NovelToon NovelToon
Heavenly Body, Broken Trust!

Heavenly Body, Broken Trust!

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Romansa / Ahli Bela Diri Kuno / Fantasi Wanita
Popularitas:623
Nilai: 5
Nama Author: kimlauyun45

Banxue tidak pernah meminta kekuatan—apalagi anugerah terkutuk berupa Tubuh Surgawi—kekuatan kuno yang diburu oleh sekte-sekte suci dan klan iblis sekaligus. Ketika masa lalunya dihancurkan oleh pengkhianatan dan masa depannya terancam oleh rahasia, ia memilih jalan sunyi dan pedang.

Dalam pelarian, dikelilingi oleh teman-teman yang tak sepenuhnya bisa ia percaya, Banxue memasuki Sekte Pedang Azura… hanya untuk menyadari bahwa kepercayaan, sekali retak, bisa berubah menjadi senjata yang lebih tajam dari pedang manapun.

Di tengah ujian mematikan, perasaan yang tak diucap, dan badai takdir yang semakin mendekat, Banxue harus memilih: berjuang sendirian—atau membiarkan seseorang cukup dekat untuk mengkhianatinya lagi?

Di dunia di mana kekuatan menentukan nilai diri, sejauh apa ia akan melangkah untuk merebut takdirnya sendiri?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kimlauyun45, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEBOHONGAN

Sekte Pedang Azura berdiri megah di atas dataran tinggi berawan, dengan gerbang batu pualam yang menjulang dan ukiran naga langit yang melingkar di tiang gerbangnya. Banxue berdiri mematung di depan gapura, bersama Fengyu yang berada di sisinya. Hatinya tak tenang. Ia tahu, sejak meninggalkan gua dan mengalahkan para bandit, ada yang berubah. Linrue dan Wayne menjadi lebih tenang... terlalu tenang.

Tak lama, seorang pria berseragam putih bersulam bordir perak mendekat. Wajahnya dingin, matanya tajam, tubuhnya tegap.

"Senior Wayne, Senior Linrue. Kepala Cabang Utara telah menanti laporan perjalanan kalian," (ucapnya, memberi hormat dalam sikap penuh penghormatan).

Banxue membeku.

Fengyu menoleh cepat ke arah Linrue dan Wayne. Banxue menatap keduanya dengan tajam.

"Apa maksudnya ini?"( tanyanya, suaranya datar namun menusuk).

Linrue menunduk pelan. Wayne membuka mulut, seolah ingin menjelaskan, tapi Banxue melangkah mundur.

"Kalian... selama ini kalian..." (suaranya bergetar namun tertahan).

 "Kalian mengawasiku? Menyembunyikan siapa kalian sebenarnya?"(Bibir menegang, sedikit terangkat sebelah seolah mencibir sinis).

"Bukan begitu, Banxue," (kata Wayne pelan). "Kami ingin memastikan kau... aman."(timpanya).

"Aman? Atau hanya ingin menguji apakah aku cukup layak untuk masuk sektemu?!"(seru banxue dengan Alis terangkat sedikit di awal — ekspresi syok campur sinis, lalu berubah menjadi muram).

"Kami hanya ingin—"(Wayne menghela napas).

"Bertarunglah denganku, Wayne." (Banxue menatap tajam. Suaranya tak bisa dibantah).

Semua terdiam. Bahkan angin pun seolah berhenti bertiup.

Lapangan latihan sekte dipenuhi murid yang penasaran. Wayne berdiri di satu sisi, mengenakan seragam putihnya. Banxue berdiri di seberang, dengan pakaian pengelana yang masih menempel noda debu perjalanan.

 "Banxue, jangan lakukan ini. Wayne tidak berniat jahat..."(Linrue mencoba mencegahnya)

"Kau tidak tahu apa-apa, Linrue,"( sahut Banxue tanpa menatapnya. )

"Bagi seseorang sepertiku, kepercayaan bukan hal yang bisa dibagi sembarangan."(timpa banxue dengan ekpresi sebelumnya)

Wayne menarik napas. Ia mencabut pedangnya perlahan. Cahaya dingin memantul dari bilahnya. Ia mengambil posisi bertahan.

Banxue tidak memberi aba-aba. Ia melesat seperti anak panah.

Benturan pertama, pedang mereka beradu. Banxue menyerang seperti badai gunung: keras, cepat, dan tanpa ampun. Wayne mundur beberapa langkah, menangkis setiap serangan dengan presisi namun enggan.

"Kau menahan diri," (desis Banxue, seraya menebas dari arah samping).

"Aku tak ingin melukaimu."(balas Wayne dengan suara sedikit bergetar)

"Tapi kau melukaiku sejak kau berbohong."(Alis sedikit berkerut di tengah, dagu menunduk sesaat sebelum kalimat diucapkan).

Serangan Banxue makin cepat. Tubuhnya seperti bayangan yang sulit ditangkap. Tekniknya—Serangan Tiga Bayangan Retak Langit—adalah teknik peninggalan klan yang telah musnah. Saat pedangnya berputar, menghasilkan tiga arah tebasan sekaligus, Wayne tak mampu menangkis semuanya. Salah satu bilah menebas pundaknya, membuatnya terjatuh berlutut, pedangnya terlepas.

Terdengar helaan napas dari para murid yang menyaksikan. Beberapa bahkan berdiri, ingin maju, namun Fengyu menahan mereka dengan satu tatapan.

Banxue mendekat. Ia menatap Wayne dari atas, lalu menunduk dan berbisik:

"Saat kau mulai berbohong, kau akan terus melakukannya. Menjauhlah dariku, Wayne. Aku tidak butuh orang seperti kalian."(ujar banxue dengan mata menatap tajam).

Wayne menatapnya, mata kelam dan diam. Linrue menahan napas, tak berani bicara.

 "Xuer... kau baru saja membuat batas di antara kita semua."(Fengyu hanya menyilangkan tangan, dan berucap lirih pada angin).

Banxue membalikkan badan dan melangkah menjauh dari kerumunan.

Tapi di kejauhan, seseorang dari kalangan tetua sekte menyaksikan diam-diam. Tatapannya tajam menelusuri gerak Banxue, dan bibirnya melengkung pelan.

"Jadi kau... tubuh surgawi yang kami cari."(Ucap seorang mata-mata yang mengawasi banxue).

1
Daisy
Keren banget sih cerita ini! Baca sampe subuh aja masih seru.
Winifred
Wow! 😲
Axelle Farandzio
Bahasanya halus banget!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!