Perjodohan

Damian dan Catherine duduk di meja makan untuk makan pagi. Catherine membuka percakapan dengan membahas soal pernikahan mantan suaminya yaitu Frans Wijaya. ia ingat jika sebelum perceraian dirinya pernah menghina Frans dengan mengatakan jika tidak akan ada wanita yang mau menikah dengannya jika tahu dirinya mandul. sekarang Catherine cukup terkejut Frans menikahi seorang gadis berusia dua puluh dua tahun, mungkin lebih pas jika menjadi keponakan Frans.

"Honey kau lihat Frans sungguhan menikah, aku rasa ia hanya mau membuatku percaya jika masih ada wanita yang mau menikah dengannya" kata Catherine.

Damian terdiam menikmati makan paginya, sesungguhnya ia juga terkejut dengan keputusan mantan sahabatnya itu. tapi Damian tidak ingin menyulut api permusuhan dengan Frans, ia sudah di cap penghianat dan itu berimbas pada perusahaannya yang kehilangan banyak mitra.

"Hentikan ikut campur urusan Frans, kalian sudah menjadi masalalu jadi lupakan saja dan fokuslah pada program kehamilan mu"

"Honey tapi kemarin malam dia mengundang kita dinner merayakan pernikahannya"

"Benarkah? kenapa kau tidak memberitahuku?" kata Damian kesal.

"Aku sengaja tidak memberitahu mu agar kita tidak perlu datang, aku sudah bilang kalau Frans itu hanya mau membuktikan padaku kalau masih ada yang Sudi menikahi pria mandul sepertinya" kata Catherine.

"Cate berhenti mengatai dia mandul bukankah kau tahu sendiri jika..."

"Cukup! aku bilang Frans mandul!" kata Catherine tegas menghentikan ucapan suaminya sebelum ada yang tidak sengaja mendengar rahasia diantara mereka soal kemandulan Frans.

"Terserah" Damian bergegas meninggalkan ruang makan dan beranjak ke mobilnya untuk berangkat ke kantor.

Catherine meraih ponselnya mengamati foto-foto pernikahan Frans dan Violet di media online.

Aku yakin Frans pasti membayar gadis itu agar mau menikah dengannya, lihat saja meski wajahnya cantik tapi ia terlihat norak dan kampungan!

***

Violet pergi ke dapur melihat Mina dan pelayan lain sedang sibuk mengerjakan tugas masing-masing.

"Nona? kenapa kemari?" tanya Mina sembari buru-buru mengeringkan tangannya dengan serbet bersih.

"Hanya lihat-lihat saja, aku bosan di kamar terus" kata Violet.

Sepulang dari hotel, setelah menurunkan Violet di halaman rumah Frans langsung pergi ke kantor bersama Ibas jadilah rumah sepi dan Violet yang biasa aktif itu bosan terus berada di dalam kamarnya.

"Nona mau makan sesuatu? atau mau saya buatkan masakan?" tanya Mina.

"Tolong buatkan aku sup pedas, pedas sekali" kata Violet.

"Sup pedas nona?"

kening Mina berkerut, selama ini pelayan di rumah tidak pernah memasak makanan pedas karena Frans tidak menyukai rasa pedas. bahkan ada pelayan yang langsung di pecat karena tida sengaja mencampur bubuk cabai kedalam sup daging dan Frans memakannya. akibatnya tuan mereka itu marah dan pelayan langsung di pecat.

"Kenapa?" tanya Violet.

"Tuan Frans tidak suka pedas jadi saya pikir nona juga tidak suka"

"Pantas saja semua makanan disini tidak ada yang terasa pedas sedikitpun, jadi pak Frans yang galak itu takut pedas?"

Mendengar Violet menyebut Frans galak membuat Mina dan rekannya saling melempar pandangan. mereka tertawa cekikikan.

"Haha kalian terlihat senang, cepat buatkan sup pedasnya aku tunggu di halaman ya"

"Siap nona"

Violet pergi ke halaman samping duduk di taman yang asri sembari menatap kolam ikan koi. Violet tidak mengerti harga ikan tapi sepertinya ikan-ikan itu cukup mahal.

Tak berapa lama sup pesanan Violet sudah siap dimeja makan. Violet bergegas menikmati sup pedas itu dengan lahap. selama tinggal di rumah Frans lidahnya begitu merindukan makanan pedas.

Mina tiba-tiba menghampiri Violet yang sedang asyik makan sup, wajah Mina terlihat cemas.

"Ada apa Mina?" tanya Violet sembari meraih tisue untuk menyeka sudut bibirnya.

"Ada tamu nona"

"Katakan saja jika pak Frans tidak di rumah"

"Bukan mencari tuan tapi...mencari nona Violet"

"Mencari saya?"

Mina mengangguk pasrah.

Violet tidak merasa mengundang siapapun, ia juga belum memiliki teman selama pindah ke kota mengikuti Frans lalu siapa yang datang mencarinya. tidak mungkin ayah dan ibu jika mereka datang pasti memberi kabar terlebih dahulu.

Violet berjalan menuju ruang utama, ia menatap seorang perempuan yang membelakangi arah pandangnya. perempuan itu tinggi semampai, pakaiannya modis dan elegan. sepertinya wajahnya juga cantik pikir Violet. melihat siluet perempuan itu ia yakin tidak pernah bertemu sebelumnya.

"Anda siapa?" tanya Violet ramah.

Perempuan itu berbalik menatap Violet dengan senyum sinis dan pandangan seolah sedang memberi penilaian pada penampilan Violet.

"Perkenalkan, aku Catherine...."