Mr. Bodyguard

Jenna baru selesai menyelesaikan pemotretan, saat ini ia sedang bersantai di ruangannya. Elios sedang menerima telepon dan pria itu entah pergi ke mana untuk mengangkat panggilan yang berasal dari Sean.

“Jenna di depan ada kiriman bunga untukmu!” Kata seorang staf yang memasuki ruangan Jenna.

“Bunga?” Bingung Jenna sambil beranjak dari duduknya.

Ia mengikuti staf tersebut sampai keluar dari gedung studio, ternyata di depan gedung sudah ramai dan Jenna bisa melihat sebuah truk yang membawa bunga kesukaannya.

“Astaga, Jenna sangat beruntung sekali!” Seruan itu membuat Jenna semakin penasaran.

“Jenna, kau punya calon suami?” Bisik Aurel yang juga berada di sana.

Mata hijau Jenna langsung tertuju pada tulisan yang ada di samping truk yang membawa bunga tersebut.

“Untuk calon istriku, ini bunga yang aku janjikan tadi pagi… dari calon suamimu.” Ucap Jenna yang membaca tulisan tersebut.

Seketika kedua pipinya memerah, ternyata Elios menepati janjinya dan pria itu memberikannya satu truk bunga.

“Kau berhutang banyak penjelasan kepadaku!” Tuntut Aurel yang begitu penasaran dengan pria yang mengirimkan Jenna bunga sebanyak ini.

Sopir yang mengantarkan bunga tersebut memberikan sebuah buket bunga yang sangat cantik, ada kartu ucapannya juga. Jenna segera membuka kartu ucapan tersebut dan lagi-lagi kalimatnya membuat wanita itu merasa sangat dicintai.

Tahan Jenna, jangan sampai Kak Elios melihatmu tersenyum! Batin Jenna yang berusaha keras menahan senyumannya, karena matanya tidak sengaja melihat sosok pria yang sudah memberikannya kejutan besar untuknya.

“Mau saya bawakan?” Tanya Elios yang sudah berdiri di hadapan wanitanya.

Beberapa staf wanita tidak bisa menyembunyikan ketertarikannya kepada Elios yang benar-benar tampan, bahkan tidak sedikit yang menatap wajah tampan pria itu secara terang-terangan.

Entah mengapa Jenna merasa tidak suka melihat tatapan para wanita kepada Elios, karena pria itu adalah miliknya dan hanya Jenna yang boleh menatap wajah tampan Elios!

“Suruh sopirnya bawa bunga-bunga itu ke Penthouse!” Titah Jenna yang langsung dilakukan oleh Elios.

Setelah pria itu kembali, Jenna langsung menariknya untuk masuk. Jenna tidak ingin wanita lain menikmati ketampanan Elios yang hanya untuk dirinya saja.

“Jenna bertingkah sedikit aneh,” gumam Aurel yang menyadari kalau Jenna terlihat begitu posesif kepada Elios.

“Aurel, apa kau tahu siapa calon suami Jenna?” Tanya salah satu staf yang membuat lainnya mengangguk setuju, karena mereka sangat penasaran dengan pria romantis yang merupakan calon suami Jenna.

Aurel tersenyum kikuk, ia sendiri tidak tahu siapa orang. Namun perasaannya malah mengatakan kalau orang tersebut adalah Elios, karena dari cara pria itu menatap Jenna terasa berbeda… seperti seorang pria yang tengah jatuh cinta, juga dengan tingkah aneh Jenna yang tiba-tiba begitu posesif kepada Elios.

Diposisi Jenna, wanita itu membawa Elios ke dalam ruangan tempat Jenna beristirahat. Tetapi tiba-tiba saja wanita itu menciumnya dan membuat Elios tidak siap, namun pria itu dengan cepat mengambil kendali dan membuat Jenna kewalahan untuk mengimbanginya.

“Ada apa Jenna? Kenapa kau terlihat sangat marah?” Tanya Elios saat ciumannya terlepas.

“Tidak ada, aku hanya ingin menciummu saja,” kata Jenna dengan berbohong, karena ia tidak ingin pria itu tahu kalau dirinya tengah cemburu.

“Apa kau tidak suka dengan hadiahnya?” Tanya Elios yang mengira kalau wanitanya tidak menyukai hadiah tadi.

“Aku suka, sangat suka,” jawab Jenna yang kelepasan tersenyum, tetapi hanya sesaat.

Elios tidak mengerti dengan wanita, karena ia tidak pernah dekat dengan wanita lain… kecuali adik sepupunya dan juga istri dari atasannya. Jadi pria itu tidak bisa menebak apa yan sedang disembunyikan oleh Jenna.

“Jenna, a-aku tidak bisa menebak isi hati wanita. Jadi katakan saja kalau kau tidak menyukainya, nanti aku akan menggantinya dengan hadiah yang lain,” ujar Elios yang tidak ingin pusing menebak-nebak, jadi ia memilih untuk jujur saja.

“Be-benarkah? Kak Elios tidak pernah pacaran?” Tanya Jenna yang tidak sadar memanggil pria itu dengan panggilan seperti lima tahun yang lalu.

Elios menganggukkan kepalanya dengan sudut bibirnya yang berkedut, menahan senyumannya agar Jenna tidak tahu kalau ia begitu senang mendengar panggilan itu lagi.

“Kakak tidak membohongiku ‘kan?” Tanya Jenna yang tidak percaya kalau dirinya adalah wanita pertama yang berhasil menjadi kekasih Elios, walau sekarang status mereka masih mantan kekasih.

“Untuk apa aku membohongimu, Jenna? Cukup sekali saja aku menjadi pria bodoh yang tidak bisa menyadari perasaanku sendiri, dan aku tidak mau kehilanganmu lagi.”

...***...

Prang!

Hael melempar vas bunga yang ada di atas nakas, ia baru saja mendapatkan kabar kalau Jenna sudah memiliki calon suami dan calon suami Jenna memberikan bunga sebanyak satu truk.

“Sangat sulit menghubunginya, bahkan saat aku hampir sampai di tempat Jenna, pasti ada orang yang menghalangiku. Sebenarnya siapa calon suami Jenna? Kenapa dia bisa mengetahui pergerakanku dan sudah menyiapkan anak buahnya untuk menggagalkan rencanaku?” Hael menggeram marah sampai tidak sadar kakinya menginjak pecahan vas bunga.

Tidak ada raut kesakitan, karena Hael terlalu marah dan tidak bisa merasakan perasaan lain.

“Jenna, aku semakin menginginkanmu!” Mata cokelatnya terlihat berkilat penuh obsesi.

“Mau sebagus apapun pertahanan yang dibuat oleh calon suamimu, aku pasti bisa mencari celah untuk mendapatkanmu kembali,” kekehnya yang tidak peduli dengan siapa nanti akan berurusan, karena ia adalah Hael sang putra mahkota dari perdana mentri terkenal.

“Karena apa yang aku inginkan, harus aku dapatkan!” Hael menatap ke arah lantai yang kini kotor oleh darahnya sendiri.

“Setelah aku berhasil mendapatkanmu, maka aku akan mengurungmu dan tidak akan membiarkanmu perg lagi Jenna\~” kekehnya yang kembali membayangkan wajah cantik mantan kekasihnya.

Lebih tepatnya Jenna dulu terpaksa menerimanya, karena Hael terus mengganggu wanita itu dan membuat Jenna mau tidak mau menerimanya… walau mereka hanya menjalin asmara selama tiga bulan saja. Itu pun sikap Jenna terlalu acuh dan Hael juga belum menyetujui permintaan putus dari wanita itu.

“Kali ini aku akan lebih egois lagi untuk mendapatkanmu, Jenna. Aku akan melawan siapapun untuk bisa bersamamu, bahkan aku bisa melenyapkan kedua orang tuamu,” tatapan Hael berubah menjadi tajam.

Jenna pernah mengumpatinya dengan julukan pria gila, dan Hael memang sedikit gila. Hael bukanlah orang normal, tetapi ia masih bebas berkeliaran, karena kekuasaan ayahnya.

“Membunuh adalah hal paling mudah,” kekehnya yang sudah pernah membunuh beberapa orang, tetapi kasusnya tidak bisa naik, karena sang ayah langsung menutupnya dengan baik.

“Dan aku juga akan membunuh pria yang merupakan calon suamimu itu, aku akan membunuh pria itu di hadapanmu, Jenna sayang!”

Bersambung.