Ayushita Dewi, gadis berusia dua puluh dua tahun tapi memiliki tubuh yang cukup oversize. 109kg dengan tinggi badan 168cm. Kehidupannya awalnya cuek saja dengan kondisi tubuhnya yang besar itu, tapi dengan pertemuan kliennya membuat jas lengkap bernama Dewangga Aldiansyah yang cerewet itu membuat Ayushita jengah dan memutuskan untuk diet.
"Cewek kok oversize."
"Jangan usik kehidupanku yang nyaman ini, mau oversize atau ngga, bodo amat!"
Tak di sangka perselisihan masalah tubuh Ayushita itu membuat Dewa lebih dekat dan akrab dengan gadis itu. Apalagi dia melihat perselingkuhan tunangan Dewangga tunangannya membuat Ayushita dan laki-laki itu semakin dekat dan menimbulkan benih-benih cinta.
Apakah mereka akan berlanjut dengan cinta? Atau selamanya akan jadi Tom and Jerry?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07. Mengukur Jas
Memakai baju bercorak abstrak dengan lengan panjang, baju hanya sebatas panjang di atas lutut. Cukup menarik bagi Dinda bosnya memakai baju seperti itu, Ayushita masuk ke dalam ruangannya sambil membawa tas gendong di belakang. Rambut hanya di Cepol ke belakang.
"Mbak Ayu," ucap Dinda mengikuti Ayushita masuk ke dalam ruangannya.
"Kenapa din?" tanya Ayushita.
"Waah, mbak Ayu kalau dandan seperti itu cantik deh mbak," ucap Dinda masih memperhatikan penampilan Ayushita dari atas sampai bawah.
Membuat Ayushita mengerutkan dahi, heran melihat asistennya yang setia itu menatapnya aneh.
"Kamu kenapa?" tanya Ayushita.
Dinda tidak menjawab, dia kagum dengan penampilan tak biasa Ayushita. Biasanya gadis itu hanya memakai baju kemeja dengan setelan celana jeans, tapi kali ini memakai baju rok mini yang sangat tepat di tubuhnya. Meski tubuhnya besar, tapi kali ini penampilan Ayushita sangat menarik dan terlihat cantik. Meski memang pada dasarnya wajah Ayushita itu memang cantik.
"Mbak, kalau penampilan seperti ini terus pasti banyak laki-laki yang tertarik," ucap Dinda lagi.
"Dinda, kamu lagi memujiku agar kamu dapat bonus dariku?" tanya Ayushita meletakkan tasnya di meja.
"Heheh, kalau mbak Ayu mau kasih bonus padaku sih ngga apa-apa. Tapi kalau memuji penampilan mbak Ayu cantik dan menarik itu memang beneran mbak. Mbak ngga biasanya pakai baju seperti itu, jadi pas aja mbak Ayu semakin cantik," ucap Dinda.
Ayushita mencibir, dia membuka laptopnya dan masuk ke bagian online shop nya yang baru di bukanya dua bulan lalu.
"Belum ada pesanan ya dari toko di olshop kita?" tanya Ayushita.
"Belum mbak, di lihat sih ada beberapa yang masuk ke keranjang aja. Tapi belum di chek out, hampir satu bulan itu," jawab Dinda.
"Hmm, soalnya toko baru sih. Jadi belum ada yang tertarik. Nanti aku tambahin beberapa baju di etalase lagi, biar tambah pilihan," ucap Ayushita.
"Iya mbak. Oh ya, yang pesan jas kilat itu bagaimana?"
"Jas kilat?"
"Ya itu, yang bayar sepuluh kali lipat? Jadi?" tanya Dinda.
"Entah, kemarin katanya akan datang setiap hari di jam makan siang. Ini masih pukul sembilan, mungkin nanti jam dua belas dia datang kesini untuk ukur baju. Kamu siap-siap belanja kainnya ya setelah selesai mengukur orang itu," kata Ayushita.
"Siap mbak, kalau jadi lumayan itu uangnya mbak."
"Tenang, nanti semua di kasih bonus dari uang itu," ucap Ayushita lagi.
"Oke, siap mbak."
_
Dewangga datang dengan kekasihnya, di temani calon tunangannya. Mobilnya berhenti tepat di depan sebuah butik yang tidak terlalu besar. Dengan plang di depan seorang model memakai jas lengkap dan wajah datar. Terdapat tulisan nama butik JCO colection.
"Ayo kita masuk," kata Dewa pada kekasihnya.
"Aku malas masuk, kamu saja yang masuk. Kan kamu yang pesan jas di butik itu," kata perempuan itu.
"Aku minta pendapatmu juga sayang, hanya sebentar," ucap Dewa lagi.
Perempuan itu mendengus kecil, merasa enggan untuk ikut dengan Dewa. Dewa mengelus kepala kekasihnya dengan lembut dan tersenyum manis padanya.
"Ayo keluar," ucap Dewa lagi.
Laki-laki itu membuka pintu, tapi tiba-tiba ponsel milik kekasihnya berbunyi. Perempuan itu menyuruh Dewa masuk lebih dulu.
"Kamu masuk dulu sayang, aku mau jawab telepon dulu," ucapnya.
"Dari siapa?" tanya Dewa.
"Dari bos, ada berkas yang belum aku kasih sama dia. Mungkin dia mau tanya berkas itu padaku," jawab perempuan itu lagi.
"Baiklah, kamu cepat masuk ya. Aku butuh saran kamu," ucap Dewa lagi.
"Iya sayang."
Dewangga pun meninggalkan kekasihnya di dalam mobil, dia masuk ke dalam butik dan di sambut oleh pelayan butik dengan ramah.
"Selamat siang pak, ada yang bisa kami bantu?"
"Di mana bosmu?" tanya Dewa.
"Ada di ruangannya pak."
"Bisa panggilkan?"
"Baik pak."
Pelayan itu pun pergi menuju ruangan kantor Ayushita memberitahu ada pelanggan ingin menemuinya. Tak lama Ayushita pun keluar dengan penampilan feminim dengan rambut cepol mendekati Dewangga.
Laki-laki itu menatap desainer bertubuh besar itu mendekat padanya, pandangannya tak lepas dari wajah dengan riasan natural saja.
"Selamat siang, mari ke ruanganku saja pak Dewa," ucap Ayushita.
"Hmm."
"Semua Sampek bahan sudah saya siapkan, anda bisa memilihnya setelah mengukur badan anda," kata Ayushita.
"Terlihat formal bicaramu," ucap Dewa.
"Ya, karena anda klien spesial yang membayar mahal jas yang akan di pesan," jawab Ayushita.
Mereka masuk ke dalam ruangan Ayushita, Dewangga mengikuti dan duduk di kursi. Ayushita memberikan katalog kain dan model jas yang akan di buat, menunjukkan beberapa macam model dan warna serta kain yang akan di gunakan. Menjelaskan semuanya secara detail, Dewangga mendengarkan dengan seksama dan serius.
"Jadi anda mau pilih model dan kain seperti apa untuk membuat jas itu pak Dewa?" tanya Ayushita.
"Yang bahan kainnya adem serta bisa juga untuk pergi ke kantor," jawab Dewa.
"Bukankah jas ini buat pertunangan?" tanya Ayushita.
"Ya, kenapa memangnya?"
"Oh tidak, saya pikir anda membuat jas hanya khusus untuk tunangan saja. Tidak untuk di gunakan pergi ke kantor," ucap Ayushita.
"Mubazir jika hanya di gunakan untuk tunangan saja. Bukankah lebih baik di gunakan juga untuk pergi kerja," ucap Dewangga lagi.
"Ya, terserah anda."
Ayushita menjelaskan semuanya sekali lagi, lalu mengukur badannya dari pinggang, tinggi badan, panjang kaki dan juga berapa lebar badannya. Semua dia catat dengan rapi di buku agendanya lalu mencatat bahan kain apa yang pantas untuk di gunakan. Setelah semua selesai di catat, Ayushita pun menutup bukunya lagi.
"Baiklah, semua sudah di catat. Tinggal anda memilih model jasnya seperti apa, silakan anda pilih pak Dewa," ucap Ayushita.
"Tunggu sebentar, aku mau minta pendapat juga pada calon tunanganku," kata Dewa.
Dewangga pun keluar dari ruangan Ayushita, gadis itu pun duduk kembali di kursi kerjanya. mengambil buku gambar yang biasa untuk membuat sketsa baju. Tak lama pintu terbuka lagi, Dewa masuk di ikuti seorang perempuan dengan penampilan kantoran menatap ruangan itu, bibirnya berdecak dengan sinis karena ruang kantor Ayushita kecil menurutnya.
"Apa ini kantor seorang desainer?" tanya perempuan itu.
Ayushita mendongak menatap ke arah perempuan yang bicara itu, matanya melebar ketika melihat siapa perempuan yang di bawa oleh Dewangga.
"Dia kan perempuan itu ..."
_
_
*****