Gigolo Tapi Perjaka

Arsya mengajak Dewi dan Annie duduk bersama. Ia berniat untuk mendiskusikan kerjaannya.

"Apa Tante Dewi dan Tante Annie mau menghabiskan malam bersamaku?" tanya Arsya.

"Iya!" Dewi dan Annie menjawab bersamaan. Keduanya juga reflek saling bertatapan.

"Sean akan bersamaku!" tegas Annie.

"Enak aja. Aku datang duluan dari kau!" balas Dewi.

"Eh! Kita datangnya barengan kali!" sahut Annie.

"Oke, oke. Jangan berantem dong, Tante-Tante yang cantik," sergah Arsya sambil tersenyum kecut. Untung saja dia berhasil menghentikan perdebatan yang terjadi. Hening menyelimuti suasana dalam sesaat.

"Aku heran, soalnya aku nggak biasanya melihat kalian begini. Kalian pasti sama-sama lagi menghadapi masalah yang berat," ucap Arsya.

"Aku akan kasih tahu kalau kau memutuskan pergi denganku," kata Dewi. Sementara Annie memilih diam.

"Mmm... Bagaimana kalau aku yang memilih. Kalian setuju?" pungkas Arsya.

"Ide bagus," tanggap Annie. Sementara Dewi tampak menganggukkan kepala.

Arsya menatap Annie dan Dewi secara bergantian. Dia lagi-lagi terpikir untuk memanfaatkan kesempatan sekarang. Senyuman miring perlahan terukir di wajahnya.

Arsya sendiri cukup mengenal Dewi dan Annie.

Kedua wanita dewasa itu sama-sama sudah berkeluarga. Memiliki anak dan suami yang kaya raya.

Dewi merupakan istri seorang pengusaha kaya di kota. Ia bahkan sudah memiliki dua anak. Namun Dewi sering merasa kesepian karena suaminya selalu sibuk bekerja.

Sementara itu Annie, dia adalah istri pengusaha dan petinggi politik. Arsya bahkan tahu kalau suaminya Annie dekat dengan Eddy Alamsyah yang dirinya kenal.

Gilanya tujuan Annie sering tidur dengan Arsya karena tahu suaminya berselingkuh. Dia sama sekali tak berniat bercerai, namun lebih memilih membalas perselingkuhan suaminya dengan selingkuh.

Sungguh, saat mengetahui seluk beluk Annie, Arsya merasa miris sekali. Mungkin itulah alasan Arsya tak pernah bernafsu pada wanita-wanita yang membayarnya. Rata-rata semua wanita itu nakal. Jadi Arsya merasa tidak jahat saat melakukan hipnotis pada mereka.

"Aku akan memilih orang yang mau membayarku lebih dari biasanya," cetus Arsya.

"Oke! Aku akan bayar kau 20 juta!" Dewi menjadi orang pertama yang menawarkan lebih dulu.

"Aku akan bayar kau 25 juta!" Annie segera angkat suara.

Dewi mendelik pada Annie, dan berkata, "27 juta!"

"30 juta!" Annie masih tak terima kalah.

Arsya sendiri terlihat terperangah dalam keadaan hati yang senang. Dia tak sabar dengan seberapa tinggi Annie dan Dewi akan beradu angka rupiah.

"Ah! Aku mau langsung saja tawarin harga tertinggi. 50 juta!" imbuh Dewi.

"Cih! Itukah harga tertinggimu?" balas Annie. Dia melirik Arsya sambil tersenyum percaya diri. "Kau akan berakhir bersamaku, Sean. Aku akan memberimu 100 juta!" tawarnya.

Mendengar itu, Dewi tampak kaget. Mulutnya nampak ternganga. Ia juga tidak bicara lagi. Sepertinya dia tidak bisa menawarkan uang sebesar itu pada Arsya.

"Tante Dewi?" panggil Arsya memastikan.

"Aku akan menghubungimu lagi nanti." Dewi berlalu pergi begitu saja sembari membawa tasnya.

Melihat Dewi pergi, Annie tersenyum puas. Dia berucap, "Ayo kita pergi!"

"Oke. Aku akan bersiap. Tante tunggu saja di depan," sahut Arsya.

Annie mengangguk dan segera pergi keluar gym. Sedangkan Arsya pergi ke ruang loker. Di sana dia membersihkan diri dahulu ke kamar mandi. Selanjutnya, Arsya mengganti pakaian.

Bersamaan dengan itu, rekan kerja sesama personal trainer datang.

"Kau harus hati-hati. Sepandai-pandainya tupai melompat, dia bisa jatuh juga," celetuk Ferdi.