Seumur hidupnya Anne selalu hidup dalam tekanan, dia tumbuh menjadi gadis lemah dan penakut. Kata-kata andalannya hanya satu, "Maafkan Saya."
Anne percaya hanya kata maaf yang mampu membuat hidupnya selamat.
Hingga sebuah peristiwa membuatnya terjebak dengan seorang Presdir dingin, Jackson Wu.
"Maafkan Saya, Tuan. Saya mohon jangan pecat Saya. Saya mohon maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ILKP Bab 16 - Tidak Ingin Dia Kelaparan
Dosma tidak langsung bekerja menuju bagiannya setelah keluar dari ruangan asisten Willy, dia justru mendatangi pantry yang ada di lantai atas untuk menemui Anne. Dosma yakin betul jika saat ini wanita itu tengah berada di sana.
Dan benar saja dilihatnya Anne tengah duduk dengan santai di meja paling ujung menikmati bekal yang dia bawa.
'Astaga, bisa-bisanya wanita itu menikmati semuanya disaat Aku baru saja mendapatkan teguran. Jangan-jangan ini semua memang termasuk rencananya, entah apa yang sebenarnya dia sampaikan pada asisten Willy,' geram Dosma.
Dengan amarah yang nampak jelas di wajahnya Dosma pun masuk hingga membuat Anne sedikit terkejut.
Reflek Anne berdiri, padahal mulutnya masih penuh dengan makanan.
Tadi Anne sudah menemui sekretaris Jackson, tidak ada pekerjaan yang harus dia lakukan pagi ini, sebab meja tuan Jackson juga sudah dirapikan kemarin sore. Sang sekretaris meminta Anne untuk beristirahat di pantry saja sampai menunggu ada pekerjaan.
Karena itulah Anne memakan bekalnya.
"Enak sekali kamu ya, sarapan di sini dengan tenang sementara aku mendapatkan teguran," ucap Dosma, dia menatap sengit ke arah Anne.
Makanan yang berapa saat lalu terasa sangat enak ini mendadak sulit untuk Anne telan. Dia belum tahu kenapa Dosma tiba-tiba marah.
"Apa kamu sudah menemui asisten Willy? sebenarnya apa yang kamu sampaikan padanya sampai membuatnya marah padaku," tanya Dosma lagi, menuntut penjelasan.
Dan Anne langsung bisa memahami situasi yang sedang terjadi, seperti yang diucapkan oleh asisten Willy saat mereka masih berada di dalam mobil bahwa beliau akan menolak keinginan Dosma bertukar posisi.
Tadi asisten Willy pasti sudah menyampaikan itu dan sekarang Dosma merasa marah padanya.
'Ya Tuhan, kenapa asisten Willy tidak mengiyakan saja keinginan mbak Dosma,' batin Anne serba salah.
Sungguh dia sedikitpun tidak berpikir bahwa posisi OG pribadi ini adalah posisi yang memang hanya dikhususkan untuknya. Anne pikir posisi ini memang umum dan siapapun bisa menempatinya.
Anne tidak merasa keberatan andai digantikan oleh yang lain, Anne tidak memperdulikan hal itu yang penting baginya hanyalah bekerja di sini dan tidak mengecewakan Deon.
"Jawab Anne, Jangan hanya diam saja. Apa yang kamu katakan pada asisten Willy?"
"Ma-maaf Mbak, tapi saya hanya menyampaikan seperti yang mbak Dosma minta. Saya ingin posisi saya digantikan mbak Dosma."
"Ada apa ini?" tanya seseorang yang masuk ke dalam sana. Salah satu karyawan di lantai atas. Langsung merasa ada sesuatu yang tidak beres ketika masuk ke dalam sini.
"Tidak ada apa-apa, Bu. Saya hanya ingin mengingatkan Anne untuk tidak makan di jam kerja," jawab Dosma yang pandai sekali mencari wajah.
Anne jadi semakin menunduk, padahal dimulutnya bahkan masih ada sedikit sisa makanan. Dengan susah payah dia telan makanan tersebut.
"Tidak apa-apa Bu, memang saya yang memintanya untuk istirahat di sini tadi. Lagipula pekerjaannya hanya untuk melayani tuan Jackson, bukan mengerjakan pekerjaan yang lain," ucap sekretaris Jackson yang tiba-tiba juga datang ke pantry. Dia bahkan mengambil minum sendiri tidak memerintahkan Anne.
"Mbak Dosma kenapa malah di sini? harusnya sudah mulai bekerja di lantai bawah kan?" tanya sang sekretaris dan membuat Dosma tak bisa berkutik.
"Baik sekretaris Nadia, saya permisi," jawab Dosma dengan kepala yang menunduk, namun benci yang semakin menumpuk pada Anne.
Sumpah dia sangat menginginkan posisi Anne tersebut, dia tidak akan pernah menyerah untuk memperjuangkan posisi itu. Posisi yang lebih layak untuknya.
"Lanjutkan makanmu Anne, tidak perlu terlalu tegang bekerja di sini," ucap sekretaris Nadia dengan tersenyum.
Jackson memiliki dua sekretaris, salah satunya adalah Nadia. Bukan yang menerima berkas pemberian Anne kemarin.
"Te-terima kasih sekretaris Nadia," jawab Anne, kepalanya menunduk dalam. Dia kembali duduk saat semua orang akhirnya keluar dari pantry.
Anne menghela nafasnya dengan kasar, mencari kelegaan yang berbeda saat lalu hilang. Bahkan untuk makan saja rasanya sulit sekali.
Alhasil Anne menghentikan sarapannya, meski sebenarnya masih ingin makan namun dia tahan diri. Menang benar ucapan Dosma, tidak seharusnya dia sarapan di jam kerja meskipun menjadi OG pribadi Jackson.
Jam sembilan pagi akhirnya Anne mendapatkan tugas, salah satu sekretaris Jackson mengatakan padanya agar membuat kopi untuk tuan Jackson.
Anne mengerjakannya dengan baik, membawa nampan berisi kopi dia memasuki ruangan sang Presdir.
Sejak pertama kali masuk, Anne sudah menjadi pusat perhatian Jackson. Wanita yang terus menunduk dan selalu bejalan hati-hati, tapi cukup cepat saat berlari.
"Maaf Tuan, Anda ingin kopinya saya letakkan dimana?" tanya Anne, sebab di sana banyak sekali meja. Pertama meja kerja Jackson, kedua meja sofa tempat menyabut tamu, ketiga meja di samping dekat jendela. Bahkan ada meja panjang pula di belakang kursi kerja Jackson.
"Letakkan di sini," jawab Jackson, menepuk meja kerjanya sendiri.
"Baik, Tuan." Dengan hati-hati Anne meletakkan kopi itu di sana.
"Kamu sudah sarapan?" tanya Jackson.
Deg! Anne terkejut, padahal pertanyaan itu sangat sederhana. Tapi seperti itulah Anne, jantungnya gampang sekali bereaksi terkejut.
Lagipula kenapa Jackson mengajukan pertanyaan seperti ini, bukankah pertanyaan itu tidak perlu dipertanyakan?
"Sudah Tuan, saya sudah sarapan. Permisi."
"Jangan bohong, bekal yang kamu bawa tadi memang untuk sarapan dan makan siang. Jadi habiskan jatah sarapan mu."
"Baik Tuan, akan saya habiskan. Saya permisi."
"Apa? Akan saya habiskan? berarti kamu belum makan, kenapa berbohong?"
"Anu ..." Anne jadi tidak tahu harus menjawab apa, kenapa hal tentang sarapan saja membuatnya jadi terintimidasi begini.
Bahkan tiap kata yang dia ucapkan begitu diteliti oleh Jackson.
"Habiskan bekal sarapan mu, paham?" tanya Jackson kemudian dan Anne hanya mampu menganggukkan kepalanya.
Padahal Anne sudah tidak ingin makan di jam kerja, tapi Jackson malah memintanya untuk menghabiskan sarapan. Anne merasa serba salah.
"Saya permisi, Tuan," ucap Anne setelahnya dan Jackson tidak menahan lagi.
Namun setelah Anne keluar barulah Jackson menyadari semua yang terjadi, betapa Anne sebegitunya tak ingin berada di sini, di satu ruangan dengannya. Sebab setelah Jackson hitung-hitung, Anne telah mengucapkan kata permisi sebanyak tiga kali.
"Astaga, kenapa hal seperti itu saja aku pikirkan," gumamnya lantas membodohi diri sendiri, dia adalah seorang CEO dengan banyak agenda penting.
Dan Anne tidak termasuk dalam agendanya tersebut.
"Fokus Jack, fokus. Kenapa pula tentang sarapan Anne sampai kamu pertegas seperti itu," gumamnya lagi.
"Tidak, aku melakukannya bukan karena tertarik. Aku hanya sedikit peduli pada kehidupannya yang menderita. Aku hanya tidak ingin menambah penderitaannya dan aku hanya tidak ingin dia kelaparan," ucap Jackson meyakinkan hatinya sendiri.
"Ya, seperti itu."
😀😀😀❤❤😉😉😍😙😗😗
Kak Jackson adl suamimu,, dan selamanya akan begitu....,, yakini itu,, dan qta meyakini juga bahwa kak Jackson skrg hatinya sedang penuh dgn kembang setaman Krn saking bahagianya mendengar ucapan mu 🥰💐💐💐💞
berbalik org yg jelek sok kecantikan 🤣