Alone Claney hidup dalam kesendirian seperti namanya. Ibu suri yang terpikat padanya pun menjodohkan Alone dengan putra mahkota, calon pewaris tahta. Tak seperti cerita Cinderella yang bahagia bertemu pangeran, nestapa justru menghampirinya ketika mengetahui sifat pangeran yang akan menikahinya ternyata kejam dan kasar.
Karena suatu kejadian, seseorang datang menggantikan posisi pangeran sebagai putra mahkota sekaligus suaminya. Berbeda dengan pangeran yang asli, pria ini sungguh lembut dan penuh rasa keadilan yang tinggi. Sayangnya, pria itu hanyalah sesosok yang menyelusup masuk ke dalam istana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Cinta Pertama
"Jangan biasakan menguping pembicaraan orang!" ketus Alone.
"Siapa yang menguping? Kalian membicarakan itu di tempat yang bebas dimasuki siapa pun!" Bright berdalih, masih dengan memasang gaya santai.
"Lalu kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Alone sambil melihat sekeliling ruangan yang kini hanya ada mereka berdua.
"Apa hanya kalian berdua saja yang boleh masuk ke perpustakaan kerajaan?" cetus Bright dengan nada yang terdengar kesal, "ah, jangan bilang ini sudah menjadi tempat favorit kalian untuk berduaan."
"Jangan sembarangan bicara! Aku dan Pangeran Flynn sama-sama gemar membaca."
"Wow, manis sekali kedengarannya! Kalian satu hobi. Sangat cocok!" Bright menepuk tangannya, tetapi gelenyar kekesalannya semakin terasa dari nada ucapannya.
Respon Bright yang cukup berlebihan membuat mulut Alone setengah terbuka diikuti helaan napas berat yang keluar. "Kenapa kau tiba-tiba jadi sinis seperti ini?!"
"Karena kau calon istri saudaraku, sementara dia ... orang yang paling diwaspadai olehnya."
"Dengarkan aku ... aku dan Pangeran Flynn hanya berteman. Dia baik padaku dan banyak membantuku sejak aku menginjakkan kaki di istana. Aku tidak bisa membencinya seperti yang saudara kembarmu lakukan."
Bright terdiam. Sejujurnya, ketika melihat Alone tengah bersama Flynn, seolah menghadirkan segumpal perasaan yang berkecamuk di dadanya.
Ini lucu! Atas dasar apa dia bersikap seperti ini? Benarkah karena Alone calon istri saudara kembarnya? Ataukah karena Flynn merupakan sosok yang tak disukai Julian? Di antara kedua itu, manakah jawaban yang paling cocok dengan perasaannya saat ini?
Melihat Bright yang kini diam saja, Alone lantas bertanya, "Bagaimana kesanmu di hari pertama masuk ke istana? Kau tidak melakukan hal-hal yang membuat mereka curiga, kan?"
"Tentu saja tidak! Tapi, ayahmu tadi sempat membantuku saat mereka mempertanyakan suaraku," jawab Bright dengan masih mempertahankan posisinya yang berdiri di sudut rak, tapi tidak menoleh ke arah perempuan itu.
"Syukurlah ...." Alone menarik napas sejenak, kemudian kembali bertanya dengan sedikit kaku. "Lalu ... Apa ... kau ... sudah bertemu dengan kepala pelayan di paviliun?"
"Tentu!" jawab Bright cepat.
"Menurutmu ... dia orang yang seperti apa?" tanya Alone pelan.
"Dia cantik untuk ukuran wanita yang sudah berusia matang. Dia sangat perhatian melebihi tugasnya sebagai pelayan. Pembawaannya juga sangat dewasa," jawab Bright lurus.
"Kau menjelaskan tentangnya dengan sangat detail!" Alone tersenyum kecut dengan kepala yang tertunduk.
"Aku hanya mencoba mencari jawaban apa yang membuatnya dicintai saudaraku."
Mendengar balasan Bright, membuat Alone Alone mengangkat wajahnya. "Jadi kau sudah tahu?"
Kali ini, Bright membalas tatapan Alone. "Kau juga tahu, kan? Tapi kenapa tidak memberi tahu aku dari awal tentangnya?"
Alone menutup rapat mulutnya, semacam tak berniat menjawab. Ia malah kembali menunduk.
"Nona Alone, kau sudah melanggar perjanjian kita untuk saling terbuka satu sama lain." Bright langsung menyinggung kesepakatan mereka.
Alone semakin tertunduk dalam. Dengan suara yang nyaris berbisik ia berkata, "Apakah ada wanita yang sanggup menceritakan tentang wanita lain yang dicintai calon suaminya? Terlebih ... kau mungkin tak akan mau ikut bersamaku, jika tahu bukan aku wanita yang dicintai saudaramu."
Alasan Alone cukup bisa diterima oleh Bright. Namun dia sudah terlanjur kesal saat ini. Kesal yang tak jelas.
"Percintaan kalian yang dramatis bukan urusanku! Aku ke sini hanya untuk mengamankan posisi tahta yang dimiliki saudaraku," ucapnya dengan nada tak acuh seraya membuang muka.
Hening. Tak ada balasan apa pun dari Alone. Hal itu membuat ekor mata Bright pun mencoba melirik ke arah Alone. Perempuan itu terus bergeming dengan kepala yang semakin tertunduk dalam. Pandangannya pun jatuh pada kedua tangan Alone yang tampak meremas gaunnya sendiri hingga membentuk gulungan kecil.
"Julian terlahir tanpa sosok ibu di sisinya. Dia tidak pernah mendapatkan kelembutan dan kasih sayang dari seorang ibu. Orang-orang di sekelilingnya hanya tahu membentuk dirinya menjadi seorang raja, tapi lupa kalau dia tetaplah seorang anak yang butuh figur seorang ibu. Kurasa, mungkin inilah yang membuatnya terikat kuat dengan pelayannya. Apalagi wanita itu sudah berada di sisinya dan mengurus segala kebutuhannya layaknya seorang ibu selama bertahun-tahun." Bright berucap dengan tenang sembari memusatkan tatapannya pada Alone.
Alone tertegun sejenak. Bright selalu menilai Julian dari sisi positif. Bahkan untuk hal-hal yang tak terpikirkan di benak Alone sendiri. Ini membuktikan betapa ia sangat menyayangi saudaranya itu.
"Tapi aku yakin, ketika kalian telah bersama, lambat laun ... dia pasti bisa terpikat padamu," sambung Bright.
"Terima kasih sudah menghiburku," ucap Alone dengan wajah datar.
"Jadi kau pikir ini kata-kata yang kuucapkan cuma sekedar untuk menghiburmu?"
"Tidak juga. Aku benar-benar berharap yang kau katakan itu benar." Kini wanita itu tersenyum lembut.
Bright kembali menyilangkan tangannya di bawah dada. "Omong-omong, kenapa kau tidak memilih pangeran Flynn saja? Dia menyukaimu, kan?"
"Karena yang kucintai adalah saudara kembarmu, Pangeran Julian."
"Apa yang membuatmu mencintainya? Apa karena dia calon penerus tahta?" selidik Bright penuh tudingan.
Alone menggeleng. "Aku bahkan sudah jatuh cinta padanya sebelum tahu statusnya. Dia cinta pertamaku," jawab Alone seraya mengingat kembali awal pertemuannya dengan Julian yang begitu berkesan baginya.
Jawaban Alone itu membuat Bright merenung sesaat. Cinta pertama? Pria itu menyeringai. Namun sedetik kemudian, wajahnya pun tenggelam.
.
.
.
Like dan komeng
kasihannya Julian dia mengalami kerusakan organ tubuh apalagi penggunaanya dalam jangka panjang aku yakin Julian sebelumnya pangeran yg baik hati dan aku menduga kalau Alone pernah bertemu dengan Julian sebelum dia di rusak dan kecanduan opium.
Makin geram dengan kelakuan pejabat² di negara Verudia gak kalah kotornya dengan pejabat di negara kami para tikus2 berdasi dan juga bandit² berseragam.
Bright Alone Tolong segera berantas kekacauan ini byk hal yg harus kalian benahi 🤗
Masih 1 pangeran loh belum 2 pangeran yang lebih keren wkwk