 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Apem berulat
"IBUUUUU!"
Lea kembali berteriak di dalam kamar rumah karena memang sudah pulang dari rumah sakit sesuai permintaan dengan Lea, sebab dia merasa sia-sia saja ada di rumah sakit itu karena sakitnya sedang dia derita adalah penyakit dari seorang arwah, jadi Lea memang bersikeras ingin seorang dukun yang bisa mengobati.
Namun dukun sakti yang dia minta belum juga di carikan oleh Bu Tami, sebab yang di incar oleh Bu Tami adalah Purnama Karena wanita itu sangat pintar mengobati orang dan siap mengupas hal gaib apa saja yang telah di alami oleh korban, namun masih menjadi pertimbangan bagi Bu tani dan juga Desi.
Desi mengatakan pasti ada rahasia besar yang sudah terjadi sehingga Lea mendapati penyakit seperti ini, bila nanti Purnama datang maka mereka harus bersiap untuk menerima segala kenyataan dan juga siap untuk di cela oleh semua orang karena pasti terdengar sampai mana saja terutama di telinga Bu Fitri yang suka julid itu.
"Sakiiiiit, tolong aku! ini sakit sekali rasa nya." teriak Lea.
Setiap saat Lea hanya berteriak dengan rasa sakit yang tidak terhingga, bila sebelum nya hanya karena kaki yang hancur lebur karena tercabik oleh kuku Julia, maka kali ini juga bertambah dengan sakit lain dan dia juga tidak tahu rasa sakit ini berkarang di mana sehingga dia bingung untuk mengatakan sumber rasa sakit tersebut.
Bagian pinggul sebelum nya sudah mati rasa karena lumpuh yang dia alami, namun sekarang mendadak saja ada rasa sakit baru dan itu timbul secara tiba tiba sehingga Lea kaget dengan rasa sakit yang tidak tertahan kan lagi ini.
"Apa nya yang sakit, Nak?" Bu Tami tergopoh gopoh datang.
"Kemana saja Ibu? aku menderita kesakitan seperti ini, apa memang ingin aku mati saja!" sentak Lea.
"Ibu lagi buatkan kamu makan, kata nya mau bubur." Bu Tami berkata dengan rasa sabar yang tidak terkira walau terus di bentak.
"Aku sakit seperti ini, kalian bisa dengan enak menikmati kerja keras ku selama ini." Lea masih saja mengoceh.
Bu Tami hanya bisa menarik nafas panjang karena dia tidak ingin berdebat dan selama ini juga sudah tahu bagaimana sikap Lea bila sedang emosi, sedang dalam keadaan sakit pun dia tidak pernah memiliki sifat lemah lembut dan juga berbicara halus kepada orang tua, sungguh jauh berbeda sikap Lea dengan sikap Bu Tami.
"Bagian bawah ku sakit sekali!" pekik Lea lagi yang memukul mukul kasur.
"Sakit? kan kata dokter mati rasa ya." Bu Tami heran juga.
"Periksa sekarang, maka nya aku ingin dukun sakti itu sekarang juga!" bentak Lea.
"Nanti akan Ibu cari kan, tapi dukun itu pasti akan bertanya semua perbuatan kamu di kota." ujar Bu Tami sambil menyingkap rok yang di pakai Lea.
"Cari saja dukun yang tidak kepo, bayar dia maka akan beres dan tidak banyak tanya." Lea berkata sangat arogan.
Bu Tami tidak lagi menjawab karena sudah terpana melihat bagian intim sang anak, sungguh sekarang wanita tua ini sangat yakin bahwa kelakuan Lea selama di kota menjadi wanita yang tidak benar. bagian intim Lea merah membengkak dan yang paling parah banyak ulat nya, ulat yang biasa di buah nangka kecil kecil dan itu sekarang ada di dalam apem Lea.
"Kenapa dengan bagian bawah ku? itu bukan di kemaluan ku kan!" Lea meringis karena rasa sakit ini.
"Jujur saja sekarang dengan Ibu, kau pasti menjadi wanita tidak benar selama di kota!" Bu Tami berdiri dengan wajah merah.
"Ngomong apa sih, Bu!" Lea masih saja tidak mau mengakui.
"Mulut mu bisa mengelak, Lea! tapi apa yang kau alami ini adalah penyakit mematikan, kau pasti terkena kanker rahim." bentak Bu Tami yang sudah tidak bisa untuk sabar lagi.
"Kanker rahim?!" Lea tersentak kaget mendengar kata penyakit itu dari mulut Bu Tami.
Sebagai orang yang tidak paham untuk soal hal gaib maka pikiran Bu Tami langsung mengarah bahwa ini adalah kanker rahim, padahal itu semua adalah santet yang sudah di kirim oleh Alisa untuk pembalasan rasa sakit hatinya atas perbuatan Lea yang sangat kurang ajar terhadap Julia, Dean dan juga Lea menjadi sasaran empuk untuk santet yang sudah di buat oleh Alisa.
"Kenapa kalian terus saja berteriak seperti itu?" Desi masuk ke dalam kamar setelah mereka ribut.
"Lea terkena kanker rahim!" Bu Tami menatap adiknya.
"Apa?!" Desi tambah kaget ketika mendengar nama penyakit itu.
"Ibu jangan sembarangan menyimpulkan seperti itu, sok tahu dengan nama penyakit!" Lea masih saja melawan dan tidak terima di katakan penyakit kanker rahim.
"Lalu apa nama nya penyakit ini bila bukan kanker rahim? kemaluan mu penuh dengan ulat dan itu mungkin saja akan segera membusuk!" Bu Tami berteriak marah.
"Kemaluan Lea penuh dengan ulat?!" Desi semakin terkejut mendengar ucapan itu.
Tentu saja mereka menjadi terkejut bukan main karena ternyata Lea malah memiliki penyakit yang selama ini dianggap suka bergonta-ganti pasangan, sengaja Alisa mengirimkan santet itu sebagai balasan karena selama ini Lea sudah sangat gatal pada suami orang dan sampai berhubungan badan berulang kali dengan Dean yang juga jarang.
"Kau pasti menjadi pelacur ketika ada di kota!" Desi langsung menuduh sengit.
"Jaga omongan mu itu, aku tidak pernah menjadi pelacur dan bila kau sembarangan menuduh maka kau yang menjadi pelacur!" bentak Lea ya menunjuk wajah Desi.
"Kau sekarang masih bisa saja mengelak bila kami tidak tahu, tapi bila dokter yang mengatakan maka mulutmu akan diam!" Desi sebenarnya tidak ingin ikut campur urusan ini namun kasihan pada Tami saja.
"Kita bawa dia ke rumah sakit sekarang agar di periksa oleh dokter." Bu Tami tidak ingin berdebat karena hanya akan membuang tenaga.
"Itu hanya akan membuang uang saja, lebih baik segera cari kan aku seorang dukun." Lea masih kekeh ingin dukun.
"Tidak masalah bila kau memang ingin seorang dukun, tapi ketika dia datang maka sebaiknya kau bersiap untuk menyimpan rahasia yang tidak akan pernah bisa tersimpan!" Desi berkata dengan penuh kegeraman.
"Bacot kau anjing!" Lea membentak marah dan juga emosi pada Desi.
Plaaaaak.
Bu Tami sudah tidak bisa lagi menahan rasa marah di dalam hati karena Lea tidak pernah bisa untuk berkata baik, dia selalu saja begitu dan kerap merendahkan Desi karena dulu leak ingin Desi menjual kebun sawit untuk biaya hidup dia dan membuka usaha dan membuka usaha tapi di tolak oleh Desi karena itu warisan orang tua.
Selamat siang besti.
bnyk kesalahan Dean skrg lg nikmati hasil dia
Biar aj dean rasain kesakitannya lagian kelakuannya ky dajjal gtu.