannya tak main-main, orang tua dan cinta adalah sosok yang menguras hati dan airmata nya.
Tak cukup sampai di situ, banyaknya tekanan membuat hidupnya terasa mengambang, raganya di dunia, namun sebagian jiwanya seperti mengambang, berkelana entahlah kemana.
Makhluk ghaib tak jauh-jauh darinya, ada yang menyukai, ada juga yang membenci.
Semua itu tidak akan berhenti kecuali Wage sudah dewasa lahir batin, matang dalam segala hal. Dia akan menjadi sosok yang kuat, bahkan makhluk halus pun enggan melawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Guna-guna tanah kuburan

Ini sudah tak benar, ini juga bukan yang pertama kali, tapi sudah sering.

"Wulan?"

Wulan yang sibuk berpikir itu terkejut, menoleh seseorang yang memanggilnya tepat di belakang telinga.

"Mbok Sum." Wulan memegangi dadanya, lumayan terkejut.

"Kamu ngapain Nduk? Malam-malam begini ngorek-ngorek tanah, Nyari apa?" tanya mbok Sum, tetangga Wulan seorang janda tua.

"Ah_" Wulan jadi gugup, ia bingung harus menjawab apa, menoleh sosok yang tadi pun sudah tak nampak lagi.

Mbok Sum melihat seksama tangan Wulan yang masih memegang remah-remah tanah kering itu. Kemudian senternya mengarah ke sekeliling tapi hanya mendapati tanah basah. "Ini?"

Wulan pun menyorotkan senter mbok Sum ke arah yang tadi dia lihat.

"Astaghfirullah!" Mbok Sum terkejut.

"Bentar Mbok."

Wulan berjalan ke arah pohon singkong yang sudah patah, tepat di bawahnya ada sebuah sendal jepit yang tertinggal. Wulan mengambilnya.

"Ayo cepat!" Mbok Sum menarik tangan Wulan masuk ke rumahnya, tepat disamping rumah Wulan.

"Ada apa Mbok?" tanya Wulan.

"Cuci tangan mu Nduk! Tanah itu bukan tanah biasa. Tapi tanah kuburan! Guna-guna!"

Wulan pun tercengang, ia segera mencuci tangannya di dapur Mbok Sum. Tapi kemudian mengakhirinya.

"Tapi udah sering Wulan pegang Mbok." kata Wulan.

"Ampun Gusti..... Kenapa Ndak curiga kalau Nemu yang begitu-begituan." Mbok Sum memegangi tangan Wulan dan mengelapnya dengan tangannya sendiri.

"Tanah kuburan buat apa Mbok?" tanya Wulan.

Mbok Sum pun mendesah berat.

"Guna-guna Nduk, tujuannya ada macam-macam. Biasanya agar penghuni rumah menjadi tidak betah, rusuh terus, tidak harmonis, tidak ada kasih sayang. Parahnya lagi, bikin penghuninya sakit-sakitan. Tergantung apa saja yang diminta sama dukunnya."

Wulan jadi berpikir, kalau selama ini mereka memang susah. Susah akur, kalau diskusi ujung-ujungnya ribut. Rezeki pun susah diatur, sekalinya dapat uang dari hasil panen, uangnya akan segera keluar lagi entah untuk apa saja, yang pasti selalu ada yang membuatnya habis. Selain Wulan yang sering sakit-sakitan tak jelas, ayahnya pun sama, tiba-tiba sakit pinggang, besok-besok sakit kaki. Kata dokter rematik, tapi bulan depan rematik lagi, sakit ini dan itu entahlah.

"Mbok, terimakasih. Wulan pulang dulu ya." pamit Wulan, dia ingin segera memberitahu Ratih ibunya.

"Hati-hati!" kata si Mbok.

"Nggeh Mbok!"

Tapi sudahlah, lebih baik besok saja, setelah memastikan sendal di tangannya itu, milik siapa. Wulan menutup jendela dan mulai naik ke atas ranjang.

Meskipun tidur dengan gelisah, akhirnya esok pun datang dan Wulan bangun dengan sejuta rencana.

Suasana pagi cerah khas pedesaan, burung-burung kecil tampak beterbangan sambil unjuk suara merdu. Angin semilir bertiup menggoyangkan dedaunan, membantunya melepaskan bintik-bintik embun serta sisa hujan semalam.

Menyaksikan beberapa orang teman-temannya wara-wiri ke tempat fotocopy, sudah pasti mereka sedang mengurus persyaratan masuk SMA.

Tiba-tiba hatinya nyeri, tubuhnya terasa ringan terbawa kesedihan.

Setetes air mata jatuh tak terasa, kemudian ia menutup matanya rapat-rapat agar tidak lagi menangis, menahan sekuat hati sesak di dada. Menerima kenyataan bahwa kedua orang tua adalah orang susah, demi kebaikan mereka biarlah Wulan mengalah.

Ia pun tak sanggup membayangkan jika sang bapak harus bekerja kuli kesana kemari demi menyekolahkan Wulan.

Jangan....

Jangan sampai....

"Bekalnya sudah Dek?"

Wulan menghentikan langkahnya yang pelan, menatap sosok bapak pekerja keras itu kini sedang bersiap dengan pakaian lusuhnya.

"Sudah Mas." jawab Ratih.

Namun tidak seperti akan ke kebun, bapaknya tidak terlihat membawa cangkul.

"Bapak mau kemana?" tanya Wulan.

"Bapak mau ikut kerja bangunan di puskesmas. Sama Mas Karyo." jawab Ratih.

"Lho, bukannya hari ini mau ngajak Lek Pandi membersihkan lahan baru Buk?" tanya Wulan.

"Iya, tapi Ndak jadi." jawab Ratih.

Tentulah itu membuat Wulan semakin penasaran, tadinya mau mengajak orang mengerjakan kebun sendiri, ini malah ikut kerja bangunan bersama orang lain.

"Pak, kalau masih ada uang, sebaiknya tidak usah bekerja di tempat lain. Wulan kasihan sama bapak, takut terjadi apa-apa." kata Wulan, meraih tangan Rudy dan mencium punggung tangannya.

"Ya, mau bagaimana lagi. Adikmu minta belikan hp. Bapak tidak tega lihat dia demam karena menginginkan sesuatu, kasihan."

Seketika bibir mungil Wulan terbuka lebar. Hatinya seperti di hantam batu besar berkali-kali mendengar jawaban sang Bapak. Pantas saja semalam Jaka tak keluar kamar.

Ia menoleh sang ibu yang juga tampak biasa, seperti tak ada beban setelah membelikan ponsel untuk Jaka.

Wulan tahu persis selera Jaka, tidak mungkin hp murahan yang dia minta, sudah pasti hp berkelas yang bisa main game seperti teman-temannya.

"Lalu aku?" Itu hanya di tanyakan di dalam hati.

Wulan berbalik arah, pergi menyusuri jalan setapak menuju perkebunan, menangis sejadi-jadinya meluapkan kesakitan yang tak bisa diungkapkan.

Memikirkan sang ibu lebih menyayangi Jaka ketimbang dirinya. Memikirkan bapaknya pun tak ada memihak kepadanya.

Uang untuk masuk sekolah tidak ada, tapi uang untuk membeli hp baru untuk Jaka malah ada.

Bersedia tidak sekolah asal orang tua tidak susah, malah Jaka yang membuat susah.

"Tapi, kenapa bapak dan ibuk tidak merasa susah kalau Jaka yang meminta. Kenapa? Kenapa?"

Kalau ditanyakan kepada orang tua, kenapa pilih kasih terhadap anak-anak mereka?

Maka jawaban mereka sudah pasti, semua anak itu sama, sayangnya sama.

Bohong!

*

*

*

Sore hari Wulan barulah pulang ke rumah. Sudah tentu malas bertemu Jaka yang akan pamer benda kesayangannya itu.

Sedangkan Wulan sendiri tidak pernah meminta ini dan itu.

Pernah sekali, meminta di belikan jaket berwarna putih. Dan Ratih bilang, nggak usah. Sejak itu Wulan tidak pernah meminta apapun, takut membebani keuangan ibunya yang sulit.

Srak.. Srak..!

Terdengar suara dari halaman samping, tepatnya di samping kamar Wulan yang semalam ia menemukan sebuah sendal jepit milik orang yang menabur tanah kuburan.

Wulan pun berjalan mendekatinya. Dan tampaklah seorang wanita sedang berdiri di sana seperti sedang mencari sesuatu.

"Bude?" Wulan menyapanya, ternyata bude Yuni, kakak tertua Ratih, ibunya Sarinah.

"Eh, Wulan. Bude minta daun singkongnya ya. Mau masak urap."

Terlihat gugup tangan bude Yuni memetik daun singkong muda milik Wulan itu.

"Ambil saja Bude, Wong biasanya Wulan yang minta di halaman rumah bude."

"Uhugh...uhugh .. Uhugh."

Entah batuk atau gugup, sudah tentu karena daun singkong milik Yuni lebih banyak daripada milik ibunya Wulan, mana mungkin dia minta kepada Wulan, kalau bukan karena suatu alasan.

"Wulan ambilkan air minum."

"Eh, Ndak usah. Ini udah selesai." jawabnya, memperlihatkan daun singkong muda di tangannya memang sudah cukup banyak.

"Oh." Wulan mengangguk-angguk.

"Besok Sarinah pulang. Jangan lupa main ke rumah." kata Bude Yuni, tidak biasanya.

Sekilas ia melirik dada Wulan, entah apa yang dilihat, namun sejenak kemudian Wulan tahu apa yang bude perhatikan.

Kalung pelindung yang dipakainya.

"Ternyata hantu-hantu itu suruhan bude." gumam Wulan merasa yakin.

1
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
nyesek jaddi anak pertama ya Wulan
harus mengalah
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
kok iso usman nekad ya 🤭
Ai Emy Ningrum: lho 🙄
total 3 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
cinta ditolak, golok bertindak /Cleaver//Cleaver/ Usman cari mati niih😋
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: nah betul kata mbk ning
total 4 replies
💞
walah walaaah apa yang terjadi niihh, kok seyem bawak bawak golokk
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
Wulan sedih alam pin ikut sedih
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
oalah gono too
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: emboooh yoo 😋
total 4 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
tamatan SMP kek, tamatan SD kek, atau gak sekolah samsek, bukan urusan situ, kan gak nyusahin situ, gak minta makan sama situ 🤪🤪 bangga bisa merendahkan orang lain hanya karena merasa lebih berpendidikan? huh.. berarti situ yg sebenernya gak tamat sekolah, cuma makan bangku sekolahnya doang, ilmunya gak ketelan 😏😒😒
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: hape fitur lain gak penting yg penting kameranya jahat 🤣🤣
total 8 replies
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
Sarinah plekk ibune kelakuan nya
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
wahh itu knp yaaa 🤣🤣🤣
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: ya entah ngintip yok biar tau
total 2 replies
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
jurig pelet si Usman dah gatot, gagal total, kalah dihajar sama khodam Wulan, Usman nanti jadi planga plongo cengo gegara peletnya berbalik? 🙄
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ: ya sudahlah..😋
total 18 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
widih dinserang 6 sekaligus lho tp kuat jd emag sakti mandra guna itu penjga wulan ya 🤭
Ai Emy Ningrum: iyee donk 🤪 kalok ga sakti mandrabokir ga usah jd penjaga,jd hansip aja , jaga pos ronda😙
total 1 replies
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅
ehh kok tau ya si bara asli ini sosok bara kek si om bara deh keren ya 🤣🤣
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
ibuknya Sarinah emg yaaa
g beda jauh watak nya jelek
ibu dan anak perangai nya buruk
☠ 🇸 🇺 🇱 🇱 🇾🍒⃞⃟🦅
yg di lamar Arif Wulan kog
kog Sarinah ngaku2
calon istrii arif
⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ⍣⃝🦉andiniandana☆⃝𝗧ꋬꋊ
itu ada 6 sosok, yg dua dari batu, yg satu khodam Wulan, yg 3 bawa senjata itu kiriman? atau penjaga Wulan juga? 🤔🙄
💜⃞⃟𝓛 ☘𝓡𝓳❤️⃟Wᵃf•§͜¢•🍒⃞⃟🦅: turu dsik buuu
total 17 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
semangat dengan karya nya kak
semoga bisa memberi pencerahan buat para readers.
pepeleng bagi orang jawa,jangan sembarangan menyebutkan weton atau hari lahir versi jawa kepada siapapun,jika tidak ingin terjadi hal hal diluar nalar dan perkiraan.
tetap eling lan waspada.
berserah pada Allah ta'alla.
Dayang Rindu: terimakasih kakak, mudah-mudahan ada manfaat yang diambil dari cerita ini, selain untuk hiburan dan menjalin pertemanan. 🙏
total 1 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
terimakasih update nya thor.
tetap semangat dengan karya nya
Dayang Rindu: sama-sama kak, terimakasih kembali karena sudah mampir di karya receh ku ini. Semoga suka. 🥰
total 1 replies
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
jodoh selanjutnya kah
💞
ini bara saposee, penasaran jadinyaa
𝓡⃟⎼ᴠɪᴘ Uttariᄂ⃟ᙚ🍒⃞⃟🦅
Ada kekuatan lain yang mengincar arif juga?? 🤔 siapa kiranya? atau seseorang yang juga mencintai arif selain sarinah tentunya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!