NovelToon NovelToon
Suamiku Boneka Keluarganya

Suamiku Boneka Keluarganya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Rini Antika

Sesama Author tolong saling menghargai, dilarang mampir jika hanya skip skip saja dan baca setengah-setengah, 🙏

Sebuah pernikahan harus didasari oleh kejujuran dan rasa saling percaya, tapi apa jadinya jika seorang Suami selalu berbohong kepada Istrinya dan lebih memilih menuruti semua keinginan Orang tua serta Keluarganya dibandingkan dengan keinginan Sang Istri?

Yuni selalu berharap jika Sang Suami bisa menjadi sandaran untuk dirinya, tapi ternyata semua itu hanya menjadi angan-angannya saja, karena Hendra bahkan tidak pernah membela Yuni ketika dia dihina oleh keluarga Suaminya sendiri.

Akankah Yuni bertahan apabila keluarga Sang Suami selalu campur tangan dalam rumah tangganya?

Baca kisah selengkapnya dalam Karya saya yang berjudul 'Suamiku Boneka keluarganya'.

Mohon dukungannya untuk Karya-karya receh saya, 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rini Antika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Yuni beserta kedua Anaknya baru sampai di rumah Orang tua Yuni pada pukul tujuh malam.

Kedua Orang tua Yuni terkejut ketika melihat kedatangan Yuni, Denis, dan Nadira yang basah kuyup.

"Nak, kenapa sudah malam begini Yuni baru membawa Anak-anak main ke sini? Apalagi pakaian kalian sampai basah kuyup seperti itu," tanya Bu Siti dengan mengambil Nadira dari gendongan Yuni.

"Barusan kami kehujanan Bu," jawab Yuni dengan mencium kedua tangan Orang tuanya.

"Sebaiknya Yuni bawa Denis ganti pakaian dulu, biar Ibu yang mengganti pakaian Nadira," ucap Bu Siti.

Setelah Yuni membawa Denis masuk ke dalam kamarnya, Pak Ibrahim mengatakan kecurigaannya kepada Bu Siti tentang kepulangan Yuni yang tiba-tiba.

"Bu, apa Yuni sedang memiliki masalah ya? Tumben sekali dia datang ke sini tidak di antar Nak Hendra."

"Nanti kita coba tanyakan sama Yuni, Pak."

"Pokoknya Bapak tidak akan setuju jika Yuni dan Nak Hendra sampai bercerai. Apa kata orang nanti kalau Yuni yang sudah memiliki dua Anak sampai berpisah dari Suaminya," ucap Pak Ibrahim.

"Bapak tenang dulu, belum tentu Yuni sedang bertengkar dengan Suaminya. Mungkin Yuni memang sengaja mengajak Anak-anak untuk menginap di sini," tutur Bu Siti.

"Semoga saja seperti itu. Mau di taruh di mana muka Bapak jika Yuni sampai menjadi seorang Janda, apalagi Bapak adalah sesepuh di kampung ini, di dalam keluarga kita juga tidak pernah ada yang bercerai," ujar Pak Ibrahim yang memang masih memiliki pemikiran kolot.

"Pak, kita tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, jadi Bapak jangan berbicara seperti itu," ujar Bu Siti mencoba menenangkan Suaminya.

Yuni merasa bingung ketika tidak sengaja mendengar perkataan Pak Ibrahim, padahal sebenarnya dia sudah tidak sanggup lagi menjalani rumah tangga dengan Hendra.

"Bapak sama Ibu tenang saja, rumah tangga Yuni sama Mas Hendra baik-baik saja kok," ujar Yuni yang mencoba menutupi semuanya.

"Syukurlah kalau seperti itu, Bapak jadi tenang mendengarnya. Yuni, kamu harus selalu ingat, sekarang kamu sudah menjadi seorang Istri. Seorang Istri wajib menuruti perintah Suaminya, karena ridha Allah ada pada ridha Suami kamu."

"Iya Pak, Yuni tau. Tapi bagaimana jika Suami kita sudah berbuat dzolim? Apa kita masih harus menuruti perintah Suami yang seperti itu?" tanya Yuni yang ingin tau jawaban Pak Ibrahim.

"Kalau seperti itu lain ceritanya, tapi Bapak yakin Nak Hendra bukan Suami seperti itu, apalagi kalian sudah sama-sama berjuang dari nol."

Yuni hanya bisa memendam semuanya dalam hati. Untuk saat ini dia tidak mungkin mengatakan masalah yang tengah menimpa rumah tangganya. Sampai akhirnya Yuni mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Kalau Ibu sama Bapak tidak keberatan, sebenarnya Yuni ingin menitipkan Anak-anak selama Yuni bekerja. Sebentar lagi Denis akan masuk TK, jadi Yuni berniat untuk menyekolahkan Denis di sini."

Yuni sengaja mencari alasan supaya tidak membuat Kedua orang tuanya merasa khawatir, apalagi kebetulan rumah Orang tuanya bersebelahan dengan TK.

"Kamu tidak perlu khawatir, Bapak sama Ibu pasti akan menjaga Anak-anak dengan baik. Kami justru senang karena bisa dekat sama Cucu kami," ujar Pak Ibrahim dengan memeluk tubuh Denis yang tengah duduk di pangkuannya.

"Iya, Bapak kamu benar, kami tidak akan kesepian lagi jika Denis dan Dira tinggal di sini," tambah Bu Siti dengan menciumi pipi gembul Nadira.

Yuni tersenyum melihat Denis dan Nadira tertawa bahagia ketika Bu Siti dan Pak Ibrahim mengajak kedua Cucunya tersebut bermain, apalagi dia tidak pernah melihat pemandangan seperti itu ketika tinggal di rumah keluarga Hendra.

Sepertinya mengajak Denis dan Nadira tinggal di sini adalah keputusan yang tepat. Setidaknya di sini mereka bisa mendapatkan kasih sayang yang tidak pernah mereka dapatkan dari keluarga Mas Hendra, ucap Yuni dalam hati.

Beberapa saat kemudian, Adik Yuni satu-satunya yang bernama Mia terdengar mengucap salam setelah pulang kerja dan kuliah, karena kebetulan Mia mendapatkan beasiswa di Kampus yang sama dengan tempat Elsa Adik Hendra kuliah.

"Mbak Yuni apa kabar?" ucap Mia dengan memeluk tubuh Yuni serta Kedua Keponakannya.

"Alhamdulillah baik, Mia. Kamu juga sehat kan? Semakin lama Adik Mbak semakin cantik saja," puji Yuni kepada Adik kesayangannya.

"Alhamdulillah Mia juga baik Mbak. Padahal tadinya besok Mia mau main ke rumah Mbak karena sudah kangen sama Anak-anak."

"Untuk sementara waktu Mbak sama Anak-anak bakalan tinggal di sini dulu. Sebentar lagi Denis akan masuk Sekolah, jadi Mbak bakalan tenang kalau Sekolahnya deket."

"Terus gimana sama Mas Hendra? Mas Hendra kan gak betah kalau menginap di sini, apalagi kalau sampai harus tinggal di rumah ini?" tanya Mia.

"Mas Hendra akan tetap tinggal di rumah Orang tuanya sampai Mbak mendapatkan rumah kontrakan di sekitar sini," jawab Yuni.

"Berarti Mbak sama Mas Hendra pisah ranjang dong," celetuk Mia.

Pak Ibrahim yang mendengar perkataan Mia langsung saja menegurnya.

"Mia, kamu tidak boleh berbicara seperti itu, kamu harus ingat jika ucapan itu adalah do'a."

"Mia cuma bercanda Pak. Kenapa sih Bapak selalu serius? Sesekali Bapak harus bercanda juga supaya tidak cepat tua."

"Kita boleh bercanda, tapi harus tau apa yang boleh dan tidak dibawa bercanda, karena urusan rumah tangga itu bukan main-main," tegas Pak Ibrahim.

"Iya, iya Pak Kyai, maaf saya sudah salah. Oh iya, barusan Tante Mia beli roti bakar, Denis sama Nadira makan ya roti bakarnya. Kalian gak usah bagi-bagi sama Kakek," ujar Mia, kemudian berlari ke dalam kamar, apalagi Pak Ibrahim sudah menatap tajam ke arahnya.

Pak Ibrahim terlihat berpikir ketika Yuni mengatakan sedang mencari kontrakan, karena kebetulan ada dua rumah milik tetangganya yang akan dikontrakan.

"Yun, kebetulan ada dua rumah tetangga kita yang mau dikontrakin, kalau kamu mau, nanti Bapak bilangin sama yang punya rumah. Bapak juga mengerti kalau Nak Hendra pasti tidak betah tinggal di rumah kita yang jelek dan sempit, kalau rumah yang mau dikontrakin kebetulan bagus, harga kontraknya juga murah."

Yuni sebenarnya merasa bingung jika nanti Orang tuanya menanyakan keberadaan Hendra apabila mereka tidak melihat Hendra tinggal di rumah yang Yuni kontrak.

Yuni yakin jika Hendra tidak akan bersedia ke luar dari rumah Mama Meti, apalagi saat ini hubungan dia dengan Hendra sedang tidak baik, dan Mama Meti pasti akan kembali mengancam Hendra.

"Nanti Yuni coba berdiskusi dulu sama Mas Hendra, Pak."

"Bapak bukannya tidak mau kamu dan Anak-anak tinggal di sini, tapi jangan sampai Suami kamu berpaling pada perempuan lain kalau kalian terlalu lama tinggal terpisah, lagian rumahnya juga bersebelahan, jadi Anak-anak bisa terus tinggal di sini kalau kalian pergi kerja."

Yuni hanya diam mendengar perkataan Pak Ibrahim. Selama ini dia selalu menutupi masalah rumah tangganya dari siapa pun, termasuk dari kedua Orang tuanya.

Maaf Pak, Bu, Yuni tidak bermaksud mengecewakan kalian, tapi Yuni sudah tidak sanggup lagi menjalani rumah tangga dengan Mas Hendra, batin Yuni.

*

*

Bersambung

1
Siti Zaid
Alhamdulilah...tahniah author..semoga terus berjaya dalam penulisan dan juga hidup...🥰
Rini Antika: Amin YRA, 🤲 terimakasih banyak do'a dan dukungannya selama ini 🥰
total 1 replies
Siti Zaid
Bu siti sangat bijak..mungkin naluri seorang ibu...apa pun semoga pak Ibrahim tidak terus berniat menjodoh kan mia dengan bayu...
Sunshine
Alhamdulillah, selamat Kak Thor, semoga semakin sukses dengan karya" nya, makasih jg double up nya
Rini Antika: makasih banyak do'a dan dukungannya selama ini, 🙏
total 1 replies
Sunshine
perempuan itu kamu Yuni
Sunshine
betul bgt Yuni 👍👍
Irma
selamat yah thor

emang agak lain pak Ibrahim ini

semangat thor
Rini Antika: makasih banyak Bumil 🥰
total 1 replies
Patrick Khan
.alhamdulilah kak.. jd harus rajin up nya ni☺
Patrick Khan: bismilah ya kak.. 🤲🤲🤲
Rini Antika: insyaalloh kalau gak sibuk, 😁 pembacanya masih blm banyak, kalau Up banyak" takut masih belum bisa kebuka penilaian d Bab 40, do'ain ya moga dapat 40 bab terbaik juga, kemarin karya s Amira sama sekali gak dapat apa", mudah"an sekarang dapat, 🤲
total 4 replies
Ma Em
Alhamdulillah selamat ya Thor semoga selalu sehat dan sukses dgn karya2 nya , ditunggu Yuni dan Hendra yg akan segera bercerai , semoga Yuni bahagia bersama anak 2 nya setelah berpisah dgn Hendra, lbh baik hidup menjanda tapi bahagia daripada punya suami tapi hidupnya menderita .
Rini Antika: Terimakasih banyak do'a dan dukungannya selama ini Kak, 🙏 Sehat dan sukses selalu juga untuk Kakak, 🤲 betul bgt Kak, prinsip ku jg gitu 👍👍
total 1 replies
Irma
mari kita istighfar dulu ok
Ma Em
Tak apa agar Yuni karena sekarang Yuni punya bukti perselingkuhan Hendra dgn Lisa mungkin foto itu dikirim sama Lisa sengaja agar Yuni tau kelakuan suaminya , malah bagus untuk Yuni buat bukti nanti , Yuni lbh baik beritahu sama bapak kamu Yuni semua kelakuan Hendra dan keluarganya .
Rini Antika: terimakasih banyak dukungannya selama ini Kak 🙏
total 1 replies
Sunshine
sekarang sudah saatnya Yuni menggugat cerai Hendra. semangka Kak Thor, aku selalu menunggu kelanjutannya 🥰
Rini Antika: oke siap, aku mikir dulu. terimakasih banyak dukungannya selama ini 🙏
total 1 replies
Sunshine
makan tuh penipu Hendra, rasakan nanti kamu dan keluarga bakalan jadi gelandangan
Sunshine
sadar woy, kamu sendiri yg jalang dan pelaķor
Sunshine
aduh Pak, jangan aneh" deh
Siti Zaid
Sungguh sangat menjijik kan sikap Hendra dan liza...betapa bodoh nya hendra yang percaya apa saja yang liza katakan mengenai yuni....😡😡
Rini Antika: Terimakasih banyak selalu nyempetin baca karya receh saya Kak, 🙏
total 1 replies
Irma
kepada bapak Ibrahim yg terhormat coba deh selidiki menantu anda itu pak yah dia itu nggak sebaik apa yg bapak kira bahkan sekarang dia sudah melakukan dosa besar pak bahkan menghianati yuni anak bapak bahkan menantu bapak itu sudah mengingkari janji nya kepada ALLAH SWT saat ijab dulu dan saya harap jantung bapak masih kuat menerima semua kenyataan kalau menantu yg bapak kira baik itu sekian dari saya

semangat thor asli kesel banget gue sama Hendra dia itu bukan bodoh lagi iiiiiiiiihhhhhhh kesel banget awas luu Hendra habis kau
Rini Antika: sabar Bumil, sabar, 🤭
total 1 replies
Ma Em
Pak Ibrahim tolong cari tau dulu bagaimana kelakuan Hendra pada Yuni begitu juga dgn keluarganya bagaimana Yuni diperlakukan sama orang tua Hendra , Thor buat Bayu menceraikan Yuni biarkan Hendra dgn Lisa dan Yuni bebas dari suami yg tdk bertanggung jawab , semoga Yuni berjodoh dgn Bayu .
Rini Antika: oke siap, sabar sebentar ya, sekarang masih belum saatnya, 🤭🙏
total 1 replies
Siti Zaid
Sepertinya Lisa tidak sedar diri ya...sendiri jalang mengatai yuni jalang...moga selepas hidup Hendra berantakan bersama keluarganya...
Sunshine
Semangat terus Kak Thor, aku selalu menunggu kelanjutannya 🥰
Sunshine
Bagus deh Hendra emang cocoknya sama s Lisa, kalau sudah selingkuh, Yuni pasti akan lebih mantap bercerai dari Hendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!