Viola adalah gadis SMA yang berumur 18 tahun yang hidupnya berubah setelah mamanya menikahi duda anak 2. Anak papa angkatnya itu 2 laki-laki, dan siapa sangka anak bungsu papanya itu adalah guru olahraga yang dingin di sekolahnya. Dia harus menjadi keluarga baru guru yang tidak dia sukai itu. Viola sama sekali tidak akrab dengan kakak keduanya itu tapi dia akrab dengan kakak pertamanya dan papa angkatnya itu. Keluarga mereka pun rukun tapi hanya kakak keduanya yang tidak mau tinggal dengan mereka. Viola dan kakak keduanya pun sering bertengkar sampai akhirnya mereka berdua timbul perasaan suka. Bagaimana cara mereka berdua menjalani hubungan cinta satu keluarga dan beda usia ini? Apakah mereka akan mengalah dengan orang tua mereka atau justru sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gywnee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 07
Viola sampai rumah dia langsung rebahan di sofa karena sangat ngantuk dan dia ketiduran disana sedangkan Alca belum pulang karena dia mendadak ada janjian dengan seseorang.
Alca keluar dari mobil dan dia masuk ke cafe tempat dia janjian.
"Alca," sapa seseorang.
Lalu Alca duduk dikursi dengan orang itu.
"Ada apa ingin bertemu?" tanya Alca dengan dingin.
Orang itu tersenyum.
"Aku merindukanmu," jawab orang itu.
Alca hanya diam.
"Aku dengar pacar mu dihamili teman mu kah?" ledek orang itu.
Alca hanya diam.
"Sudah aku bilang dari awal dia bukan gadis baik, kenapa kau lebih memilih dia, aku sangat tidak paham dengan pemikiranmu." ucap orang itu dengan kesal.
"Jika sudah selesai bicara aku pamit." ucap Alca, ia mau beranjak dari tempat duduknya tapi orang itu menahannya.
"Kenapa buru-buru sekali?" tanya orang Itu.
Alca diam.
"Kau tidak merindukan ku Alca?" tanya orang itu dengan sedih.
"Naura hentikan!" tegas Alca. Orang itu adalah Naura kekasih Arka.
"Apanya?" tanya Naura dengan heran.
"Kakakku sangat ingin melamarmu, jika kau tidak berubah dan tetap seperti ini aku tidak akan diam saja." ucap Alca dengan kesal.
Naura tersenyum kecil.
"Apa yang mau kau lakukan memangnya? mau bilang jika aku menyukaimu?" tanya Naura dengan heran.
Alca diam dan menatap Naura dengan kesal.
"Alca kenapa kau sangat bodoh? kau selalu menyiakan orang yang mencintai mu dan lebih memilih orang yang hanya main-main saja denganmu," ucap Naura dengan kesal.
"Dia bukan gadis seperti itu." bantah Alca , ia masih membela Rahel.
Naura berdecak tersenyum.
"Jika bukan seperti itu kenapa dia mau tidur dengan teman mu?" tanya Naura dengan heran.
Alca diam.
"Sampai hamil," Naura.
"Aku sibuk jangan ganggu!" ucap Alca, lalu ia pergi meninggalkan Naura.
Naura tersenyum senang.
.
Alca masuk ke dalam mobil dia memukul setir mobilnya dengan kesal, jujur dia juga masih kesal dikhianati oleh pacar dan temannya sendiri.
.
Sampai rumah Alca masuk dan dia terkejut melihat Viola yang tertidur mendengkur di sofa, dan gaya tidurnya seperti kodok, dan karena rok Viola terlalu pendek jadinya roknya naik ke atas.
"Kenapa tidak ada yang ambilin selimut," gumam Alca dengan heran, lalu Alca menurunkan rok Viola dan dia mau membangunkannya.
"Bangun!" ucap Alca.
Viola diam dan tidak mau bangun.
Dia malah mendengkur lebih keras.
"Heh!" Alca.
"Aaaa diamlah aku capek," rengek Viola dengan setengah sadar. Alca mengerti juga karena semalam pasti dia tidak nyenyak tidurnya.
"Kau punya kamar kenapa tidur sembarangan di sini," tanya Alca.
Viola diam.
Alca menghela nafas , lalu Alca menggendong Viola dan membawanya ke kamar Viola, sampai kamar Viola , Alca menidurkan Viola di ranjangnya lalu menyelimutinya.
Alca melihat sekeliling kamar Viola, dan ada rak buku besar.
"Kenapa kakak repot-repot menyiapkan buku sebanyak itu," gumam Alca dengan heran karena dia tahu gadis seperti Viola sangat anti buku.
"Bukan saya Pak.. saya tidak bolos... say.. ya.." ucap Viola mengigau.
Alca menoleh ke Viola dan dia melihat kancing seragam Viola yang terbuka semua.
"Si bodoh ini," gumam Alca dengan kesal, lalu Alca mengancingkan semua seragam Viola.
Alca memperhatikan wajah Viola, dia sebenarnya senang Viola dan Rosa hadir di keluarganya karena dia tahu papanya dan kakaknya sangat merindukan sosok ibu begitu juga dirinya, dan dia juga senang mereka berdua menyayangi Viola meskipun bukan keluarga sedarah dan ditambah juga mama sambungnya itu orangnya baik, dan ramah ke semua keluarga.
Lalu Alca melihat meja rias Viola yang sangat berantakan itu, dan dia membuka lemari Viola dan dia tidak terkejut melihat baju-bajunya yang berantakan karena dia tahu gadis seperti Viola memang sangat buruk dalam hal apapun.
"Kenapa bibik tidak merapikan kamarnya," gumam Alca dengan heran.
Alca menoleh ke boneka-boneka itu.
"Kak Arka berlebihan." gumam Alca.
Dan setelah itu dia keluar. Alca turun dan mencari pembantu itu tapi tidak ada siapa-siapa disini lalu Alca keluar dan menemui sopirnya.
"Pak, bibik kemana kok nggak ada ya?" Alca.
"Bibik dia ijin pulang tuan, anaknya sakit di kampung." jawab sopir itu.
Alca mengangguk mengerti.
"Terimakasih ya Pak." ucap Alca lalu dia masuk lagi ke dalam rumahnya, Alca tau pasti gadis bodoh itu lapar karena tidak ada makanan disini, lalu Alca masak membuatkan makan siang.
Dan setelah beberapa menit semuanya sudah siap. Alca naik ke atas dan mau membangunkan Viola.
"Bangun!" Alca.
Viola masih terlelap tidur.
"Heh bangun!" Alca menyenggol lengan Viola tapi Viola tidak mau bangun, lalu Alca menyentil kening Viola.
"Bangun!!!!!" bisiknya dengan keras di kuping Viola.
Viola langsung duduk dengan wajah terkejut ,lalu dia menoleh ke Alca.
"Ihhhh kenapa ganggu sih," ucap Viola dengan kesal.
"Bersihkan wajahmu lalu makan!" Alca.
"Enggak." bantah Viola, ia kembali tidur lalu Alca mengambil air minum di gelas dan dia mencipratkan air itu ke wajah Viola.
"Bangun!"
"Ihhhhhhh Bapak kenapa ganggu sih," omel Viola dengan kesal.
"Makan dulu! ini sudah lewat jam makan siang." Alca.
Viola berdecak kesal, karena perutnya juga lapar dia akhirnya turun dengan Alca.
Lalu mereka makan siang bersama.
"Besok hari minggu, aku ada tugas untukmu." ucap Alca.
"Tugas apa Pak?" tanya Viola.
"Pak? kenapa kau panggil aku Pak?” tanya Alca dengan kesal.
"Kakak kan nggak boleh," sahut Viola dengan kesal.
"Siapa yang melarang?" tanya Alca.
"Anda."
"Kapan?"
Viola diam dan berpikir, setelah dia berpikir panjang ternyata Alca tidak pernah melarangnya.
"Lalu apa aku boleh panggil kakak kalau diluar sekolah?" tanya Viola dengan heran.
"Ya." Alca.
"Singkat banget heran, " gumam Viola dengan kesal.
Dan setelah makan Viola mau kabur tapi Alca menarik kerah baju belakang Viola.
"Mau kemana? bersihkan ini dulu! "
"Aku mau mandi,” rengek Viola.
"Cuci piringnya!" Alca.
Viola mendengus kesal lalu dia akhirnya mau mencuci piringnya dan Alca duduk di kursi meja makan menunggu Viola dia hanya memastikan apa Viola bisa melakukan itu atau tidak.
"Sudah selesai." ucap Viola.
"Mandi!" Alca.
"Iya Iya." jawab Viola dengan kesal lalu dia naik ke lantai atas.
.
Malam harinya, Viola sedang menonton tv sambil makan camilan lalu Alca berjalan melewatinya.
"Kakak mau kemana?" Viola.
"Bukan urusanmu! kau jangan keluar!" jawab Alca lalu pergi.
Viola berdecak kesal.
"Kenapa aku tanya juga," gumam Viola dengan kesal.
“Mau ke bulan ke matahari ke pluto serah!” gumamnya dengan kesal.
Lalu Alca kembali dan dia mengambil hp Viola di meja dan mengetik nomornya.
"Jika ada apa-apa telpon!" ucap Alca. Lalu dia pergi.
“Dia dengar apa yang aku omong nggak ya..” gumam Viola dengan cemas.
.
Dan beberapa menit kemudian Viola merasa ngantuk dia mematikan tvnya dan tiba-tiba petir besar.
"Aaaaa.." teriak Viola dengan terkejut, dia melihat dari jendela ,tiba-tiba hujannya sangat deras.
"Kenapa tidak ada orang disini," gumam Viola dengan kesal, sopirnya juga sudah pulang karena dia tidak tinggal disini.
Viola berjalan ke arah tangga dan tiba-tiba petir besar dan langsung mati lampu.
"AAAAA!!!! IHHHH… KAGET! Petir HIH!!!" Viola mengomeli petirnya, dia takut karena di sekelilingnya gelap.
"Kenapa mati lampu segala sih," ucap Viola dengan kesal, dia mencari hpnya ke meja ruang tamu itu.
"Awh.." lirih Viola karena lututnya terantuk meja kaca itu, lalu dia menemukan hpnya, Viola langsung menelfon Alca.
Lalu Alca mengangkatnya.
Ka.kak Alca- Viola.
Kenapa? - Alca.
Ma.ma.mati lampu!- Viola.
Dan petir besar lagi, Viola sontak terkejut.
Kakak cepat pulang!- Viola menangis dengan keras.
Lalu dia mematikan teleponnya, Viola duduk di sofa sambil menangis dan tangannya gemetaran.
"Mama hikss... hiks... mama..ini kapan berhenti sih..mana besar banget ni rumah..gelap..sendiri lagi huwaa….." teriak Viola sambil menangis ketakutan.
“Mama…”