Saudara Rasa Pacar

pagi buta 🌹

Mia yang baru saja bangun, berdiri dan bersiap untuk mandi.

ditangannya, tak lupa dia membawa handuk dan semua peralatan yang dibutuhkan.

namun belum sampai dia ke toilet, Lucas sudah lebih dulu menghadangnya.

"kenapa lo blokir nomor gue?" tanya Lucas dengan wajah marah.

"ck!! pagi-pagi ga usah gila bisa ga!!" jawab malas Mia sambil mencoba berjalan menerobos Lucas.

"diem dulu.." ucap Lucas sambil menarik kembali tubuh Mia. "jawab gue! kenapa lo blokir nomor gue.."

"masalah lo apa sih? HP HP gue, terserah gue lah mau blokir nomor siapa?" ucap Mia dengan nada ketus.

Seketika Lucas langsung mengkerutkan alisnya. "lo lagi bales dendam, karna sebelumnya gue blokir nomor lo?"

Mendengar itu, Mia seketika langsung menunjukan wajah malasnya. "ha? balas dendam? sama cowok gajelas kayak lo!! sorry, gue ga minat.."

Ucapan Mia ini spontan membuat Lucas emosi. "Mia, lo kenapa sekarang jadi gini sih? bisa ga kita bersikap biasa aja.. sekarang kita ini saudara.."

ucap Lucas yang membuat Mia juga ikut emosi.

"kalau memang lo tau gue itu saudara lo, berhenti bersikap kayak gini ke gue!! biarin hidup dengan tenang.. bukan malah kayak semalem!!" balas Mia.

sementara itu, dari lantai bawah Sarah yang juga sudah bangun mendengar suara grasak grusuk kedua anaknya itu, langsung saja menaiki tangga menuju lantai 2.

"Mia.. Lucas... kalian sedang apa?" tanya Sarah sambil memandang Lucas dan Mia bergantian.

"ini ma, Mia mau mandi, tapi Lucas dari tadi ngalangin.." jawab Mia dengan suara manja.

mendengar itu Lucas seketika langsung menunjukan wajah kesal.

"nggak gitu ma, aku mau ke toilet duluan karna aku.. kebelet.. yaa.. kebelet..." jawab Lucas cepat.

lanjut Lucas masuk ke dalam toilet, membuat Mia yang melihat itu semua menjadi lebih kesal lagi.

"udahh udah.. Mia, kamu pake toilet yang dibawah aja ya..."

dengan wajah kesal, Mia hanya bisa patuh dan mengikuti mamanya menuruni tangga.

setelah selesai mandi, Mia melihat mamanya.

"ma, ada apa?" tanya Mia melihat mamanya yang melamun sambil duduk di meja makan.

Terlihat sarapan sudah siap, tapi entah kenapa, wajah Sarah terlihat tidak begitu bersahabat.

"Mia, mama mau bicara sama kamu.." ucapnya dengan wajah serius.

Melihat ekspresi mamanya yang tidak biasa, dengan cepat Mia langsung duduk di dekat Sarah.

menunggu Sarah mengatakan isi hatinya.

"Mia, jujur sama mama.. kamu ga bahagia ya disini?" tanya Sarah pelan.

mendengar itu seketika Mia menunjukan wajah bingung.

"Mia, jujur aja sayang... mama janji bakal dahuluin kebahagiaan kamu.. kalau memang kamu lebih nyaman tinggal dirumah lama kita.. mama ga keberatan kok.." lanjut Sarah berucap pelan.

Mia menunduk, seketika dia menjadi merasa bersalah.

"ma, mama jangan berfikir kayak gitu ya... Mia bahagia kok.." jawab Mia dengan air mata hampir jatuh. "asal dengan mama, dimanapun Mia pasti bahagia..." lanjut Mia.

"jangan kayak gitu sayang, kamu ga boleh ngomong gitu... kalau memang kamu ga bahagia bilang aja.. mama bisa kok minta sama ayah Adwin biar kita tinggalnya pisah rumah aja.... mama tau, ga bakal mudah buat kamu untuk nerima saudara baru, apalagi kalian seumuran.. gapapa sayang, jujur aja.." ucap Sarah yang membuat Mia semakin merasa lebih bersalah.

Seketika air mata Mia jatuh, dia merasa benar-benar kasian ke mamanya, dia merasa dirinya benar-benar egois..

percintaan dia dan Lucas telah lama kandas, sedangkan mama dan ayah baru saja dimulai..

"ma, mama jangan khawatir.. aku baik-baik aja kok.." ucap Mia pelan sambil air mata berjatuhan. "memang aku akui, aku sedikit kurang bisa bersosialisasi disini.. tapi aku janji, kedepannya aku bakal lebih baik lagi.."

"Mia, jangan gitu.. mama ga mau kamu tertekan sayang.. mama mau kamu bahagia.."

"maa.. aku bahagia kok disini.. udah ya.. jangan dibahas lagi.. ntar mata aku bengkak nih karna kebanyakan nangis..." rengek Mia sambil menghapus air matanya.

"mm.. yaudah.. iyaa.. iyaa... mama ga bakal bahas lagi.. tapi kamu janji ya.. kalau ada apa-apa, cerita ke mama.."

Mia mengangguk.

terakhir, kedua ibu dan anak itu berpelukan, tanpa mereka sadari Adwin dan Lucas mendengar semua percakapan mereka.

***

Setelah sarapan, Mia dan Lucas berpamitan untuk ke sekolah.

"naik.." ucap Lucas pelan.

"mm.." Mia tanpa perlawanan langsung naik ke motor Lucas.

ditengah jalan yang ramai, Lucas dan Mia hanya berdiaman, mereka seperti sedang sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.

"setelah ini buka blokiran gue.." ucap Lucas setelah dia menurunkan Mia di gang depan.

"iyaa.." jawab pelan Mia seperti tanpa tenaga.

"pulang nanti sama gue aja.. ntar gue telpon tempat ketemuannya.."

"mm..."

Melihat Mia yang seperti tanpa tenaga, rasanya hati Lucas sedikit sakit..

Namun disisi lain, Lucas sadar kalau dia tidak punya kewenangan apapun untuk menghibur Mia..

Lucas juga menghindari kesalahpahaman antara dirinya dan Mia dimasa depan.

Sekarang mereka adalah saudara, dan status itu tidak boleh berubah sampai kapanpun.

...****************...