NovelToon NovelToon
Kesayangan

Kesayangan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:986
Nilai: 5
Nama Author: MalyaIgus17

Jadilah milik ku maka akan ku singkirkan apapun yang membuatmu ragu. aku juga bisa membawa mu keluar dari semua masalah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MalyaIgus17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7 Numpang

Setelah kejadian dimana Gea menceritakan tentang kisah sahabatnya Galih terus membayangkan sesulit apa hidup Cinta selama ini.

Bahkan kesehatan mental yang terus digaungkan anak muda jaman sekarang tidak lagi berlaku untuknya.

Kembali lagi Galih selalu mempertanyakan kenapa gadis itu tetap bertahan. Bahkan setelah penghinaan yang diterimanya.

Iya malam itu Cinta mendapat teguran keras dari bibinya. Bahkan teguran langsung dia dapatkan di depan pamannya.

Biasanya Bibinya hanya berani di belakang suaminya tapi sekarang dia bahkan memikirkan perasaan suaminya lagi.

kejadian malam itu

Bibi Hanum menatap tajam ke arah keponakan suaminya itu. Dia lelah bekerja dengan hectic nya kegiatan di Toko, tapi bisa-bisanya anak ini pergi main tanpa mengenal waktu.

Apalagi Bibi Hanum melihat Cinta yang di antar menggunakan mobil mewah. Semakin menambah kekesalannya.

Cinta tidak berbuat apapun saja bibi Hanum sudah kesal apalagi dia berbuat seperti sekarang ini.

fikir bibi Hanum setidaknya Cinta harus membantunya lah di Toko, begitu sorot mata Bibi Hanum seolah berbicara.

"Sudah makan Cinta...?" suara Paman Bayu terdengar membuat Cinta menghentikan langkahnya dan duduk di kursi ruang tamu yang biasa di pakai paman untuk nonton TV. Maklum rumah ini tidak terlalu besar hanya ada 3 kamar tidur, dapur merangkap ruang makan dan ruang tamu merangkap ruang bersantai.

"Sudah Paman.." Cinta menjawab pertanyaan pamannya. Pamannya tidak berubah selalu selembut ini. Bahkan kekhawatiran orang lain mengenai tinggal dengan paman adalah pilihan buruk, semuanya terbantahkan karena pamannya memang benar-benar paman yang bertanggungjawab.

"Iya pasti udah lah, ini Lo sudah jam berapa?" Bibi Hanum sewot. Melihat kearah jam dinding.

Cinta menunduk mendengar suara bibinya.

"Bukannya bantu di toko, ini malah keluyuran sampai tidak kenal waktu. Udah kayak orang kaya saja...,!"

"Bu...!" paman memanggil istrinya untuk menghentikan apapun yang akan dia ucapkan. Menurutnya ucapan istrinya terllau berlebihan. apalagi menurut paman Bayu keponakannya tidak punya kewajiban untuk membantu mereka.

Apalagi kakaknya yang menitipkan Cinta padanya sebelum wafat sudah menyisihkan jatah khusus untuknya sebagai ucapan terimakasih.

"Ayah, Jangan dibela terus lah. Kalau memang salah ya salah. Dia juga harus bisa prihatin sama hidup kita. Ayah kerja setiap hari sampai tidak pulang, giliran pas libur ayah harus bantu di toko. Sedang dia bukannya dari awal bantu ini malah sibuk sama teman-teman nya itu!. Ingat ya!" menunjuk ke arah Cinta " mereka itu anak orang kaya, yang tidak perlu memikirkan ini itu. Sedang kamu hanya, hanya menumpang hidup paling tidak...."

"Ibu...!" Paman Bayu meninggikan suaranya sedang Cinta tertunduk diam. Dia ingin membantah kalau dia tidak membantu hanya hari ini saja. Dia juga perlu bermain untuk rehat sejenak. Tapi, kembali lagi Cinta bahkan tidak berani meski hanya sedikit berdebat dengan bibinya.

Dia salah. Dan itu benar.

Bibinya marah karena tidak dibantu itu juga masuk akal.

Karena dia hanya menumpang hidup.

"Masuk ke kamar mu...!" paman Bayu memberi perintah pada ponakannya. Dan Cinta menurut tanpa bertanya bahkan tanpa melihat kearah paman dan bibinya.

Cinta mengaku salah, bahkan sekarang rasa bersalahnya seolah bertambah berkali-kali lipat.

"cih, di bela aja terus. Makanya jadi enggak tau diri kaya gitu ..!" Bibi Hanum berdiri dan meninggalkan suaminya sendiri.

Sedang paman Bayu hanya diam saja setelahnya.

Cinta berdiri di balik pintu kamarnya terduduk setelah mendengar ucapan terakhir bibinya.

Cinta tidak bisa untuk tidak menangis. Dia merepotkan dari dulu dan Cinta sadar itu, Bahkan karena itu Cinta juga berusaha membantu sebisanya. entah itu pekerjaan rumah atau bahkan soal Toko. Bahkan Cinta dengan sadar membagi uang pensiunan kedua orangtuanya ke Bibi Hanum dan tanpa sepengetahuan Pamannya.

Tapi semuanya kurang, bahkan sekarang Cinta tersadar bukan jasanya yang kurang atau sikap baiknya yang kurang melainkan dirinya adalah kekurangan yang sangat di harapkan bibinya untuk menghilang.

Melihat sahabatnya murung membuat Gea memaksa Cinta untuk bercerita. Gea merasa bersalah karena sikap sahabatnya berubah semenjak dia mengajak sahabatnya ini berkunjung ke rumah paman dan bibinya.

Dan akhirnya Cinta menceritakan semuanya dan berharap bebannya sedikit berkurang setelah di bagi.

Dari situlah Galih tau dan terus memikirkan nasib Cinta bahkan sampai dengan sekarang.

Setelah lelah memikirkan Galih akhirnya bertemu dengan Cinta. Sahabat dari adik sepupunya. Tau yang lebih hebatnya apa?, mereka bertemu tanpa adanya Gea.

"Jalan-jalan ya...?" Galih membuka pembicaraan setelah memastikan Cinta duduk dengan nyaman dengan jus mangga tepat didepannya.

Cinta mengangguk mengiyakan meskipun bukan itu tujuannya berkeliaran di mall besar ini.

Cinta berniat untuk mencari lowongan pekerjaan di tempat ini. Kenapa harus mall. Karena banyak sekali teman seperjuangan nya bekerja di tempat ini dengan sistem kerja per shift.

Namun setelah seharian berkeliling Cinta tidak menemukan satupun tempat yang membutuhkan pegawai. Bahkan Cinta dengan sengaja bertanya namun dengan lantang di jawab kalau lowongan kosong.

Sedang Galih yang memang tengah mengecek barang baru yang mulai di edarkan di mall ini terkejut setelah melihat sahabat Gea ini berkeliling seolah tidak ada tujuan.

"Kirain tadi sama Gea..." dengan cepat Cinta menggeleng.

"Sendiri kok kak. Kebetulan hari ini enggak ketemu Gea..." masih menunduk.

Galih mengerutkan dahinya " Dia tidak kuliah..!" langsung membesar matanya dan berpikir kalau adik sepupunya itu pasti bolos.

Lihat aja, kalau benar bolos. Galih sendiri yang akan memberi nya pelajaran.

"enggak Kak. Bukan gitu maksud ku...."

"terus..."

"Cinta yang enggak kuliah..." beritahu Cinta malu. Wajar bukan, akan sangat aneh kalau Cinta biasa saja dalam situasi ini.

Galih menghentikan niat nya untuk bicara setelah pelayan datang mengantar dimsum yang dia pesan.

"Ayo makan, kalau enggak suka bisa ganti yang lain ..." mendorong piring dimsum ke arah Cinta. Tidak jadi melanjutkan pertanyaannya. Toh Galih sudah bisa menyimpulkan alasan mereka tidak bertemu.

" terimakasih kak. Ini enak..." ucap Cinta setelah menggigit satu dimsum udang.

"syukurlah.." untuk sejenak Galih terdiam. Pura-pura sibuk dengan dimsum di depannya. Alasannya seperti itu ya supaya Cinta bisa makan dengan tenang.

Setelah beberapa suapan " Boleh kakak tanya enggak...?" bicara dengan lembut.

"Boleh..." mengangguk seraya menutup mulutnya yang penuh dimsum. malu sekali sebenarnya tapi gimana dong Cinta benar-benar lapar sekarang.

"Mau kerja sama Kakak enggak...?"

☘️

☘️

☘️

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!