NovelToon NovelToon
TERJERAT CINTA DUDA

TERJERAT CINTA DUDA

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Aliansi Pernikahan / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Desty Cynthia

Alana Shaabira Dewantara harus menelan pil pahit tak kala Calvin lebih memilih di jodohkan dengan pilihan orang tuanya daripada bersama Alana.
Ditengah kegalauan Alana, masa lalunya muncul kembali. Teman semasa kecilnya yang dulu Alana cintai sebelum Calvin.
"LEPASIN KAK!" Alana terus menghindari pria masa lalunya itu.

Tangan kokoh seseorang menarik tangan Alana "Jangan sentuh milikku! Alana tunanganku!" Ucap Erlando Agathias dengan gentle.

Seketika itu hati Alana berdesir dia menatap lekat Erlando dan berlindung dibelakangnya. "Tenang ada aku!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desty Cynthia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semakin Dekat

Pagi yang cerah ini Erlando tengah bersiap ke rumah sakit, dia akan memberanikan diri menemui Alana duluan. Emil, asisten Erlando datang sambil berlari ke ruang kerja bossnya.

"Boss, semalam ada kecelakaan yang melibatkan kakaknya Alana, ini boss! Bahkan banyak media yang sudah memberitakannya."

Erlando segera melihat isi video itu "Ya ampun, apa kakaknya_"

"Tidak boss. Namun wanita yang bersama kakaknya Alana meninggal. Dan...satunya lagi_"

"Kenapa Emil?"

"Dia buta boss. Dan sekarang dokter sedang mencari donor mata untuk pasien itu." Ucap Emil.

-

-

Setelah seminggu ini keluarga Alana sibuk merawat kedua kakaknya dan segala dramanya. Kini Alana dan para dokter sibuk mencari info tentang donor kornea mata.

"Dimana aku harus mencari donor mata buat kak Zena?" Alana mengadahkan kepalanya dan memejamkan matanya, sungguh dia lelah sekali.

Di balik pintu ada Erlando yang mengintip, dia menunggu celah supaya bisa masuk ke keluarga Dewantara. "Aku akan menolongmu, Alana. Tunggu aku!" Erlando pun pergi dari sana.

Tanpa Alana ketahui, Erlando ternyata sudah menghubungi dokter Dika yang menangani kakak iparnya. Bahwa Erlando akan mendonorkan mata almarhumah istrinya.

Alana mendapat kabar dari dokter Dika, bahwa ada pendonor yang akan mendonorkan kornea matanya. Alana pun segera memberitahu keluarganya saat sarapan pagi.

Bagai angin segar akhirnya kakak iparnya Alana akan segera mendapatkan donor kornea matanya. Seperti biasa Alana akan disibukan dengan pekerjaannya sebagai dokter. Tak terasa pendonor itu akan menemui kakak iparnya.

Sepulang Alana bekerja, dia melihat ada 2 mobil dihalaman rumahnya. Ketika dia masuk, ternyata ada dokter Dika dan satu orang asing yang sepertinya adalah pendonornya. Dia menghampiri pertemuan itu, dan cukup ketus pada pendonor itu.

-

-

-

Setelah berdiskusi masalah ini dan kedua belah pihak telah menandatangani berkas persetujuan operasi, Erlando dan dokter Dika pamit pulang. Namun mereka pisah mobil. Tak disangka mobil Alana menghalangi mobil Erlando.

Alana dengan langkah kesal menghampiri Erlando, dia akan memindahkan mobilnya. "Bisa minggir enggak? Aku mau pindahin mobil?" Ketus Alana.

"Setahu saya, keluarga Dewantara menjungjung tinggi sopan santun nona." Celetuk Erlando "Maksudnya? Om pikir aku enggak sopan gitu?" Alana sudah bersedekap dada.

"Kamu makin cantik dan mempesona Alana." Gumam Erlando dalam batinnya.

Erlando mendekati Alana dengan jarak yang cukup dekat dengan jantung yang berdebar. Mata Erlando menelisik wajah cantik Alana.

"Saya bukan om kamu. Umur saya juga enggak setua itu nona." Erlando tersenyum dengan sangat manis.

Membuat Alana sedikit gugup. "Ii-iya maaf, sanaan, aku mau lewat!" Alana buru buru masuk ke mobil dan memindahkan mobilnya.

Dia keluar dari mobil dan lari masuk kerumah. "Hahaha lucu banget, sayang aja jutek! Akhirnya aku bisa lebih dekat melihat wajah kamu." Ucap Erlando sembari masuk mobil.

-

-

Tak terasa waktu operasi mata kakak iparnya telah tiba, ketika Alana pulang kerja, ada kabar yang cukup membuat dia sedikit shock.

"Gimana Zen, kamu udah siap untuk operasi?" Tanya papih Al pada menantunya itu, yaitu kakak iparnya Alana, Zenata.

"Insya Allah siap pih." jawab Zena dengan lembut.

"Bagus! Papih sudah carikan dokter terbaik yang akan mengoperasi mata kamu, dan nanti juga Erlando akan ikut bergabung dengan dokter Lee." Lanjut papih Al sembari mengunyah makanannya.

"Dia kan cuma pendonor pih, ngapain pakai ikut segala?" ketus Alana yang heran mendengar papihnya.

"Erlando dokter spesialis mata, dia punya reputasi yang sangat baik. Dia juga akan ikut mendampingi dokter Lee yang akan mengoperasi Zena!"

DEG

Alana sedikit terkejut ternyata selain pengusaha Erlando juga sama dengannya yaitu dokter. "Kamu kenapa Al?" Tanya mamih Aleesya.

"Enggak kok mih!"

-

-

FLASHBACK

BRUK

"Awww lihat lihat donk kalau jalan." Gerutu Alana. Ketika tatapan mereka bertemu ternyata Erlando yang tak sengaja menabrak Alana.

"Maaf nona, saya enggak sengaja. Ada yang luka?" Tanya Erlando dengan lembut.

"Enggak kok!" Jawab Alana dengan ketus dia juga langsung merapihkan pakaiannya. Ketika Alana akan pergi, ternyata ada seorang pria yang menghampiri Alana. Erlando hanya menyaksikan mereka berdua.

"Siapa lelaki itu?" Gumam Erlando batinnya. Dia masih memperhatikan Alana.

"Alana, kenapa kamu menghindar terus!" ucap seorang pria bernama Asraf yang ingin meraih lengan Alana.

Namun Alana malah berlari dan menghampiri Erlando, berlindung dibelakangnya. Dia bingung dengan sikap Alana, namun dia senang juga Alana mendekatinya.

"Aku udah bilang, jauh-jauh kak, lebih baik kakak pergi jangan ganggu aku lagi. Aku...aku udah tunangan sama mas Erlan? Iya kan mas?" Alana dengan tatapan memohon sembari memegang lengan Erlando.

Seperti diberikan lampu hijau, Erlando akan memanfaatkan moment ini agar bisa lebih dekat dengan Alana, wanita pujaan hatinya. Tangan Erlando refleks memeluk pinggang Alana dan mencium kening Alana didepan Asraf.

Betapa terkejutnya Alana dengan perlakuan Erlando. Ingin rasanya dia menendang pria tuir ini. Kalau bukan karena Asraf, Alana sudah pasti membogem Erlando.

"Al kamu...?"

"Lebih baik anda pergi, jangan ganggu tunangan saya!" Ucap Erlando dengan tegas, dia pun menggenggam erat tangan Alana dan pergi dari sana.

-

-

Sesampainya diruangan Alana, dia menghempaskan tangan Erlando. "Om jangan macam-macam yah! Tadi kan cuma pura-pura!" gerutu Alana.

"Hahaha kamu sendiri yang mulai nona. Oke...karena kamu bilang tadi kita tunangan, gimana kalau kita tunangan beneran." ucap Erlando dengan tatapan mautnya. Alana mundur hingga terpojok.

"Aku teriak nih, sana enggak?!"

"Oke, aku akan pergi. Kita ketemu 3 hari lagi nona."

"Maksudnya?"

Erlando pamit dari sana sembari tersenyum manis dan memberanikan diri membelai wajah Alana. Sementara Alana masih diam seperti patung mendapat perlakuan manis dari Erlando.

-

-

-

Seusai makan Alana ke kamarnya dia merebahkan dirinya dan menatap langit langit. "Argh kenapa sih mesti dia? Pasti sekarang dia lagi ngerasa bangga, iyuhh sebel." Gerutu Alana.

DRRRTTTT DRRRTTT DRRRRRTTTT

Alana menoleh ke nakas, dia melihat ponselnya yang bergetar, ternyata ada telepon masuk. Namun dia enggan menjawabnya, terlebih yang menghubunginya adalah mantan pacarnya dulu, yaitu Calvin.

"Ngapain sih nelepon mulu? Udah punya istri juga." Alana membanting ponselnya ke kasur, dia pun berjalan menuju balkon kamarnya dan merenung disana.

Siapa sangka ada seseorang dari jauh sedang melihat Alana. Erlando bagaikan stalker yang hampir tiap hari memandangi Alana di balkon.

"Ingin sekali aku memelukmu Alana, entah kenapa sejak pertemuan pertama itu, aku makin tak bisa melupakanmu?" Gumam Erlando didalam mobilnya.

-

-

Akhirnya hari yang dinanti tiba, operasi mata kakak iparnya akan dilaksanakan hari ini. Alana menyelesaikan dulu pekerjaannya. Bagaimana pun juga dia masih punya tanggung jawab. Dan orang tuanya pun tak masalah.

Erlando baru datang dan langsung menghampiri Alana. "Doain saya yah, tunanganku...!" Ucap Erlando sembari menyentuh ujung hidung Alana gemas.

Semua anggota keluarga melongo atas apa yang di ucapkan Erlando barusan. "Ja-jangan di dengerin! Gitulah duda karatan hehehe!" Alana seperti tertangkap basah dia gelagapan.

"Duduk sayang, kamu pucat mukanya!" Kata mamih Aleesya. Alana pun duduk disebelah mamihnya.

1
Rian Moontero
lanjuuuttt/Determined//Determined/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!