NovelToon NovelToon
Ocean, Rain At The Midnight

Ocean, Rain At The Midnight

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:522
Nilai: 5
Nama Author: Yulyanee

Katanya satu yang hilang dapat diganti dengan seribu yang datang. Tapi jika yang hilang adalah ibu, siapa yang mampu menggantikannya?
Meskipun begitu, aku memiliki seseorang yang mendampingiku. Merekapun menyayangiku tanpa syarat. Namun sayangnya, mereka malah saling memperebutkan aku. Hal inilah yang membuatku ditempatkan pada situasi yang sulit untuk memilih salah satu diantara mereka. Aku harus memilih antara menetap dengan kakak tiriku yang sejak kecil menemaniku ataukah pergi bersama kekasihku yang sangat aku cintai. Keputusan akhir yang kuambil adalah memilih untuk menetap. Tapi takdir punya rencana lain, ia malah mendatangkan kembali orang baru ke hidupku. Aku kembali di tempatkan di situasi yang sama yaitu dipaksa untuk memilih lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulyanee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sisi Dirinya yang Asing

Keheningan yang menyelimuti seisi ruangan ditambah dengan sorot matanya Sanjaya yang menatap tajam ke arah Seriya yang tengah tertidur di ranjangnya. 

Sanjaya duduk di sofa yang ada di kamarnya Seriya. Ia kemudian menyenderkan kepalanya sambil menatap langit-langit kamarnya Seriya sambil bergumam, "How dare he try to take what belongs to me?"

Sanjaya kemudian dari duduknya lalu berjalan perlahan mendekati ranjang yang terbaringnya Seriya di sana. Ia merubah posisi berdirinya menjadi jongkok tepat di hadapan adiknya yang sedang tertidur pulas. Dengan wajah Seriya yang menghadap ke arahnya Sanjaya membuat tangannya terangkat lalu menyisihkan beberapa helai rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya. Saat akan akan menyentuh bahunya Seriya ia kemudian berhenti dan mengurungkan niatnya. Akhirnya ia memutuskan untuk keluar dari kamarnya Seriya.

Di pagi harinya saat Seriya tengah menuruni tangga Sanjaya sudah menatap Seriya dari bawah. Seriya merasa tatapan Sanjaya begitu mengintimidasi, ia langsung tahu kalau kakanya itu sedang marah besar. 

Di meja makan pun sama sekali tidak ada percakapan antara keduanya. Hanya terdengar suara sendok dan garpu saja yang bersentuhan dengan piring. Sanjaya kesal lantaran Seriya ternyata tidak berniat sama sekali untuk memberikan penjelasan kepadanya.

Saking kesalnya, Sanjaya melemparkan gelas winenya ke arah samping Seriya yang sontak membuatnya tersentak. Seriya melirik Sanjaya yang duduk di kursi utama meja makan dengan hati-hati.

"Kenapa pergi ke tempat itu lagi? Aku tidak ingat kau meminta izin dariku untuk pergi ke sana. Kenapa juga kau pulang bersama laki-laki yang baru kau kau kenal?" 

Seriya masih belum membuka mulutnya dan memilih untuk mematung di tempat. Sanjaya yang melihat itu seketika tersadar dan kemudian sorot matanya melembut.

Tanpa diduga Sanjaya malah menampar dirinya sendiri berkali-kali. Seriya yang melihat itu seketika tertegun. Sanjaya kemudian meracau meminta maaf kepada Seriya, "Maafkan aku Seriya, aku malah menyalahkanmu. Aku hanya takut kau akan meninggalkanku. Aku hanya memiliki dirimu Seriya ...."

Seriya kemudian berdiri untuk menghampiri Sanjaya lalu membiarkan Sanjaya memeluk pinggangnya. Seriya juga berusaha untuk menenangkan sang kakak, "Sudah tidak apa-apa. Maaf juga karena sudah membuatmu khawatir."

"Kenapa tidak memberitahuku kau akan pergi ke dari rumah? Saat aku pulang dan tidak menemukanmu keberadaanmu membuatku panik. Aku takut kau kenapa-kenapa."

"Iya terima kasih sudah mengkhawatirkan—"

"Apanya yang terima kasih? Memang sudah seharusnya seharusnya aku mengkhawatirkanmu. Sekarang ku tanya, kenapa kau tidak memberitahuku?" 

Seriya menghela nafasnya dulu sebelum menjawab, "Kau kan bilang akan pulang terlambat, mungkin larut malam. Aku pikir tidak apa-apa tidak memberitahumu. Maafkan aku."

Sanjaya melepaskan kaitan tangannya pada pinggang Seriya lalu memijat-mijat kepalanya yang pening, "Kukira kau hanya akan pergi bersama Karissa. Tapi kau malah pulang dengan pria asing."

"Awalnya memang begitu. Tapi saat sampai di rumah Karissa sudah ada teman-teman adiknya Karissa. Pemuda itu salah satu temen adiknya," jelas Seriya.

Sanjaya membuang nafas gusarnya dan memutuskan untuj tidak membahas perihal itu lagi. Mereka pun membersihkan taburan dari pecahan gelas yang dilempar oleh Sanjaya sebelumnya.

Di kamarnya, Seriya sedang bertelponan dengan Karissa, "Karissaaaaa kamu harus tanggung jawab nih. Sanjaya marah banget sama aku. Kamu sih nyuruh jangan kasih tahu dia kita mau hang out."

Hening, tidak ada jawaban apapun dari Karissa di telpon, "Karissa? Karisaaa? Karisssaaa???"

"Ihhhhh sumpah yah you. Diem lah, I lagi maskeran bibir ini. I kan bilang ngga bisa telpon ish! Ya lagian kalo ngasih tahu kakak you nanti kita ngga bisa hang out dong. Kan you yang bilang kalo susah buat dapetin izin main dari kakak you," Cerocos Karissa.

"Iya sih. Tapi masalahnya dia marah banget pas tahu aku dianterin pulang sama Findra."

Karissa sedikit bingung dengan apa yang sekarang dibahas oleh mereka. Karissa kemudian memastikan, "Kakak you langsung marah pas you pulang?"

"Ngga langsung tapi besoknya. Aku kurang inget gimana kejadiannya, soalnya aku ketiduran jadi cuma inget samar-samar," jelas Seriya.

Karissa bertanya lagi, "Dia langung marah dan bilang kalo you hang out bukan cuma sama I aja?" Seriya hanya mengiyakan saja pertanyaan Karissa barusan. Seriya pun langsung memutus sambungan telepon setelah mendengar Sanjaya memanggilnya.

"Kakaknya dia tahu darimana soal I? I kan baru kenal sama Seriya baru-baru ini. Apa Seriya udah ceritain soal I yah? Brother? ... I tanya sama you ih," celoteh Karissa. Ettan yang sedang berada di kamarnya Karissa hanya berkata, "Terserah you aja."

Di tempat lain, Seriya menuruni tangga untuk memenuhi panggilannya Sanjaya.

"Seriya ... seminggu ke depan nanti kamu di rumah sendirian yah? Aku akan ke luar kota untuk dinas selama seminggu."

"Ya ampun tiba-tiba banget. Hati-hati yah selama di sana."

"Bisa yah seminggu tanpa aku?" ucapnya sambil mengusap puncak kepala Seriya. Seriya pun hanya bisa menyetujui keputusan dadakan kakaknya itu.

Setelah berpamitan singkat, Sanjaya langsung pergi dengan menggunakan mobil kebanggaannya. Sementara Seriya yang baru mau masuk kembali ke rumah mendapat pesat singkat dari Karissa, "You udah ceritain I yah ke kakak you?" pesan itu hanya dibalas, "Belum" oleh Seriya.

Di rumahnya Karissa ia berteriak sesaat setelah pesan Seriya sampai padanya. Ettan yang sedang bermain game melemparkan hpnya kerena terkejut dengan teriakan tiba-tiba Karissa, "Astaga nagaaaa, anjir lah apaan tiba-tiba mengaum gitu?"

"You tahu ngga? Kakaknya Seriya tahu soal I."

Ettan yang sedang menepuk-nepuk telinganya hanya menjawab, "Ngga tahuuuuuu tuhhhhh", Karissa sukses dibuat kesal oleh Ettan.

Karissa pun akhirnya meledak, "I matiin nih hotspot Hp I !" 

'Wait sister, wait. Jangan gitulah nanggung ini lagi main game. Siapa yang salah coba kalo wifi di rumah error, ya kan?"

Jika Seriya belum menceritakan tentang dirinya pada Sanjaya, tahu darimana Sanjaya? Karissa bahkan belum pernah bertemu dengan Sanjaya. Apakah Seriya tidak menyadari keanehan ini?

Sore harinya, Sanjaya sampai juga ke hotel di kota tujuannya. Ia kemudian berdiri di depan pintu lift menunggunya terbuka. Lift pun akhirnya terbuka dan keadaan di dalam sana bisa dibilang cukup penuh. Baru saja masuk, Sanjaya langsung mencium aroma parfum yang sudah lama tidak pernah tercium. Aroma familiar yang identik dengan orang itu. Sanjaya juga bergumam, "Baccarat Les Larmes?"

Sanjaya tidak berani untuk menengok ke belakang. Ia terlalu takut apabila pemilik aroma parfum ini adalah benar-benar orang itu. Lantai gedung tujuannya Sanjaya adalah lantai 9 dari 10 lantai. Tapi di lantai 6, ada dua orang yang keluar dari lift. 

Satu sentuhan lembut mendarat di bahu kirinya Sanjaya, itu sukses membuatnya tersentak. Sanjaya tidak berani untuk melihat kemana arah pria itu akan pergi. Sesuai dengan prasangkanya, orang itu adalah pria yang paling ingin Sanjaya hindari. Kenapa setelah sekian lama menghilang, pria itu menampakkan dirinya lagi. Hidupnya Sanjaya sudah jauh lebih tenang semenjak kepergian 2 tahun silam. Kira-kira apa yang membuatnya memutuskan untuk kembali?

Setelah sampai ke kamar hotelnya, Sanjaya menghempaskan tubuhnya ke atas kasur sambil menutupi wajahnya dengan pergelangan tangannya.

"Sialan, kenapa dia kembali. Kenapa dia kembali? Seharusnya dia tidak boleh kembali lagi. Apa yang akan terjadi padaku kedepannya? Lalu bagaimana dengan Seriya?"

Di tempat lain, di salah satu kamar hotel yang sama, lebih tepatnya di salah saru kamar di lantai 6 hotel ditempati oleh seorang pria dewasa. Pria itu tengah berdiri di balkon kamarnya sambil memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang.

"It's been a long time. So how are you doing?"

1
Yulyanee
Terima kasih yaa untuk supportnya(*^-^)
Nami/Namiko
Thor, jangan diam aja, kasih kabar kalo ada kendala, kami akan terus menunggu!
(^~^)Ara~Ara_sempai
Buat yang belum baca, jangan nyesel ketinggalan! 👍🏻
Kaworu Nagisa
Mantap tenan!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!