Ustadzah Untuk Mafia Kejam

"Sesungguhnya Allah telah menciptakan takdir-takdir seluruh makhluk lima puluh tahun sebelum menciptakan langit dan bumi." (HR Muslim No. 2653).

.........

Tiga hari sudah berlalu dan hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu.Fara sejak siang sudah diam di kamar untuk bersiap.Rencananya sore nanti keluarga Tante Lily akan datang untuk mengkhitbah birinya.

Rencana awal Fara meminta untuk ta'aruf terlebih dahulu namun ternyata sang Buya meminta langsung cara khitbah,untungnya Tante Lily setuju dan tidak keberatan.

Fara hanya bisa pasrah,ia terus berdo'a agar jodohnya kali ini di ridhoi Allah dan juga di lancarkan segalanya.

Bayang dulu saat kejadian kandasnya hubungan pertunangan dengan sang mantan kekasih kembali menari-nari di kepalanya.Bayangan penghianatan antara sang tunangan dan sepupunya kembali membuatnya takut akan terjadi lagi.Namun Fara terus meyakinkan diri jika jodohnya kali ini akan lebih baik dari mantannya yang dulu.

Alisya sama sekali tidak tau tentang calon jodoh ya kali ini,ia tidak bisa mencari data sang calon karena aksesnya di tutup.Entah oleh siapa,yang jelas informasi tentang perusahaan Tante Lily sama sekali tidak bisa ia akses.

Fara hanya bisa menyerahkan semuanya pada sang Pencipta,ia yakin Allah SWT mempunyai rencana yang indah untuk dirinya.Dan jawaban sholat istikharah nya pun sudah ia dapat,semalam ia bermimpi ada di tengah-tengah keluarga Tante Lily dengan duduk bersebelahan dengan seorang laki-laki yang memanggil nama Tante Lily dengan sebutan mama dan tak lupa memanggilnya dengan kata istriku sayang.Namun sayang,dalam mimpi Fara tidak bisa melihat dengan jelas wajah laki-laki tersebut,hanya wajah Tante Lily saja yang terlihat jelas dengan senyum yang begitu merekah.

Fara yakin itu merupakan sebuah petunjuk,Fara pun sudah berdiskusi tadi subuh bersama Buya nya dan Buya nya pun berpikir hal yang sama seperti dirinya.

Fara masuk ke kamar mandi,waktu Ashar sebentar lagi tiba.Ia harus segera mandi dan berwudhu karena selepas Ashar tamu nya akan datang.

Lain halnya dengan Fara,di kediaman Althez.Kini sang mama sedang sibuk memeriksa kembali bawang hantaran yang akan di bawa kerumah Fara.

Zenit dibuat tercengang dengan hantaran yang di siapkan sang mama yang begitu banyak dan mewah tak ubahnya seperti hantaran untuk pernikahan.Sedangkan Althez terlihat cuek tidak peduli,bahkan dirinya malah sibuk mengecek pekerjaannya lewat macbook.

"Ma gak salah barangnya banyak banget gini" Tanya Zenit

"Memangnya kenapa?"

"Ini baru lamaran Ma,tapi hantarannya udah kaya mau nikahan aja"

"Orang yang mau di pinang itu bukan orang sembarangan,beliau istimewa jadi kita juga harus memperlakukannya juga dengan sangat istimewa" Jelas Mama Lily yang kembali mengecek kotak-kotak yang berisi kue yang ia pesan dari toko kue terkenal.

"Aku jadi penasaran deh sama calon Kaka ipar aku,seistimewa apa sih dia"

"Pokoknya Mama yakin kamu bakal bahagia punya Kaka ipar seperti beliau"

"Aku mau lihat foto nya dong ma" Pinta Zenit mengulurkan tangannya.

"Gak ada !"

"Lah kok ga ada,terus aku liatnya gimana?"

"Sabar kenapa sih,lagian bentar lagi juga ketemu langsung " Racau Mama Lily membuat Zenit mencebik

"Ka Althez gak penasaran sama calon istrinya gitu ?" Tanya Zenit pada kakanya yang sejak tadi terlihat cuek.

"Gak!" ucapnya singkat dengan mata yang terus menatap ke arah layar.

"Dih,dasar tembok cina!"

Menjelang Ashar,keluarga Althez sudah bersiap.Kali ini Mama Lily hanya pergi bersama Althez,Zenit dan asisten Althez saja.Althez tidak mengizinkan keluarga dari papanya ikut hadir dalam acaranya.Dan untuk kedua orangtua Mama Lily akan hadir jika nanti wantu pernikahan saja karena keduanya tinggal jauh di pedesaan sehingga tidak memungkinkan untuk datang.

Althez begitu menyayangi Nenek dan Kakek dari pihak mamanya karena hanya mereka berdua lah yang selalu ada di saat ketiganya terpuruk saat di tinggal sang papa.

Kedua orangtua Mama Lily memilih untuk tetap hidup di desa,walaupun beberapa kali Althez memaksa untuk pindah dan tinggal bersama sang mama namun tetap saja mereka menolaknya.

Karena tidak ingin melihat nenek dan kakeknya susah,akhirnya Althez membeli paksa tanah-tanah di sekitar rumah sang kakek untuk di jadikan perkebunan khusus untuk sang kakek.Althez dengan kekuatan mafianya berhasil mengancam para pemilik tanah agar mau menjualnya tanpa sepengetahuan keluarganya.

Kini kakek dan neneknya hidup menikmati masa tuanya dengan bahagia,tidak perlu lagi cape bekerja karena Althez sudah menyiapkan sepuluh pekerja untuk membantu sang kakek mengelola pertaniannya.

Althez sang Mafia yang begitu kejam,namun jika di rumah ia berubah menjadi sosok yang begitu penyayang.Althez selalu memastikan keluarganya tidak kekurangan apapun.

Di halaman sebuah rumah terparkir duam mobil mewah serta beberapa mobil besar yang siap mengangkut puluhan hantaran yang sudah tertata cantik.

Althez berjalan keluar rumah,dengan setelan batik Megamendung berwarna ungu dan hitam membuat seorang Althez berubah menjadi semakin tampan.Sebuah tato di bawah telinga serta sebuah anting hitam pun terlihat menambah kesan gagah.

Althez menatap sang asisten yang berdiri tegak di sisi mobilnya."Semua aman?" Tanya nya dengan tegas.

"Sudah aman Tuan" Jawabnya pasti.

"Saya tidak ingin ada yang tau tentang ini,tutup rapat semua akses dan juga perketat penjagaan.Ingat! Jangan sampai ada media yang mencium keberadaan saya nanti "

"Siap laksanakan Tuan "

Setelahnya Althez langsung masuk kedalam mobil yang akan di kendarai sang asisten,sedangkan sang mama dan adiknya di mobil satunya yang di sopiri seseorang.

Iring-iringan mobil mulai meninggalkan kediaman rumah Althez,di perjalanan Althez hanya terdiam.Ia bingung dengan apa yang harus ia lakukan nanti saat disana,ia sama sekali tidak memikirkan tentang hari ini.Althez sibuk bekerja sampai-sampai ia lupa menanyakan siap yang di pilih sang mama.Althez juga meruntuki kebodohan nya yang tidak mencari tau dulu siapa wanita tersebut.

Jika sudah begini Althez hanya bisa diam dan menyiapkan rencana untuk menggagalkan perjodohan dengan wanita tersebut.

Satu jam kemudian mobil iring-iringan keluarga Althez sudah memasuki gerbang sebuah perumahan elite yang Althez sendiri mengenal nama perumahan tersebut.

Althez mengerutkan alisnya,apa wanita tersebut salah satu keluarga Akhtar atau orang lain yang tinggal di sini.Dan hanya satu yang ia yakini jika wanita itu pasti bukan orang sembarang karena bisa tinggal di lingkungan kaum elite ini.

Mobil berhenti di Dena sebuah rumah paling besar di dalam komplek tersebut.Althez walaupun bersikap seolah biasa saja namun dalam hatinya ia begitu penasaran dengan siapa ia di jodohkan.

Dan betapa terkejutnya saat ia turun dari mobil dan di sambut hangat oleh seorang pengusaha besar yang tentunya begitu terkenal di dunia bisnis."Tuan Akhtar " Sapanya dengan hormat.

Buya membalas jabat tangan Altheza "Tuan Altheza Lingga Maheswara selamat datang di kediaman Akhtar " Jawabnya berkharisma.

"Panggil saja Althez Tuan.Apa kabar Tuan Akhtar?"

"Alhamdulillah baik,anda sendiri bagaimana kabarnya?"

"Baik Tuan"

"Mari masuk " Ajaknya pada rombongan Althez.

Althez benar-benar terkejut karena mamanya bisa kenal dengan keluarga Tuan Akhtar.Bahkan dirinya pun tidak terlalu kenal,baru satu kali mereka bertemu itupun saat di acara undangan salah satu rekan bisnis mereka.

Althez menghela nafasnya,apa lagi yang di rencanakan mamanya.Ia sama sekali dibuat bingung dengan semuanya.

...🌸🌸🌸...